Mohon tunggu...
Kartini Budi
Kartini Budi Mohon Tunggu... -

senang menulis, senang dunia PAUD, senang tanaman, senang berteman.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Jangan Remehkan Uang Kecil (Koin)

21 Februari 2013   09:11 Diperbarui: 24 Juni 2015   17:56 811
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13614377051076074830

Ini tulisan saya yang kedua mengenai uang receh, atau uang kecil yang biasa disebut koin. Pecahan uang receh ini terdiri dari seribu, lima ratus, dua ratus dan lima puluh rupiah.  Namanya juga uang receh atau uang kecil, jadi perlakuannyapun berbeda dengan uang kertas yang nilai tukarnya lebih besar. Namun saya pernah diselamatkan oleh uang receh ini.

Ceritanya pada suatu pagi saya mengendari mobil dengan tujuan Ancol untuk olah raga sekalian  menghirup udara laut yang katanya bagus untuk kesehatan. Kebetulan salah satu anak saya memerlukan udara laut untuk kesehatannya.

Tanpa saya sadari dompet saya ketinggalan dan tiada satupun dari anak saya yang membawa dompet. Pada saat itu kita sudah berada dalam antrian gardu tol. Rasa panikpun melanda, mulai meraba kantong semua tas, tetapi hasilnya nihil, demikian juga di mobil tidak ada selembar uang pun. Kemudian saya lihat anak saya mengambil  koin yang menumpuk di tempat koin, dengan cepat dia menghitungnya. Dan kamipun terselamatkan oleh koin itu, kami bisa melaju di jalan tol . Pastinya kami tidak jadi meneruskan perjalanan ke tempat tujuan tetapi mencari jalan keluar menuju arah pulang.

Masih berurusan dengan jalan tol, saat ini beberapa rute menaikkan tarifnya dengan menambahkan angka limaratus dibelakang tarif yang berlaku selama ini. Nah, jadi koin lima ratus rupiah kembali berfungsi, demikian juga koin dua ratus dua buah ditambah satuy koin seratus rupiah menjadi lima ratus rupiah kan ? Bagi saya yang dalam satu hari empat kali lewat tol, nilai lima ratus rupiah jadi berarti sekali. Kadang sedih ya melihat koin yang sudah karatan atau tercecer di jalan tanpa ada yang mau mengambilnya, padahal kalau dikumpulkan bisa ditukarkan di Bank  Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun