Mohon tunggu...
Kartika V.
Kartika V. Mohon Tunggu... Jurnalis -

journalist | creative writer | gadget | animated movies | drama series | not a feminist | Christ follower

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Menjelaskan Makna Salib Kristus kepada Orang Beragama Lain

13 April 2017   19:42 Diperbarui: 14 April 2017   05:00 9312
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Katanya Tuhan, kok bisa mati di kayu salib?

Tuhan kok dilahirkan, dari perawan pula, gimana caranya?

Kasihan ya orang Kristen, nyembahnya manusia?

Orang Kristen kenapa nyembah patung, apa gak takut dosa?

Tuhan mereka kan dilahirkan ke dunia, jadi dosa-dosanya orang Kristen sudah ditebus oleh Yesus?

Mengapa Yesus yang disalibkan lalu sekonyong-konyong dosa-dosa orang Kristen sudah tertebus?

Kompasianer yang mengimani Kristus maupun non-Kristen, apakah anda familiar dengan pertanyaan-pertanyaan tersebut? Atau justru pertanyaan itu sudah ada di benak anda sejak lama tapi belum ada yang bisa menjelaskannya secara masuk akal?

Inilah sederet pertanyaan paling nomor wahid dari agama lain kepada umat Kristiani di seluruh dunia. Saya sebagai penganut Katolik, pada kesempatan kali ini bermaksud membuka rahasia tentang iman Kristiani itu seperti apa, dan mengapa salib begitu diagungkan dalam kepercayaan Nasrani.

Sebenarnya memaknai kehadiran Yesus Kristus sangat sederhana, tetapi sayangnya dalam pendidikan agama Kristen, banyak sekali perumpamaan-perumpamaan yang terkadang membuat kita yang menganutnya merasa samar akan tujuan ajarannya.

Akibatnya, bahkan penganut Kristen sendiri tidak semuanya paham tentang Salib Kristus dan tidak mampu menyampaikannya dengan ‘pas’ kepada orang-orang yang bertanya, misalnya para orangtua yang ditanya oleh anak-anaknya.

Salib Yesus, ‘katanya’ telah menebus dosa-dosa umat manusia. Sebelumnya harus dipahami terlebih dahulu bahwa ketika kita berbicara dosa, tentu kaum beragama apapun paham bahwa ini adalah urusan masing-masing pribadi. Dengan lahirnya Yesus ke dunia, tidak boleh dijadikan justifikasi bagi kita untuk melakukan dosa, terutama dosa yang merugikan sesama manusia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun