Mohon tunggu...
Karunia Nafisah
Karunia Nafisah Mohon Tunggu... Lainnya - UIN Kiai Haji Ahmad Siddiq

Saya seorang mahasiswa dari salah satu universitas dalam negri. Saya tertarik dalam bidang pendidikan yang merupakan program studi saya. Selain itu saya juga tertarik dalam bidang desain grafis.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pembelajaran Cooperative Learning

5 Juni 2024   09:00 Diperbarui: 5 Juni 2024   09:12 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

DEFINISI COOPERATIVE LEARNING

Secara bahasa, cooperative learning diambil dari Bahasa Inggris terdiri dari kata “cooperate” yang memiliki arti bekerja bersama dan “learning” yang artinya pembelajaran. Sedangkan kooperatif secara istilah, menunjuk pada suatu aktivitas yang dilakukan bersama-sama dan saling membantu antar individu satu dengan yang lain dalam suatu kelompok atau suatu tim. Dari sini dapat kita ketahui bahwasannya kata koperatif bukan sebuah kata yang merujuk pada pendidikan saja melainkan merupakan kata umum yang digunakan dalam banyak hal. Penggunaan kata  kooperatif mulai masyhur terdengar dalam dunia pendidikan karena digunakan sebagai salah satu perkembangan model pembelajaran terkini. Berawal dari para guru yang merasa bahwa pembelajaran yang biasa dilakukan terasa membosankan dan menghambat perkembangan peserta didik. 

Di mana guru lebih mendominasi pembelajaran itu sendiri dan menjadikan murid atau peserta didik hanya sebagai pendengar saja. Sebagai jalan keluar dari permasalahan tersebut, munculah cara lain dalam pembelajaran dimana murid atau peserta didik diajak untuk berkontribusi dalam pembelajaran agar bisa membagikan informasi dan ilmu yang ia miliki kepada teman atau peserta didik lainnya dan saling mengajarkan ilmu yang ada.  Hal inilah yang merupakan cikal bakal terbentuknya istilah pembelajaran koperatif seperti yang sering kita dengar. Cooperative learning termasuk dari salah satu model pembelajaran baru diamana salah satu tujuannya yaitu menjadi pemanasan untuk mempersiapkan sumber daya manusia yang lebih baik. Karena didalamnya kita belajar tidak hanya tentang meningkatkan pengetahuan keilmuan saja, tetapi juga belajar tentang kerja sama, interaksi dengan orang lain dan banyak manfaat yang lainnya. Selain itu Cooperative learning juga berarti sebagai suatu bentuk kerja sama atau saling membantu sesama dalam bekerja secara teratur pada  kelompok yang telah dibentuk. Yang mana setiap anggota kelompok memberi pengaruh terhadap keberhasilan dan kegagalan dari apa yang mereka kerjakan. 

Selanjutnya, Cooperative learning juga dikatakan sebagai pembelajaran yang mencakup suatu kelompok siswa dalam sebuah tim dimana mereka bekerja untuk menyelesaikan suatu permasalahan atau tugas yang merupakan tujuan mereka bersama. Dalam lingkungan kampus, model pembelajaran seperti inilah yang diperlukan agar mahasiswa memiliki kesempatan untuk saling bertukar pikiran dan mencari permasalahan bersama sesama mahasiswa lainnya dalam menyelesaikan tugas-tugas yang yang telah diberikan. 

Adanya metode cooperative learning ini menunjukkan bahwasannya sebuah pembelajaran bukan hanya tentang penjelasan dari dosen menuju mahasiswanya seperti yang terjadi pada sebelumnya. Mahasiswa juga bisa saling mengajarkan apa yang ia dapat kepada sesama mahasiswa lainnya. Secara garis besar, model pembelajaran cooperative learning ini lebih menekankan kepada sebuah proses pencarian pengetahuan yang dilakukan bersama daripada transfer pengetahuan yang berasal dari orang yang mahir dalam keilmuan kepada seseorang yang memiliki kapasitas lebih rendah dari dirinya. 

Dalam metode ini , seorang mahasiswa akan dilihat sebagai peserta utama yang harus diikutsertakan kedalam aktivitas pembelajaran dan tidak hanya menjadi pendengar dan pemerhati saja. Saat ini, metode collaborative language sudah sangat marak digunakan dalam dunia pendidikan untuk menggapai tujuan-tujuan tertentu seperti tugas-tugas atau laporan yang diberikan oleh pengajar. Beberapa tokoh dalam dunia pendidikan juga memaparkan pendapatnya tentang metode cooperative learning yaitu sebagai berikut :

Slavin (1995) 

Slavin memaparkan bahwasannya pembelajaran koperatif ialah salah satu cara belajar yang menggunakan sistem pembelajaran yang terbagi kedalam beberapa kelompok kecil dengan jumlah kurang lebih 4-6 orang. Dalam sistem ini, siswa akan bekerja sama kolaboratif untuk membangun kemahiran dan keterampilan yang lebih baik. Hal ini selin menambah pengetahuan juga akan menambah rasa semangat dan keinginan tinggi siswa dalam aktivitas pembelajaran karena dilakukan secara bersama-sama.

Anite lie (2000) 

Ia mengungkapkan bahwa cooperative learning adalah pembelajaran bersama dimana dalam proses belajar ini seorang pendidik mempersilahkan pesertannya untuk saling bekerja sama dan membantu teman lainnya untuk menyelesaikan apa yang telah diberikan. Dalam sistem pembelajaran ini, peserta didik mencari solusi sendiri dengan cara berdiskusi antar sesama temannya untuk mencari jawaban dari permasalahan yang diberikan agar bisa menciptakan kesempatan untuk meningkatkan komunikasi, kerjasama, dan kemahiran yang lebih baik. Menurutnya, collaborative learning lebih maksimal dalam menciptakan suasana belajar yang baik sehingga bisa meningkatkan prestasi peserta didik, menciptakan komunikasi yang sehat dan penyesuaian diri yang baik. 

Linda lundgren (1994) 

Linda berpendapat bahwa cooperative learning merupakan suatu ide lama yang digunakan oleh para filsuf dalam belajar. Ada tujuh unsur dasar pembelajaran kooperatif yang dikemukakan oleh Linda lundgren yaitu : 

  • Siswa harus sadar bahwa dalam    pembelajaran dirinya harus        “tenggelam atau berenang            bersama”  (sink or swim together)    yang berarti bahwa mereka harus      bekerja sama untuk menghadapi      dan menyelesaikan apa yang              diberikan pada mereka.
  • Setiap orang dalam anggota kelompok bukan hanya bertanggung jawab atas dirinya namun juga bertanggungjawab pada seluruh rekan satu kelompoknya untuk menguasai pembelajaran yang diberikan.
  • Setiap anggota dalam kelompok memiliki tujuan yang sama dan mereka diharuskan untuk merealisasikan tujuan tersebut bersama.
  • Setiap anggota dalam kelompok mendapatkan perhitungan tugas dan tanggung jawab yang besarnya sama.
  • Akan ada evaluasi dan reward atau penghargaan kepada semua anggota atas kinerjannya selama pembelajaran dilakukan.
  • Setiap siswa akan bergantian memimpin  agar setiap anggota mendapat keterampilan memimpin dan berkolaborasi dengan anggotanya yang lain.
  • Setiap siswa akan dimintai pertanggungjawaban atas apa yang telah dikerjakaannya dalam pembelajaran kelompok. 

Pendapat tokoh-tokoh tersebut menciptakan kesimpulan secara garis besar bahwa pembelajaran kooperatif merupakan ragam pembelajaran yang sangat efektif dilakukan dengan cara membagi peserta didik pada beberapa kelompok yang lebih kecil untuk saling bertukar ide, berkomunikasi, dan berbagi pendapat selama proses pembelajaran. Selain itu, masing-masing peserta memegang tanggung jawab untuk membantu peserta didik lainnya, sehingga ketika seorang peserta didik dalam kelompok tersebut belum memahami apa yang telah diajarakan maka pembelajaran tersebut dikatakan belum selesai atau bahkan gagal.

 

Gagasan yang menjadi landasan pembelajaran koperatif sebagai kegiatan belajar bersama di dunia pendidikan ialah bahwa manusia merupakan homo homini socius atau makhluk sosial. Metode cooperative learning  memiliki perbedaan yang sangat jauh dengan pembelajaran pada umumnya. Selain meningkatkan pengetahuan akademik, pembelajaran kooperatif juga sangat berguna untuk pengembangan sosial dalam diri setiap siswa.


Suatu pembelajaran dikatakan berlangsung secara kooperatif jika didalamnya menunjukkan karakteristik seperti :

  • Peserta didik digolongkan kedalam beberapa kelompok yang kemampuan berpikirnya berbeda-beda dari golongan tingkat tinggi hingga golongan tingkat rendah.
  • Para anggota kelompok saling berinteraksi untuk menyampaikan ide atau gagasannya masing-masing.
  • Setiap individu dalam kelompok memiliki peranan penting untuk bisa sampai pada tujuannya bersama dan harus memiliki tangung jawab terhadap dirinya dan anggota kelompok yang lain.
  • Guru berperan sebagai fasilitator yang memimpin dan mengawasi proses pembelajaran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun