[caption id="attachment_372046" align="aligncenter" width="300" caption="Bentuknya mirip rumah teletubbies ya?"][/caption]
“Whoooaaa… Lucu! Kayak rumah teletubbies!” sontak saya berteriak begitu melihat gedung itu. Bentuknya mirip rumah Tinky Winky dkk: atapnya berbentuk kurva lengkung dan tertutup rerumputan. Tak hanya satu, ada lima gedung serupa rumah teletubies itu.
Namun, gedung itu bukan rumah tempat teletubbies berpelukan, melainkan kantor perusahaan pembuat bahan peledak. Gedung kembar lima itu merupakan Kantor Manajemen Pusat PT. Dahana (Persero) atau biasa disebut Kampus Dahana. Lokasi Kampus berada di kota Subang, Jawa Barat.
[caption id="attachment_372050" align="aligncenter" width="300" caption="Contoh peledak PT Dahana"]
PT Dahana sendiri merupakan perusahaan negara penghasil bahan peledak. Kampus Dahana terletak di areal Energetic Material Center (EMC) seluas 600 ha. Kalau pabrik bahan peledak, seperti dinamit dan bom, ada di Ring 1 EMC, sekitar 1 km dari Kampus. EMC berada di kota Subang. Dulu, lahan itu merupakan perkebunan karet milik PTPN VIII.
Desain Kampus Dahana mengusung tema go green dan hemat energi. Menurut Tris Budiman, Humas PT. Dahana (Persero), desain Kampus Dahana terinspirasi dari logo perusahaan, yaitu 5 segitiga yang tersusun serupa bintang. Namun, desain segitiga diubah menjadi bentuk lengkung agar berkesan dinamis.“Bentuk gedung dibuat seperti bunker yang terlindung di dalam tanah,” ujar Tris.
[caption id="attachment_372054" align="aligncenter" width="300" caption="Kampus Dahana mengusung tema hemat energi"]
Konsep hemat energi langsung terasa saat saya menginjakkan kaki di lobi kantor. Ruangan itu tetap terang benderang tanpa satu pun lampu yang menyala. Kekaguman saya tak berhenti sampai di situ. Ketika masuk ke kamar mandi, saya dikagetkan dengan lampu yang tiba-tiba menyala. Ternyata, seluruh lampu di PT. Dahana memliki sensor gerak dan sensor cahaya. Artinya, lampu otomatis menyala jika mendeteksi adanya gerakan.
Sedangkan sensor cahaya mengukur kebutuhan dan intensitas cahaya di dalam ruang. Kampus Dahana memanfaatkan cahaya matahari secara optimal sehingga sekitar 30% luas lantai yang digunakan mendapat intensitas cahaya minimal sebesar 300 lux. Apabila cahaya alami kurang dari 300 lux, maka lux sensor akan mengaktifkan lampu untuk menerangi ruangan.
[caption id="attachment_372069" align="aligncenter" width="300" caption="Lobi Kampus Dahana tetap terang meski tanpa lampu"]
Kampus Dahana terbagi menjadi lima gedung serupa dengan fungsi berbeda yaitu kantor direksi, kantor keuangan, kantor EMC, kantor sekretariat, kantor PPL, dan auditorium). Fungsi gedung dibedakan dari warna interior yang digunakan.
[caption id="attachment_372059" align="aligncenter" width="300" caption="Auditorium Kampus Dahana"]
Kelima gedung tersebut mengelilingi gedung bundar yang berfungsi sebagai mushala di lantai 1 dan ruang auditorium di lantai 2. Desain gedung auditorium itu tak kalah menarik dibanding gedung yang mengelilinginya. Bentuk jaring (shedding) mengitari gedung auditorium dan berfungsi menahan panas matahari agar tak menerobos masuk. Shedding juga berfungsi sebagai ventilasi sehingga angin bisa menyusup melalui sela-sela jaring.
[caption id="attachment_372060" align="aligncenter" width="300" caption="Shedding melindungi tangga dan bangunan di dalamnya"]
Canggih ya? Tak heran gedung yang dibangun tahun 2012 itu memenangkan penghargaan 2nd Runner-up kategori New and Existing Building dalam ajang ASEAN Energy Award 2013. Bangganyaaa…
#WonderfulIndonesia #JelajahNegeri #Subang
Salam hangat
Kartika, 141105
All pictures taken by me
http://www.indonesia.travel/wonderfulindonesia
@indtravel
https://www.facebook.com/indonesiatravel
https://plus.google.com/+indonesiatravel
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H