Mohon tunggu...
adi susilo
adi susilo Mohon Tunggu... Wiraswasta - pemerhati sosbud

Mendengar dan Berbagi Kabar

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Teater Lingkar Salah Satu Teater Daerah yang Produktif pada Masanya

28 Maret 2022   12:24 Diperbarui: 28 Maret 2022   12:29 198
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ronggeng Keramat, salah satu tema yang pernah dipentaskan oleh Teater Lingkar di 1989 besutan mas Ton panggilan akrab anak anak sastra Undip waktu itu. 

Tentu sekarang kru yang mengawaki sudah pada sepuh sepuh semua dan pertunjukan  teater sudah jarang dipentaskan. Terakhir menonton teater secara live di Taman Budaya Raden Saleh Semarang tahun 2011. 

Kalau mengenang masa lalu teringat keakraban teman teman yang tergabung dalam organisasi kemahasiswaan. Bahkan salut kepada kawan kawan yang menekuni seni teater walaupun setiap pelaksanaan pentas agak susah mendapatkan sponsor alias pendanaan dari perusahaan atau pihak lain.

Orang seni itu bebas, cara berpakaian maupun bicaranya apa adanya langsung to the point terkenalnya. Namun seiring berkembangnya jaman fasilitas atau tempat penyelenggaraan budaya kurang mendapatkan dukungan sehingga tampak tak terawat. 

Ternyata melalui kompasiana di info ada yang namanya hari teater sedunia. Sehingga pikiran melayang pada saat duduk di bangku kampus  yang banyak berinteraksi dengan anak sastra.

Menonton teater menurut kami para pelaku peran nya rata rata mempunyai  latar belakang pendidikan tinggi. Menjalankan naskah yang telah tertulis dan dipentaskan melalui peran dalam gerak dan kata bisa membuat kita dibawa kedalam alam ceritanya. 

Pertunjukan teater pengunjungnya umumnya tidak bisa banyak, hanya yang mempunyai niat bidang sastara dan budaya saja. Mungkin dirasa kurang menghibur oleh sebagian besar masyarakat.

Bagaimanapun juga teater merupakan bagian dari seni pementasan yang membutuhkan dukungan dan perhatian kita semua.

Kiranya perlu didorong adanya organizer pementasan untuk memberi ruang bidang teater dan juga diadakan lomba lomba pentas teater untuk menggali potensi dan minat bakat seni teater pada generasi muda. 

Dengan adanya hari teater sedunia menjadikan tergugah dan terbangunnya insan seni dan budaya khususnya yang mempunyai hobi ini. Bergairahnya seni teater dapat mendorong pula para penulis penulis novel untuk berkarya agar karyanya bisa menjadi bahan untuk dipentaskan.

Kalau ditingkat nasional populer dengan teater koma dan pernah berjaya pada masanya dan sering muncul dalam pemberitaan dan layar kaca. Teater besutan Om Nano Riantiarno sepertinya lebih produktif dan terkenal daripada pendahulu pendahulunya. 

Salut pada tokoh tokoh teater baik di tingkat nasional dan di daerah. Dengan adanya hari teater sedunia setiap  27 Maret dapat menjadikan penyemangat dan sebagai supplement kebangkitan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun