Kuliah Kerja Nyata (KKN) adalah salah satu program yang wajib diikuti oleh mahasiswa Agribisnis Fakultas Pertanian dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana. Program ini bertujuan untuk memberikan pengalaman kerja nyata kepada mahasiswa, serta terjun langsung membantu masyarakat sekitar dalam memecahkan masalah yang dihadapi. Pada KKN tahun 2023 ini, lokasinya bertempat di Desa Sumberejo, Kecamatan Ngablak, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Indonesia. Mahasiswa agribisnis dibagi menjadi 7 kelompok yang disebar pada masing-masing dusun di Desa Sumberejo. Pelaksanaan KKN dilakukan selama 32 hari, mulai 20 Oktober hingga 21 November 2023. Pada 20 Oktober 2023, dilakukan pelepasan mahasiswa KKN agribisnis oleh Bapak Dr. Ir. Bistok Hasiholan Simanjuntak, M. Si selaku Dekan Fakultas Pertanian dan Bisnis UKSW.
KKN unit 04 dari Klevative Squad melakukan kuliah kerja nyata di Dusun Kledokan. "Klevative Squad" dibentuk sebagai identitas nama kelompok, yakni "Kledokan Innovative Squad". Kami beranggotakan Karyn Florensia, Dwi Layla Rahmawati, Wahyu Dwi Setiawan, Bagas Dwi Septian, Linardi Pratama, dan Dellivio Glementino Dumaili dengan pendamping desa, yaitu Mbak Ida Hardiyatun, S.Ak. dan dosen pembimbing, yaitu Ibu Dr. Maria, S.P., M.P.. Dusun Kledokan merupakan tempat yang nyaman dipenuhi dengan masyarakat yang ramah, penuh senyum dan masih memegang erat nilai-nilai gotong-royong. Budaya saling membantu itu pun tampak jelas pada aksi gotong royong masyarakat dalam berbagai acara atau kegiatan yang dilakukan di Dusun Kledokan. Ketika ada warga yang melangsungkan pesta pernikahan, yasinan, memperbaiki lapangan bola voli, kerja bakti, para tetangga pasti ikut serta membantu. Dalam kegiatan tersebut semua masyarakat di Dusun Kledokan berperan aktif, mulai dari yang berusia muda hingga lanjut usia tetap berpartisipasi menurut kemampuan masing-masing, sehingga pekerjaan cepat terselesaikan.
Sebagian besar Masyarakat di Dusun Kledokan merupakan petani hortikultura yang menanam berbagai macam komoditas sayur mulai dari kentang, bayam horenzo (bayam Jepang), cabai, tomat, kubis, dan masih banyak lagi. Kami diajari banyak hal dari segi pertanian, seperti cara menyiapkan lahan, mempersiapkan bibit, mananam, dan juga panen. Klevative Squad memiliki 4 program kerja utama yang diberikan kepada masyarakat di Dusun Kledokan, yaitu:
1. Ecoprint dan Pemilahan Sampah Organik dan Anorganik
Ecoprint merupakan program kerja yang kami tujukan kepada anak-anak. Program kerja ini untuk memperkenalkan kepada anak-anak teknologi percetakan yang ramah lingkungan dengan menggunakan bahan-bahan organik yang aman bagi lingkungan. Dengan adanya program ini diharapkan dapat meningkatkan keterampilan mereka dalam memanfaatkan bahan alam dan mengurangi penggunaan bahan kimia yang berbahaya dalam percetakan. Berikut alat dan bahan, serta cara pembuatan ecoprint:
- Alat: Palu atau Cobekan, Ember.
- Bahan: Tote Bag Kanvas, Tanaman (Daun atau Tangkai atau Bunga), Plastik Bening, Tawas, Air.
Perlu diperhatikan untuk tote bag yang digunakan harus dalam kondisi bersih dan tanaman yang digunakan dalam kondisi segar, tidak busuk. Bagian tanaman dicuci bersih terlebih dahulu dan dipotong sesuai dengan motif yang diinginkan. Selanjutnya, memasukkan plastik ke dalam tas kain, kemudian meletakan tanaman yang akan digunakan di atas tas kain tersebut.
Apabila tanaman sudah ditata sesuai keinginan, kemudian dilapisi dengan plastik bening. Setelah itu, tanaman di press dengan cara mengetuk menggunakan batu secara perlahan hingga warna daun menempel pada kain. Angkat tanaman tersebut dengan hati-hati, kemudian melepaskan plastik dari kain. Selanjutnya, rendam kain dengan campuran air tawas. Jemur hingga kering dan tas ecoprint siap digunakan. Selain itu, motif tanaman bisa dikreasikan dengan ditebalkan menggunakan bolpoin.
Program pemilahan sampah organik dan anorganik ditujukan kepada anak-anak agar kedepannya anak-anak di Dusun Kledokan tidak membuang sampah sembarangan, mampu membuang sampah sesuai jenisnya, dan dapat mencintai bumi yang ditinggalinya. Klevative Squad memberikan edukasi kepada anak-anak tentang apa itu sampah organik dan anorganik. Edukasi tersebut disajikan melalui nonton bareng (nobar) video animasi yang membahas pemilahan sampah. Selain itu, kami juga mengajak anak-anak untuk melukis wadah sampah yang dibuat dari galon bekas, sehingga memanfaatkan sampah menjadi barang yang lebih berguna. Anak-anak Dusun Kledokan sangat antusias dan penuh dengan keceriaan mengikuti program kerja ecoprint, serta pemilahan sampah ini.
2. Sosialisasi Keripik Sintrong dan Adas
Program kerja lainnya adalah mensosialisasikan tentang pembuatan keripik sintrong dan adas yang jarang diketahui oleh masyarakat kepada ibu-ibu Dusun Kledokan. Tanaman sintrong atau dikenal dengan sebutan "baleg" merupakan tanaman yang tumbuh liar di sekitar lahan petani dan tergolong jenis gulma. Tanaman ini sulit sekali dibasmi dan terus tumbuh, kecuali dengan penyemprotan herbisida kimia. Sementara itu, tanaman adas merupakan tanaman yang banyak ditanami para petani, tetapi memiliki nilai jual yang rendah di pasaran.
Kedua jenis tanaman ini memiliki aroma khas dan manfaat untuk kesehatan. Secara tradisional, sintrong dipercaya bisa mengobati berbagai macam penyakit, seperti sakit kepala, sakit perut, antiinflamasi, antidiabetes, dan antimalaria (Simanungkalit dkk., 2020). Daun adas memiliki kandungan vitamin B6, vitamin C, vitamin E, niacin, minyak atsiri, zat besi, magnesium, kalsium, anetol, potassium, serta memiliki manfaat bagi kesehatan yang mampu menjaga daya tahan tubuh, menurunkan panas dalam, mengatasi penyakit kencing batu, dan sebagainya (Hamida dkk., 2023).
Pembuatan keripik sintrong ataupun adas tergolong mudah dimana pertama cuci bersih daun sintrong ataupun adas, dilanjutkan dengan membuat bumbu berupa campuran bawang putih, ketumbar, garam, kemudian pencampuran bumbu ke dalam adonan tepung dan tambahkan air. Setelah itu, masukkan daun sintrong ataupun adas ke dalam adonan, kemudian digoreng menggunakan minyak panas. Keripik sintrong ataupun adas yang sudah matang dapat ditiriskan minyaknya dengan mesin peniris otomatis agar kandungan minyak di keripik menjadi berkurang, serta dikemas dalam kemasan menarik. Ibu-ibu yang hadir tertarik dengan adanya keripik sintrong maupun adas ini karena menjadi sesuatu hal yang baru bagi mereka.
3. Sosialisasi Pemanfaatan Lahan Pekarangan
Program kerja pemanfaatan lahan pekarangan juga ditujukan kepada ibu-ibu Dusun Kledokan. Masyarakat Dusun Kledokan memiliki lahan pekarangan yang kosong dan kurang dimanfaatkan, tetapi terdapat pula beberapa pekarangan yang terbatas. Lahan pekarangan yang masih kosong ataupun yang terbatas dapat dimanfaatkan dengan membuat vertical garden atau menggunakan polybag. Pada program kerja ini, kami membagikan polybag, pot, dan bibit tanaman kepada ibu-ibu yang hadir. Bibit tanaman yang dikenalkan adalah bibit bayam Brazil yang menjadi suatu hal yang baru bagi masyarakat Dusun Kledokan. Selain itu, diberikan juga bibit tanaman cabai untuk ditanami di lahan pekarangan masing-masing.
4. Eco Enzyme
Eco enzyme adalah program yang dikenalkan kepada masyarakat melalui bapak-bapak yang ada di dusun Kledokan dengan tujuan untuk memanfaatkan sisa hasil panen petani maupun limbah organik rumah tangga agar dapat menjadi sesuatu yang berguna, sekaligus mengurangi sampah. Pembuatan eco enzyme tidak perlu mengeluarkan biaya yang mahal dimana proses fermentasi dapat dilakukan dengan menggunakan galon bekas yang diisi dengan cacahan limbah organik, kemudian dicampurkan dengan cairan tebu dan air dengan perbandingan 1 : 3 : 10 (tetes tebu : limbah pertanian : air). Selanjutnya dilakukan difermentasi dengan baik pada tempat sejuk, sirkulasi udara yang baik, tidak terkena sinar matahari langsung dan tempat bahan kimia. Cairan hasil fermentasi sampah organik tersebut dapat dipanen pada hari ke-90 dengan cara disaring dan disimpan pada wadah tertutup. Dengan adanya program ini diharapkan bapak-bapak di Dusun Kledokan memiliki pemahaman terkait pengolahan sampah organik.
Sembari menjalankan program kerja yang telah bentuk, banyak kegiatan lain yang diikuti selama KKN di Dusun Kledokan dan sangat berkesan. Kami diajak untuk mengikuti kegiatan yasinan, rewangan, menjadi domas, kerja bakti lapangan voli, jalan-jalan ke permandian air panas, posyandu, bermain voli, nonton bareng (nobar), bermain ceria bersama anak-anak, bersilahturahmi ke berbagai rumah warga, disajikan minuman "teh trasan" (teh hijau dengan tambahan garam dilengkapi gula aren atau gula jawa) yang menjadi ciri khas masyarakat sana, dan berbagai kegiatan menarik lainnya.
Selama menjalani Kuliah Kerja Nyata (KKN) selama 32 hari di Dusun Kledokan, kami tidak hanya mendapatkan pengalaman seputar cara bertani, melainkan bagaimana bersosialisasi, manajemen waktu, pertukaran budaya, dan belajar sopan santun. Lebih dari itu, setiap momen dalam perjalanan menghadirkan tantangan dan pembelajaran yang mendalam. Melalui interaksi dengan masyarakat lokal, maka dirasakan juga atmosfer kehidupan pedesaan, memahami dinamika sosial, dan memperluas wawasan tentang keberagaman budaya di lingkungan ini. Pengalaman ini tidak hanya menciptakan kenangan yang tak terlupakan, tetapi juga memberikan ilmu yang berharga untuk membangun hubungan yang lebih baik antara mahasiswa dan masyarakat di Dusun Kledokan.
Berikut terlampir video KKN Unit 04 Klevative Squad: KKN Unit 04 Klevative Squad (https://youtu.be/W-NEDUoRYuA?si=-796XbOamJuD0pkV). Jangan lupa like, comment, dan subscribe yaaa. Selamat menyaksikan.
Instagram KKN Unit 04 Klevative Squad: @klevative.squad
Youtube KKN Unit 04 Klevative Squad: KLEVATIVE SQUAD
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H