Mohon tunggu...
Karyn Florensia
Karyn Florensia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Universitas Kristen Satya Wacana

Ora Et Labora

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

KKN FPB UKSW: Tingkatkan Kepedulian Lingkungan Melalui Program Kerja Ramah Lingkungan

8 Desember 2023   08:00 Diperbarui: 8 Desember 2023   08:04 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Dokumentasi Pribadi
Sumber: Dokumentasi Pribadi

Program kerja lainnya adalah mensosialisasikan tentang pembuatan keripik sintrong dan adas yang jarang diketahui oleh masyarakat kepada ibu-ibu Dusun Kledokan. Tanaman sintrong atau dikenal dengan sebutan "baleg" merupakan tanaman yang tumbuh liar di sekitar lahan petani dan tergolong jenis gulma. Tanaman ini sulit sekali dibasmi dan terus tumbuh, kecuali dengan penyemprotan herbisida kimia. Sementara itu, tanaman adas merupakan tanaman yang banyak ditanami para petani, tetapi memiliki nilai jual yang rendah di pasaran.

Kedua jenis tanaman ini memiliki aroma khas dan manfaat untuk kesehatan. Secara tradisional, sintrong dipercaya bisa mengobati berbagai macam penyakit, seperti sakit kepala, sakit perut, antiinflamasi, antidiabetes, dan antimalaria (Simanungkalit dkk., 2020). Daun adas memiliki kandungan vitamin B6, vitamin C, vitamin E, niacin, minyak atsiri, zat besi, magnesium, kalsium, anetol, potassium, serta memiliki manfaat bagi kesehatan yang mampu menjaga daya tahan tubuh, menurunkan panas dalam, mengatasi penyakit kencing batu, dan sebagainya (Hamida dkk., 2023).

Pembuatan keripik sintrong ataupun adas tergolong mudah dimana pertama cuci bersih daun sintrong ataupun adas, dilanjutkan dengan membuat bumbu berupa campuran bawang putih, ketumbar, garam, kemudian pencampuran bumbu ke dalam adonan tepung dan tambahkan air. Setelah itu, masukkan daun sintrong ataupun adas ke dalam adonan, kemudian digoreng menggunakan minyak panas. Keripik sintrong ataupun adas yang sudah matang dapat ditiriskan minyaknya dengan mesin peniris otomatis agar kandungan minyak di keripik menjadi berkurang, serta dikemas dalam kemasan menarik. Ibu-ibu yang hadir tertarik dengan adanya keripik sintrong maupun adas ini karena menjadi sesuatu hal yang baru bagi mereka.

3. Sosialisasi Pemanfaatan Lahan Pekarangan

Sumber: Dokumentasi Pribadi
Sumber: Dokumentasi Pribadi

Program kerja pemanfaatan lahan pekarangan juga ditujukan kepada ibu-ibu Dusun Kledokan. Masyarakat Dusun Kledokan memiliki lahan pekarangan yang kosong dan kurang dimanfaatkan, tetapi terdapat pula beberapa pekarangan yang terbatas. Lahan pekarangan yang masih kosong ataupun yang terbatas dapat dimanfaatkan dengan membuat vertical garden atau menggunakan polybag. Pada program kerja ini, kami membagikan polybag, pot, dan bibit tanaman kepada ibu-ibu yang hadir. Bibit tanaman yang dikenalkan adalah bibit bayam Brazil yang menjadi suatu hal yang baru bagi masyarakat Dusun Kledokan. Selain itu, diberikan juga bibit tanaman cabai untuk ditanami di lahan pekarangan masing-masing.

4. Eco Enzyme

Sumber: Dokumentasi Pribadi
Sumber: Dokumentasi Pribadi

Eco enzyme adalah program yang dikenalkan kepada masyarakat melalui bapak-bapak yang ada di dusun Kledokan dengan tujuan untuk memanfaatkan sisa hasil panen petani maupun limbah organik rumah tangga agar dapat menjadi sesuatu yang berguna, sekaligus mengurangi sampah. Pembuatan eco enzyme tidak perlu mengeluarkan biaya yang mahal dimana proses fermentasi dapat dilakukan dengan menggunakan galon bekas yang diisi dengan cacahan limbah organik, kemudian dicampurkan dengan cairan tebu dan air dengan perbandingan 1 : 3 : 10 (tetes tebu : limbah pertanian : air). Selanjutnya dilakukan difermentasi dengan baik pada tempat sejuk, sirkulasi udara yang baik, tidak terkena sinar matahari langsung dan tempat bahan kimia. Cairan hasil fermentasi sampah organik tersebut dapat dipanen pada hari ke-90 dengan cara disaring dan disimpan pada wadah tertutup. Dengan adanya program ini diharapkan bapak-bapak di Dusun Kledokan memiliki pemahaman terkait pengolahan sampah organik.

Sumber: Dokumentasi Pribadi
Sumber: Dokumentasi Pribadi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun