Mohon tunggu...
adi susilo
adi susilo Mohon Tunggu... Wiraswasta - pemerhati sosbud

Mendengar dan Berbagi Kabar

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Temanku Wartawan dan Insan Pers

7 Maret 2022   22:33 Diperbarui: 7 Maret 2022   22:37 459
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pers pada jamannya mempunyai keistimewaan tersendiri termasuk peluang dan tantangannya. Berbicara perihal pers tentu menyangkut pekerjaan wartawan dan media yang menaunginya. Tentu bisnis koran saat itu mengalami kejayaan karena ruang iklan yang disediakan menjadi lahan meraup pendapatan perusahaan. 

Berawal temanku yang berprofesi sebagai wartawan, kesempatan melihat proses penyiapan materi berita hingga pencetakan dan koran siap di distribusikan ke berbagai daerah bisa melihatnya secara langsung. 

Penugasan liputan keluar negeri pun menjadi kesempatan yang baik bagi wartawan dan menjadi profesi wartawan banyak yang menginginkannya.

Satu hal bilamana ada mobil yang terdapat stiker bertuliskan Pers maka insan pers mendapatkan tempat tersendiri dan disegani oleh beberapa kalangan terutama para pejabat.  

Pekerjaan seorang wartawan bukanlah pekerjaan teknis namun merupakan pekerjaan intelektual. Berita yang disajikan dalam korannya merupakan hasil pergulatan dan dialektika antara peristiwa dan persepsi dan kesadaran sang wartawan karena melibatkan tanggungjawab sosial dan integritas intelektualnya. 

Kelebihan lain media cetak koran dan majalah memberikan informasi secara lebih jelas, logis dan lengkap sehingga masyarakat memperoleh pengetahuan tentang persoalan  yang diberitakan disajikan secara lengkap.

Dari berbagai pertemanan dengan wartawan dapat diketahui mana mana wartawan yang biasa meliput berita terkait politik, ekonomi, kriminal dan wartawan tv serta radio. 

Disamping wartawan yang telah mempunyai media tetapi dikenal juga yang namanya wartawan bodrek. Tidak tahu asal usul penyematan kata bodrek ini, yang jelas dari penuturan lingkup wartawan diperoleh penjelasan adalah wartawan yang tidak mempunyai media. Tetapi selalu hadir setiap ada event event tertentu baik di pemerintahan dan tempat lainnya sekedar untuk mendapatkan amplop. 

Wartawan resmi dan bodrek adalah menjadi kawan kita juga dalam liputan pemberitaan. Sekedar uang transport untuk disiapkan sebagai jalan tengah untuk menjaga hubungan relasi.

Menghadapi persaingan media elektronik, sudah banyak media cetak mengalami berguguran dan bahkan mengurangi jumlah oplah dan halaman. Selain kemajuan teknologi, perkembangan masyarakat dan kebutuhan masyarakat mempengaruhi perkembangan pers yang ada. 

Pada akhirnya para pemilik media pun berinovasi disamping buat media cetak media online juga dikembangkan untuk menarik minat baca atau klik berita yang disajikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun