Mohon tunggu...
titik khasanah
titik khasanah Mohon Tunggu... -

Perempuan imut lahir di Ngawi 21 tahun silam, saat ini sedang menempuh kuliah disalah satu Perguruan Tinggi swasta di Kabupaten Ngawi. aktifitas sehari-hari mengajar disalah satu Madrasah dan aktif di organisasi kemahasiswaan Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Ngawi.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Bulan Syawal Hampir Habis,,, Saatnya Menyongsong Bulan Dzulqa’dah(SELO)

12 September 2012   10:44 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:34 1791
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setelah kita selesai menunaikan puasa dibulan romadhon, kita merayakan kemenangan di bulan syawal. Dalam moment syawal tersebut kita melakukan rutinitas orang islam di indonesia mulai dari sholat idhul fitri, silaturahmi sampai kita melakukan puasa 6 hari dibulan syawal. Selain itu banyak hal/acara yang dilakukan oleh umat islam.Mulai dari undangan halal bihalal,pernikahan dan lain-lain. Ya–intinya, semua ingin meningkatkan tali silaturahim, saling memaafkan, memulai lembaran baru dan semangat baru. Tentu banyak tausiyah dan kebaikan yang disampaikan para ustadz atau penceramah dalam acara-acara tersebut. Boleh jadi kita sudah sering mendengar sebelumnya, tapi mungkin juga ada beberapa hal yang baru pertama kita dengar, atau bisa juga mendengarkan cara penyampaian yang berbeda, kadang jenaka, untuk hal yang pernah didengar sebelumnya.

Nah saat ini bulan syawal hampirterlewatkan dan mulai menyongsong bulan dzulqa’dah masyarakat biasa menyebutnya bulan selo.Bulan dzulqa’dah termasuk dalam bulan haram yang artinya bulan yang dimuliakan/disucikan.selain bulan dzulqa’dah ada bulan lain yang dimuliakan yaitu bulan Dzulhijjah, Muharram dan Rajab. Bulan-bulan ini di istimewakan oleh Allah Ta’ala dengan kesuciannya dan Dia menjadikan bulan-bulan ini sebagai bulan-bulan pilihan di antara bulan yang ada. Allah Ta’ala berfirman:

Sesungguhnya bilangan bulan disisi Allah ialah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, diantaranya empat bulan haram…”(QS. At Taubah:36)

Orang-orang arab pada masa Jahilyah mengharamkan (mensucikan) bulan ini, mengagungkannya serta mengharamkan peperangan pada bulan-bulan ini. Imam Ibnu Katsir rahimahullah mengatakan, “Bulan-bulan yang diharamkan (disucikan) itu hanya ada empat. Tiga bulan secara berururtan dan satu bulannya berdiri sendiri (tidak berurutan) lantaran adanya manasik Haji dan Umrah. Maka , ada satu bulan yang telah diharamkan (disucikan) yang letaknya sebelum bulan-bulan Haji, yaitu bulan Dzulqa’dah, karena ketika itu mereka menahan diri dari perang. Sedangkan bulan Dzulhijah diharamkan(disucikan) karena pada bulan ini mereka pergi menunaikan ibadah Haji, dan pada bulan ini mereka menyibukkan diri dengan berbagai ritual manasik Haji. sebulan setelahnya, yaitu bulan Muharram juga disucikan karena pada bulan ini mereka kembali dari Haji ke negeri asal mereka dengan aman dan damai. Adapun bulan Rajab yang terletak di tengah-tengah tahun diharamkan (disucikan) karena orang yang berada di pelosok Jazirah Arabia berziarah ke Baitul Haram. Mereka datang berkunjung ke Baitul Haram dan kembali ke negeri mereka dengan keadaan aman.”(Tafsir Ibni Katsir)

Karena bulan dzulqa’dah merupakan bulan yang dimuliakan Allah memberi beberapa keutamaan dan keberkahan yang terkandung dalam bulan tersebut. Keutamaan dan keberkahan bulan dzulqa’dah yaitu:

Dia merupakan salah satu bulan Haji (asyhurul hajji) yang dijelaskan oleh Allah dalam friman-Nya:

(Musim) Haji adalah beberapa bulan yang dimaklumi…”(QS.Al Baqarah:197)

Asyhurun ma’luumaat (bulan-bulan yang dikenal) merupakan bulan yang tidak sah ihram Haji kecuali pada bulan-bulan ini (asyhurun ma’luumaat) menurut pendapat yang shahih. Dan yang dimaksud dengan bulan-bulan Haji (asyhurul hajji) adalah bulan Syawal, Dzulqa’dah dan sepuluh hari dari bulan Dzulhijjah. Diantara keistimewaan bulan ini, bahwa empat kali ‘Umrah Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam terjadi pada bulan ini, hal ini tidak termasuk ‘Umrah beliau yang dibarengi dengan Haji, walaupun ketika itu beliau Shalallahu ‘Alaihi Wassalam berihram pada bulan Dzulqa’dah dan mengerjakan ‘Umrah tersebut di bulan Dzulhijjah bersamaan dengan Hajinya.(Lathaa if al Ma’aarif, karya Ibnu Rajab; Zaadul Ma’aad).

Ibnul Qayyim menjelaskan pula bahwa ‘Umrah di bulan-bulan Haji setara dengan pelaksanaan Haji di bulan-bulan Haji. Bulan-bulan haji dikhususkan oleh Allah dengan ibadah Haji, dan Allah menjadikan bulan-bulan ini sebagai waktu pelaksanaannya. Sementara ‘Umran merupakan Haji kecil, maka waktu yang paling utama untuk ‘Umrah adalah pada bulan-bulan Haji. Sedangkan Dzulqa’dah berada di tengah-tengah bulan Haji tersebut.

Karena itu terdapat riwayat dari beberapa ulama Salaf bahwa disukai melakukan ‘Umrah pada bulan Dzulqa’dah.Akan tetapi ini tidak menunjukkan bahwa ‘Umrah di bulan Dzulqa’dah lebih utama daripada ‘Umrah di bulan Ramadhan. Keistimewaan lain yang dimiliki bulan ini, bahwa masa tiga puluh malam yang Allah janjikan kepada Musa untuk berbicara pada-Nya jatuh pada malam-malam bulan Dzulqa’dah. Sedangkanal asyr(sepuluh malan tambahan)nya jatuh pada periode sepuluh malam dari bulan Dzulhijjah berdasarkan pendapat mayoritas ahli Tafsir.

Tentang keutamaan bulan Dzul-Qaidah, Rasullullah saw bersabda:

1.Barangsiapa yang melakukan shalat sunnah di dalamnya, maka taubatnya diterima, dosa-dosanya diampuni, musuh-musuhnya ridha pada hari Kiamat, matinya dalam keadaan beriman, agamanya tidak dicabut darinya, kuburnya diluaskan dan diterangkan, kedua orang tuanya diridhai dan dosa mereka diampuni oleh Allah, rizkinya diluaskan, sakrakatul mautnya dikasihi oleh Malaikat dan ruhnya dicabut dari jasadnya dengan mudah.

2.Berpuasa tiga hari di bulan tersebut disunnahkan dan nilainya terhitung seperti puasadahr(setahun), karena amal shalih dalam Islam diganjar sepuluh kali lipat. Berpuasa sehari diganjar seperti puasa sepuluh hari. Maka siapa yang berpuasa tiga hari setiap bulannya, dia terhitung berpuasa setahun penuh.

3.Malam Tanggal 25 Dzul Qaidah adalah malam bumi dibentangkan dari bawah Ka’bah di atas air. Malam ini adalah malam yang mulia, malam diturunkannya rahmat Allah swt. Barangsiapa yang bangun malam untuk beribadah, ia akan memperoleh pahala yang tak terhingga selanjutnya malam 25 Dzul-Qaidah adalah malam kelahiran Nabi Ibrahim (as) dan Nabi Isa (as), malam ini adalah malam dibentangkannya bumi dari bawah Ka’bah dan Hari ke 25 adalah hari dibentangkannya bumi. Hari ini adalah termasuk hari yang empat, yang utama dan istimewa untuk berpuasa setiap tahun. Hari ini adalah hari Allah swt menebarkan rahmat-Nya, hari beribadah dan berkumpul untuk berdzikir kepada Allah, dan pahalanya sangat besar

Jika kita melihat hadist diatas sangat disayangkan jika kita melewatinya. Subhanallah sungguh mulia bulan dzulqa’dah tersebut semoga allah mempermudah kita dalam beribadah. Sa’at kita beraktifitas,  kapanpun ,dimanapun   dan apapun aktifitas yang kita lakukan niatkan untuk  mencari ridho ALLAH SWT. Jangan hanya mengharapkan pahala apalagi lebih parah lagi jika kita hanya menginginkan pujian dari manusia na’udzubillahi. InsyaAllah apapun yang kita lakukan akan menjadi  amal ibadah untuk kita dan akan menjadi bekal  di yaumil akhir, aamiin.

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun