Mohon tunggu...
karunia ratna
karunia ratna Mohon Tunggu... -

depok.yogyakarta.indonesia

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kekasih yang Tertunda

31 Desember 2014   16:24 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:06 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Sampai akhirnya kau benar-benar pergi dariku, dan memintaku untuk menjauhimu. Dan kau bilang ini yang terbaik? Iya, ini terbaik untukmu, yang tidak memikirkan hatiku. Ini pertama kalinya aku merasakan sakit yang berlebih.

Aku sudah bisa hidup tanpamu,

10 bulan berhasil membuatku lupa denganmu. 1 bulan kemudian aku menemukan seorang laki-laki yang mampu mengobati luka dan merajut sayatan yang telah kau goreskan di hatiku. Dia baik, sama perhatiannya sepertimu. Dan aku suka dia. Satu setengah bulan berlalu aku dengannya, tiba-tiba saja kau datang padaku lagi. Ku dengar dari sahabatku, kau menyesal telah meninggalkanku dan membuatku sakit. Kau ingin aku dan kamu menjadi “kita” seperti mimpi yang dulu. Di hari ulang tahunku yang ke-17 kamu memberiku dua buah boneka danbo yang kau selipkan dimeja laciku. Kau memang tau apa yang aku suka sepertinya.

Tapi, aku tak ingin semua ini, aku tak ingin aku dan kamu menjadi kita kembali. Hanya tak ingin mengulang luka yang sama, ketika aku telah menemukan tempat yang nyaman untuk aku berteduh dan kembali.

Aku ingin kau pergi!

Januari, februari, waktu berlalu begitu cepat hingga tidak terasa akhir tahun 2012. Membuatku bersikap biasa denganmu tanpa aneh sedikitpun. Aku tak lagi menhindarimu lagi seperti dulu. Mungkin kedewasaan sudah mulai mengiringi, fikirku.

Dari sikap biasa itu padamu, muncul keakraban kita lagi yang dulu. Dari bertemu, bercerita. Menghabiskan waktu dengan ice kream di galeria, melihat senja hilang diatas jembatan, memamerkan hasil buatanmu yang sering membuatku tertawa. Kamu juga sering mengajariku naik ke atas genteng sekolah, aneh memang, tapi aku suka.  Sampai akhirnya, kau mengecupku. Kecupan dan rangkulan sangat hangat. Aku terbuai dengan keadaan yang semu. Kau menanyakan sesuatu padaku. Kamu membuka kembali ingatan lalu tentang kita. 2 tahn lalu yang telah pergi dan menjadi debu. Kau bertanya padaku “apa perasaanmu masih sama seperti dulu? Apa kamu masih mengharapkanku ada disisimu sekarang?”

Aku terdiam, ada suatu hal yang mengurungku untuk berkata aku tak mencintainya seperti dulu. aku tak bisa membohongi diriku sendiri. Masih ada tempat didalam hatiku yang aku persiapkan untuknya memang. Dan tempat itu masih menginginkannya kembali untuk dia tempati. Lalu aku harus bagaimana? Bagaimana dengan dengan oralg lain disana pula yang mencintaiku, yang memang menjadi kekasihku sekarang.

“Aku ingin berkata jujur padamu, aku memang masih menyimpan sesuatu yang sama seperti dulu. masih menyimpan kenangan itu, kenangan yang tidak bisa hapus dari fikiranku. Tapi, aku tak ingin denganmu. Aku tak ingin menjalin kata kita diantara aku dan kamu. Aku masih memiliki orang lain yang menyayangiku juga, walau aku tau, kamu lebih menyayangiku dari pada dia. Aku tak mau menyakitinya saja. Maafkan aku.”

Pada akhirnya kita kembali menjadi keadaan awal. Kamu menjadi kakak, dan aku adeknya. Iya adek yang selalu lemah dengan keadaannya. Tak lama berselang, orang yang aku sebut kekasih itu pergi. Dia meninggalkanku begitu saja. Dan dalam waktu yang sama, kamu juga pergi. Kamu menjadi kekasih seorang wanita yang menurutku terpaksa kau cintai, semenjak itu kamu hilang bak ditelan bumi.

Mungkin ini karma karena aku sempat berfikir akan memperjuangkanmu. Dan aku terluka lagi karena kamu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun