Mohon tunggu...
Dwi Okta Nugraha
Dwi Okta Nugraha Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Blogger gado-gado Medioker di http://www.kasamago.com | dwioktanugroho.wordpress.com | twitter: @kasamago

Penggemar Hamster Sejati, Penyayang Kura Kura, Penikmat Unggas , Penonton Film, dan Pecinta tanaman.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Dari Tarlac menuju LHD, Sebuah Kebanggaan Bangsa

16 Mei 2016   20:10 Diperbarui: 16 Mei 2016   20:38 249
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pic by kasamago.com

Kasamago.com – – Beberapa waktu lalu, PT PAL sukses menyerahkan satu Kapal Militer jenis SSV (Strategic Sealift Vessel) bernama BRP Tarlac (LD601) multiguna kepada Pemerintah Filipina, Jumlah Pesanan Filipina semua berjumlah 2 Unit dengan nilai masing-masing sekitar 1 Triliun Rupiah. Inilah untuk pertama kalinya, Industri dalam negeri berhasil mengEksport produk kapal perang militer, Catatan emas bagi perjalanan pembangunan Industri Strategis Nasional.

Kemampuan PT PAL yang terus meningkat setelah aktif bekerjasama dengan beberapa Perusahaan galangan Kapal militer Belanda dan Korea Selatan memberikan dampak luar biasa PT PAL untuk mendapat panggung di pasar kapal-kapal militer. Kapal LPD (Landing Platform Docks) Makassar Class menjadi salah satu produk Flagship PT PAL, dan semakin mendapat nama setelah dioperasionalkan dan dimanfaatkan oleh TNI dalam berbagai penugasan baik militer maupun OMSP (Operasi Militer Selain Perang). Singkatnya, PT PAL menjadi pemenang Tender pengadaaan Kapal Jenis SSV bagi Angkatan Laut Filipina, kemenangan tender ini menjadi gerbang awal menuju kejayaan Industri Strategis Nasional.

Tarlac dikembangkan berdasarkan blueprint LPD Makassar Class, meski terlihat sama dengan versi milik TNI AL, Tarlac memiliki beberapa Perbedaan cukup signifikan. Apakah varian SSV Tarlac Filipina lebih canggih dari Makassar Class TNI ? Entahlah hanya produsen dan konsumen nya yang tahu. Sebenarnya bukan Kesuksesan PT PAL dengan Tarlac nya yang menjadi perhatian utama, tetapi pasca kesuksesan Tarlac Class, apakah PT PAL dapat diberi kepercayaan untuk mengembangkan Kapal Induk Helikopter ? (LHD/Landing Helicopter Docks).

Memiliki armada Kapal Induk bagi sebuah Angkatan Laut suatu negara adalah salah satu kebanggaan dan simbol kemapanan. Berhubung memiliki Kapal Induk Konvesional (AirCraft Carrier) pada umumnya yang hanya dimiliki segelintir Negara kemungkinan sulit dan sukar terwujud mengingat besarnya biaya operasional, persenjataan, Pesawat Tempur serta Barisan Pengawalnya (Carrier Strike Group). Kemunculan Kapal Induk Helikopter dapat menjadi pilihan alternatif ketimbang Kapal Induk normal yang sulit terjangkau, dan kini mulai banyak negara yang melirik maupun memanfaatkan LHD.

Bahkan Russia sang Raja Blok Timur cukup membuat kejutan dunia ketika pada 2008 Angkatan Laut Russia membeli LHD Mistral dari Perancis yang notabene blok Barat serta anggota NATO, musuh bebuyutan Russia. Sayang, Tekanan AS dan lainnya membuat Perancis menolak mengirimkan Mistralnya yang telah selesai kepada Russia sehingga Russia terpaksa banting stir membangun sendiri LHD nya.

PT PAL pun ternyata juga telah lama memiliki Konsep Kapal Induk Helikopter berbasis kapal Tanker Star 50, Kapal Kargo 50 ribu Ton terbaik di Dunia. Suatu konsep strategis dan apresiatif yang dilakukan PT PAL demi kemandirian Industri Strategis dimana salah satu tujuan utamanya adalah mengurangi ketergantungan Alutsista strategis dari luar negeri.

Mengapat LHD dirasa penting ? Pentingnya LHD adalah selain bisa di plot sebagai simbol kemapanan Angkatan laut, LHD yang memikik kemampuan menampung itu sanggup membawa banyak pasukan, senjata, kendaraan, logistik, dan helikopter tempur, plus Pesawat tempur yang mampu terbang dan turun vertikal (VTOL) seperti F35. Dengan segudang Fitur tersebut, karena LHD dapat diposisikan sebagai pangkalan militer mobile karena mampu digerakan kemana saja hingga ke dekat posisi lawan.

Dengan kapasitas dan prestasi PT PAL merancang sebuah Kapal Induk Helikopter bukan lagi hal yang mustahil, Sekarang tinggal menanti dukungan dan kepercayaan dari Pemerintah sebagai pemilik modal, dan TNI AL sebagai pengguna. So, mengingat nilai strategis sebuah LHD, berharap TNI AL segera memasukan pengadaan LHD dalam keranjang program modernisasi Alutsista MEF Tahap III (2020-2024) untuk produksi dalam Negeri, dan MEF Tahap II (2015-2019)  Bila Kemhan/TNI menghendaki membeli dahulu produksi asing, LHD Mistral ex Russia misalnya. Semoga Saja.. 

| KasamaGo

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun