Mohon tunggu...
Yunah
Yunah Mohon Tunggu... Seniman - Mahasiswa UIN GusDur Pekalongan

Saya suka mendengarkan musik, membaca buku dan sedang berusaha agar minat di dunia tulis menulis. karena dengan menulis masa yang tidak bisa diulang bisa dikenang

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Rahasia Besar Negara Singapura Menjadi Negara Maju, Kira-Kira Apayah?

15 Desember 2024   11:11 Diperbarui: 17 Desember 2024   12:26 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

24-30 September 2024_ Enam mahasiswa UIN K.H. Abdurrohman Wahid Pekalongan melakukan student Mobility ke dua negara dan salah satunya adalah Singapura. Negara Singapura memang terkenal menjadi salah satu negara maju di Asia Tenggara. Memiliki jumlah

Negara Singapura memang terkenal menjadi salah satu negara maju di Asia Tenggara. Memiliki jumlah penduduk kurang lebih 6.416.619 jiwa dengan mayoritas penduduknya adalah suku bangsa Tionghoa. Mata pencaharian penduduk Singapura sebagian besar di sektor industri, jasa dan manufaktur.

dengan mayoritas penduduknya adalah suku bangsa Tionghoa. Mata pencaharian penduduk Singapura sebagian besar di sektor industri, jasa dan manufaktur.

Kunjungan ke Singapura
Kunjungan ke Singapura

Bertepatan pada tanggal 26 September 2024, seluruh pimpinan Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah beserta enam mahasiswa berkunjung ke salah satu lembaga keagamaan yang ada di Singapura yakni Hayba Academy Singapure. Lembaga ini bergerak dibidang pemberdayaan pengembangan masyarakat dan pemberdayaan pendakwah islam yang ada di Singapura. Selain itu Hayba juga aktif dalam mengurusi perinfaqan atau zakat mal.

Pada saat kami berkunjung ke Hayba beserta para dosen, kami diberikan wawasan seputar Sejarah Islam di Singapura peradaban islam, kemajuan islam yang harmoni meskipun kaum minoritas, dan bagaimana kualifikasi islam di Singapura. "Satu hal yang menarik dan juga menjadi perhatian khusus bagi saya yakni terkait makna islam yang diterapkan di Singapura, bahwa di negara Singapura jabatan tidaklah sama dengan agama dan saya sangat tertarik dengan penjelasan itu". (Ujar karyunah mahasiswa student mobility).

Bilamana ada seseorang yang memiliki tittle tinggi atau bahkan pejabat pemerintah negarapun tidak ada sangkut pautmya dengan hak istimewa dalam peribadahan. Karena disini islam melekat pada tingkat ketaqwaan bukan jabatan.  Misal: Dalam salat jum'at yang menduduki shaf depan bukanlah mereka yang berpangkat atau para pejabat namun yang datang lebih awal. Jadi dalam salat tidak ada perlakuan khusus kepada siapa saja. Jika masjid sudah penuh, maka jamaah harus menunggu kloter berikutnya, sebab tidak diperbolehkan salat jum'at atau salat apapun itu sampai membludak ke halaman-halaman atau jalan-jalan yang menyebabkan transportasi terhambat itu sangat dilarang. Kemudian dalam penyampaian ceramah, seorang khotib harus menyampaikan ceramahnya sesuai tema yang diberikan oleh mentri agamanya. Dalam hal ini berarti setiap masjid dalam satu negara menyampaikan ceramah dengan topik yang sama. Hal ini untuk menghindari ceramah-ceramah yang menyeleweng dan agar lebih kondusif.

Setiap ustadz atau ustadzah harus memiliki lisensi (sertifikasi) khusus yang menjadi tanda bahwa orang tersebut berkompeten dalam menyampaikan ceramah atau menjadi ustadz ustadzah.  Singapura sangat menjunjung kedisiplinan, dimana setiap komunitas harus memiliki lisensi dan berkompeten agar bisa diakui negara. Berikutnya dalam setiap pondok pesantren yang ada Singapura untuk kuotanya sudah ditetapkan oleh pemerintahan agama. Hal ini dilakukan agar setelah wisuda dari pondok tidak ada yang menjadi pengangguran dan diarahkan menjadi pengajar (Ustadz ustadaz).

Hal inilah yang menjadi salah satu rahasia besar, dan alasan mengapa di negara Singapura maju. Toleransi yang tinggi antar agama yang diterapkan tidak memandang kasta. Agama tidak dijadikan dalih untuk prioritas kehidupan yang akhirnya mengorbankan kedamaian dan kenyamanan. Seperti halnya islam, meski islam menjadi minoritas dan agama mulia namun cara yang ramah dan sangat memperhatikan makna toleransi. Kedisiplinan baik dari tatakelola administrasinya, kehidupannya, masyarakat yang sangat berkompeten serta kerukunan yang terjalin dan mindset rakyatnya serta aparat pemerintah yang jelas membuat Singapura maju.

Wawancara jajaran dosen dan mahasiswa di lembaga HAYBA
Wawancara jajaran dosen dan mahasiswa di lembaga HAYBA

Penulis : Karyunah UIN GusDur

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun