Teh di Indonesia memiliki sejarah panjang, termasuk memiliki sejarah sebagai pemasok pasar komoditas dunia dan menduduki nomor 2 di dunia, namun hingga kini Teh Indonesia terus menerus mengalami penurunan baik sisi kualitas dan hasil panennya .Â
Kebun Teh Kemuning temasuk salah satu asset yang masih dipertahankan keberadaanya. Berlokasi di lereng Barat gunung Lawu Kabupaten Karanganyar, perkebunan ini berusaha bertahan dari perubahan jaman.Â
Pabrik teh Kemuning yang awalnya di dirikan oleh kakak beradik Van Mander Voot warga negara Belanda tahun 1925 dengan nama NV. Cultuur Mij Kemuning. Sebagai kantor pusatnya berada di  Laan Van Meerdervoort 2B Den Haag Nederland. Ini diketahui dari dokumen agrarische Wet pemerintah Hindia Belanda 1 April 1925.Â
Hingga saat ini masih berdiri kokoh termasuk bangunan gudang penyimpanannya. Salah satu bekas kantor perusahaan ini sekarang diabadikan menjadi resto Ndoro Dongker, diambilkan nama dari seorang administratur pabrik kala itu.
Ditinjau dari kepemilikan perkebunan ini, setelah sekutu kalah perang dengan Jepang. Penguasaan pendudukan Jepang mengambil alih kepemilikan dalam kurun waktu 1942 - 1945.Â
Pada Jaman pendudukan Jepang kondisi kebun dan pabrik dalam keadaan rusak karena aksi bumi hangus Belanda. Sesudah proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia 1945 -- 1950 perkebunan dikuasai Pemerintah Daerah dalam naungan Keraton Surakarta.Â
Berdasarkan fatsal 2 dari Konferensi Meja Bundar ( KMB ) pemerintah RIS, perkebunan Kemuning diserahkan kembali kepada pemiliknya NV. Cultuur Mij KEMUNING yang penguasaannya ada ditangan Fa. Watering & Leeber Bandung. Dengan demikian kebun teh dikuasai kembali oleh pemiliknya sejak 19 Mei 1950 sampai 31 Desember 1952.
Untuk menjaga kelangsungan hidup perusahaan, oleh pemerintah daerah Karesidenan Surakarta dengan surat No Agr-R/12/5474 tanggal 29 Maret 1954 Perkebunan Kemuning diteruskan oleh para Karyawannya sendiri dibawah satu dewan yang berlangsung dari 1 Januari 1953 hingga 26 Oktober 1956.Â
Dewan ini selanjutnya dibubarkan pada tanggal 15 September 1956. Untuk menampung usahanya lalu dibentuk Koperasi Penghasilan Perkebunan Kemuning disingkat KPPK yang dicatatkan pada Jawatan Koperasi (Jakop) II Karanganyar dengan no 29 tanggal 10 Oktober 1956 dan dicatatkan pula pada Jakop Dati I Jateng No 1585/BH/VI 1962.Â
Karena baru di catatkan saja KPPK belum sah sebagai badan hukum karena belum memiliki akte notaris. Para anggota dan pekerja perkebunan banyak dari anggota Sarbupri yang berafiliasi dengan PKI.
 Kondisi perkebunan Kemuning makin mundur hingga meletusnya peristiwa G-30S PKI perkebunan diambil alih oleh Menteri Perkebunan untuk diambil pengamanan yang dituangkan dalam Surat Keputusan Menteri Perkebunan No:Sk 160/Men.Perk/1965 tanggal 17 Nopember 1965.
Karena pelaksanaan dilapangan belum dapat mengatasi gejolak, maka Inspektorat Perkebunan Daerah Jateng dan DIY menyerahkan kepada Panglima Kodam VII Diponegoro saat itu selaku Panglima Perang Daerah.Â
Selanjutnya Panglima Perang Daerah dengan surat keputusannya No:Kep-PPD/00127/10/1966 tanggal 27 Oktober 1966 yang antara lain bunyinya menyerahkan pengelolaan perusahaan/perkebunan tersebut kepada KOMUVED DATI I Jateng dan pelaksanaannya diatur kedalam badan hukum. Dengan keputusan ini lahir PT. RUMPUN sebagai wadah dari segala kegiatan perkebunan KEMUNING.
Perkebunan Teh yang berlokasi di Jawa Tengah ini, dari sisi luasan kebun Kemuning menempati urutan ketiga setelah Perkebunan Pagilaran dan Perkebunan Tambi. Areal kebun seluas 437,28 Ha membentang di wilayah Kecamatan Jenawi dan Kecamatan Ngargoyoso Karanganyar. Dari luasan tersebut dan letak geografisnya, tempat ini salah satunya dijadikan lokasi pendaratan oleh para olahragawan paralayang.Â
Dengan banyaknya masyarakat yang mengunjungi kawasan kebun Kemuning di akhir pekan. Dan dari segi ekstisting topografi Kebun Kemuning terdapat beberapa spot tertinggi dan spot dataran, Pemda Kabupaten Karanganyar melalui Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga lagi tertarik menyusun Detail Enginering Design Pengembangan daya tarik wisata Kemuning Kabupaten Karanganyar. Kawasan yang akan dikembangkan diantaranya adalah skybridge, gardu pandang dan start paralayang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H