Mohon tunggu...
Kartini fifa
Kartini fifa Mohon Tunggu... Guru - Guru

Saya seorang pendidik di daerah Depok Jawa Barat. Saya hobi menulis. Sejak pandemi Covid-19 saya mulai aktif menulis dengan mengikuti event menulis buku Antologi dan media sosial.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Permainan Tapak Gunung

14 September 2024   21:23 Diperbarui: 14 September 2024   21:28 186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: Dokumentasi pribadi/permainan Tapak Gunung 

Senangnya anak-anak sedang bermain permainan tradisional di halaman sekolah. Permainan apa itu?? Masih ingatkah dengan permainan itu?? 

Permainan yang sedang dimainkan anak-anak itu adalah permainan tradisional yang bernama Tapak Gunung. Permainan yang bisa dimainkan oleh satu anak secara bergantian. Permainan tersebut menggunakan batu tipis/kreweng/pecahan genteng sebagai media permainan. 

Bagaimana cara bermainnya?? Anak melempar terlebih dahulu kreweng kearah kotak yang berisi angka. Kreweng tidak boleh mengenakan garis atau keluar garis. Setelah kreweng dilempar anak meloncat dengan satu kaki ke kotak secara berurutan. Kotak yang ada krewengnya tidak boleh diinjak. Begitu seterusnya, anak-anak bisa bermain secara bergantian. 

Mengapa anak-anak bermain permainan tradisional?? Saat ini anak-anak sedang melakukan kegiatan Pembelajaran P5. Adapun tema P5 semester ganjil tahun ini bertema kearifan lokal dengan topik permainan tradisional. Anak-anak sebelumnya sudah diperkenalkan dengan berbagai permainan tradisional. Selain itu anak-anak juga diperkenalkan dengan permainan modern. 

Ada beberapa permainan tradisional yang anak-anak mainkan antara lain congklak, petak umpet, lompat tali, gundu, balap karung, egrang, dan bakiak. Selain mengetahui cara bermainnya anak-anak juga mengetahui alat-alat yang digunakan untuk permainan tersebut. 

Ternyata mengajari anak-anak permainan tradisional tidak semudah anak-anak jaman dulu memainkan permainan tersebut. Mungkin hal tersebut karena dipengaruhi oleh jaman. Jaman sekarang anak-anak disuguhkan dengan permainan digital dan permainan modern, sehingga cukup sulit untuk memainkan permainan tradisional jaman dulu. 

Anak-anak perlu mengenal dan mengetahui cara bermain permainan tradisional, supaya mereka dapat menghargai budaya warisan nenek moyang secara turun temurun. 

Dengan bermain permainan tradisional anak-anak menjadi makin semangat dan belajar menjadi lebih menyenangkan.

Kartini, S.Pd_Guru SD

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun