[caption id="attachment_276700" align="aligncenter" width="400" caption="www.anim-arte.com"][/caption]
Al kisah, ada sebuah negara kecil yang damai makmur aman dan sejahtera selama beberapa puluh tahun, akan tetapi ketentraman negeri ini harus terusik dalam sekejap. Tiba-tiba dari dalam lautan munculah secara misterius makhluk-makhluk raksasa mengerikan, makhluk ini tak pernah dibayangkan kehadirannya oleh semua penduduk negeri, identitas, asal muasal semuanya serba misterius. Dalam dentingan jarum jam, para monster ini yang kemudian diberi nama Kaiju mulai memporakporandakan seluruh kota, bahkan Ibu Kota negeri ini pun berada dalam ancaman. Namun tentara dan rakyat tak tinggal diam dan mau mengalah begitu saja, berbagai upaya perlawanan di eksekusi, namun apa daya, bak marmut melawat kucing, serangan Kaiju tak mampu dihentikan, semua senjata tercanggih yang dimiliki militer negeri ini tak berdaya dibuatnya.
Bebeberapa tahun kemudian, seiring berjalannya waktu militer negeri ini mulai menyusun strategi dan cara mengalahkan para kaiju, tak lama terciptalah sebuah senjata futuristik yang menjadi harapan satu satunya melawan para Kaiju, senjata ini disebut Jaeger. Pertempuran demi pertempuran antara Jager vs Kaiju terus berlangsung hingga kemenangan akhirnya dipegang oleh para Jaeger dan rakyat negeri ini, diketahui pula kalo ternyata selama ini Kaiju yang sudah menghancurkan seluruh negeri masih berstatus level 1 - 3, artinya diatasnya masih ada jenis-jenis Kaiju yang lebih tangguh dari kaiju saat ini. Ketika Kaiju level 1 - 3 dianggap sudah kalah dihadapan Jaeger, maka sang "Bos" Kaiju pun mulai mengirimkan Kaiju dengan level diatasnya yakni level 4 - 5. Meski perjuangan masih panjang, namun militer dan Jaeger terlihat terus berusaha sekuat tenaga melawan Kaiju, No Matter What, No Matter How, Kaiju harus lenyap dari negeri ini !
Kisah besutan sutradara Pak de Guilermo Del Toro sepertinya cocok untuk menggambarkan perkembangan konflik Suriah saat ini, ketika para kacung dan pion nya gagal menguasai Suriah dan menggulingkan kekuatan Presiden Bashar Al Assad, Sang Bos pun meminta sang Jenderal alias Militer Amerika untuk turun tangan langsung secara frontal. Sayang upaya sang Bos terganjal belum adanya restu dan legitimasi dari Perserikatan Bangsa Bangsa akibat penolakan dari sekutu Suriah, Rusia dan China. Belum hilang langkah, sang bos beralih ke cara lain agar Militer AS dapat "lisensi" melakukan Invasi yakni menggunakan kampanye "Serangan Senjata Kimia". Lucunya, penyeledikan tim PBB guna mengetahui siapa yang memakai senjata kimia sebenarnya, sang bos tanpa ba bi bu langsung menuduh militer Asaad pelakunya. Berbeda dengan kasus penipuan wmd era Iraqi War, dimasa sekarang keterbukaan informasi makin gamblang, jadi lebih mudah melakukan cek ricek.
Kini, mata dunia menunggu apakah militer AS yang sudah menumpuk banyak kapal destroyer, 1 kapal induk dan beberapa sosis bawah laut dengan ratusan rudal Tomahawk, jet tempur, dsb berani melakukan direct attack pada Suriah. Sementara Rusia juga sudah mengirim 3 kapal destroyer dengan rudal-rudal monsternya, lontong nuklir dan pasukan yang stand by di pangkalan tartus sehingga dikhawatirkan akan terjadi gesekan berbahaya diantara dua raksasa ini. Militer AS menargetkan operasi militer akan dibatasi hanya dalam jangka waktu 60 hari dan serangan perdana Amerika sepertinya akan dimulai dengan serangan rudal dari kapal laut. Semoga Krisis Suriah tidak melebar dan terjebak dalam pertikaian tiada akhir seperti yang terjadi pada Irak, Afganistan dan Libya, cukup sudah Ratusan ribu nyawa manusia hilang sia-sia. Tak ada kekalahan dan kemenangan dalam perang, yang ada hanyalah penderitaan dan kematian. Jalan atau solusi secara damai bin lembut masih terbuka sangat lebar dan bercabang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H