Mohon tunggu...
Dwi Okta Nugraha
Dwi Okta Nugraha Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Blogger gado-gado Medioker di http://www.kasamago.com | dwioktanugroho.wordpress.com | twitter: @kasamago

Penggemar Hamster Sejati, Penyayang Kura Kura, Penikmat Unggas , Penonton Film, dan Pecinta tanaman.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Bela Negara, Mau Kayak Gimana?

20 Oktober 2015   16:58 Diperbarui: 20 Oktober 2015   17:04 173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="comicvine.com"][/caption]

Bingung dan heran terasa membuncah dipikiran tatkala media nasional ramai membahas niatan Pemerintah untuk menerapkan program Bela Negara (Defending the Country). Yang membuat bingung, bentuk bela seperti apakah yang kiranya akan direalisasikan Pemerintah kepada rakyatnya? Hingga pengumuman meluncurkan program Bela Negara pada hari Senin, 19 Oktober 2015, Saya sebagai masyarakat masih belum memahami bagaimana desain, model dan isi Bela Negara yang akan disuguhkan pemerintah.

Menurut penuturan di media masa, Pemerintah terkesan memaksakan program Bela Negara dimana bentuk penerapan Bela Negera dan Sosialisasinya belum didengungkan secarah menyeluruh kepada segenap rakyat bumi Nusantara. Soal bela negara, siapapun manusia yang lahir dan besar di bumi pertiwi pasti akan terpanggil hatinya dan wajib bahu membahu menyingsingkan lengan kemeja apabila negara memanggil atau negara dalam keadaan bahaya besar seperti agresi dari negara asing. Seolah bela negara adalah tindakan wajib yang memang diwajibkan oleh segenap penduduk nusantara yang memiliki KTP, tengah menunggu KTP maupun yang berencana memiliki KTP.

Bela negara tetap harus didukung sesuai dengan UU Ketahanan Nasional tentang Komponen Cadangan (Komcad) Yang menjadi soal adalah, program Bela Negara ini tanpa persiapan matang dan jelas, bagaimana anggarannya, mekanisme dan perealisasiaannya di lapangan. Namun bila peluncuran Bela Negara yang terkesan ngebut ini adalah upaya uji coba untuk mendapatkan proyeksi gambaran Bela Negara yang dibutuhkan kedepan rasanya sah sah saja , dengan cakupan yang masih terbatas pada wilayah atau pihak tertentu dan tentu saja, dapat dipertanggung jawabkan kepada rakyat.

Pendidikan dan perkembangan Bentuk Bela Negara

Salah satu manfaat yang dipetik dari Program Bela Negara adalah tumbuhnya Kedisiplinan, rasa cinta terhadap bangsa dan negara, serta mental yang tahan banting. Jika manfaat ini yang ingin dioptimalkan, Program Bela Negara dapat dimulai dari jalur Pendidikan, salah satunya adalh memanfaatkan ekstrakulikuler Pramuka. Pramuka menjadi wahana terbaik untuk menggembleng siswa siswi agar menjadi remaja tangguh, disiplin dan bela negara. Selain itu, ada ekstrakulikuler lain yang dapat dipilih pemuda pemudi bangsa untuk meraih pendidikan bela negara, yakni Beladiri Pencak Silat Merpati Putih, saya ketika SMA merasakan bagaimana sebelum berlatih, seluruh pesilat mengucapkan sumpah yang salah satunya berisi sikap setia pada Negara dan Bangsa. Inipun sudah membuktikan bahwa dalam dunia pendidikan, sebenarnya sudah tertanam benih benih penumbuh dan perangsang Bela Negara bagi generasi muda.

"Jangan tanya apa yang bisa negara berikan untuk kalian, tanyalah apa yang bisa kau berikan bagi negara", sebuah kalimat terkenal yang terlontar dari mendiang Presiden Amerika, John F. Kennedy ini begitu menghenyak. Daripada mumet memikirkan kenapa Negara ini selalu gagal untuk menggapai Impian dan cita cita bangsa yang diharapkan, lebih baik dimulai dari sendiri apa yang bisa kita berikan bagi negara. Sikap seperti ini jika lakukan oleh segenap penduduk nusantara dari jajaran atas hingga akar rumput, tentunya penggapaian tujuan bangsa yang diangkan akan lebih lancar tergapai. Sikap seperti ini pula dapat saya sebut sebagai bagian dari Bela Negara, Bela negara di era Digital seperti sekarang tak melulu harus berbentuk fisik menghalau serangan musuh yang datang menyerang. Di masa sekarang, Bela Negara rasanya multiple bentuk nya, menyentuh setiap aspek kehidupan tak hanya di ranah fisik (militer) tetapi merasuk ke pendidikan, sosial budaya, politik, dan lainnya.

Bela bila pantas di Bela

Jika apa yang kita bela memang layak untuk di bela, otomatis tanpa diminta pun kita akan berjuang untuk membela nya. Jika Negara berhasil membahagiaan rakyatnya, maka rakyat pasti tak akan sudi untuk berada dibarisan depan membela negara nya. Tetapi jika kondisinya masih jauh dari angan masyarakat, apakah ada jaminan seluruh rakyat negeri ini benar benar ikhlas membela negara? Terutama bagi yang setiap hari dilanda perut keroncongan? Lain hal Jika Negara dalam keadaan darurat karena agresi atau penjajahan asing, tentu tanpa memikir bahagia atau tidak, sebagai sesama bangsa, berada dalam tanah air yang sama, panggilan jiwa untuk negara pun tak sungkan diletupkan.

Tetapi kini dimana dunia berkembang begitu pesat, ancaman tak hanya datang dari asing. Berbagai persoalan internal bangsa pun terus berkecamuk tanpa mampu meredam seluruhnya, dari masala ekonomi, sosial, politik, keamanan, dan seterusnya. Saya mengganggap bahwa kunci utama suksesnya program Bela Negara sejati ada pada dunia pendidikan dengan generasi muda sebagai senjatanya sehingga setiap ancaman simetris maupun asimetris dari pihak lawan dapat kita cegah secepatnya.

Bangsa yang maju dan kuat adalah bangsa yang memiliki rakyat cerdas, skilled, tangguh, disiplin, berbudaya, berkarakter, bermoral yang kesemuanya mesti dikerek dari sumur pendidikan. Generasi muda ini lah pilar masa depan suatu negara, itulah mengapa berbagai upaya jahat dari asing adalah melemahkan generasi muda nya, seperti melalui narkotika, budaya sex bebas, runtuhnya moral dan etika, menjauh dari budaya dan jati diri bangsa, sistem pendidikan yang tak adil, dan masih banyak lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun