Mohon tunggu...
Kartika V.
Kartika V. Mohon Tunggu... Jurnalis -

journalist | creative writer | gadget | animated movies | drama series | not a feminist | Christ follower

Selanjutnya

Tutup

Money

Dari Sawit Beralih ke Hortikultura, Suryono Turut Lestarikan Hutan

10 November 2016   00:36 Diperbarui: 10 November 2016   01:02 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kebakaran lahan di Sumatera 2015 (image credit: Nova Wahyudi-Reuters-Antara)

Perkebunan sawit kerapkali dituding sebagai tanaman perkebunan yang tidak ramah lingkungan. Meskipun sawit merupakan tanaman budidaya yang paling ideal untuk lahan gambut, namun dengan sejumlah karakteristiknya, peluang terjadinya degradasi lahan akibat tanaman sawit sangatlah tinggi.

Beberapa contoh misalnya pembukaan lahan dengan cara membakar, letak pohon yang jarang-jarang membuat serapan CO2 berkurang, juga rakusnya sawit dalam menyerap sumber daya air dan unsur hara tanah dalam jumlah yang sangat banyak. Belum lagi ditambah jika permintaan bahan baku sawit naik yang berujung pada praktik pembabatan hutan alam, sehingga menyebabkan hilangnya plasma nutfah bagi kelestarian hutan.

Kebun sawit memiliki dampak buruk terhadap lingkungan (image source: paspimonitor.or.id)
Kebun sawit memiliki dampak buruk terhadap lingkungan (image source: paspimonitor.or.id)
Adalah sosok petani bernama Suryono (40) petani asal Siak, Riau yang beberapa waktu lalu diberitakan salah di media online, sukses beralih dari menanam sawit ke tanaman hortikultura. Meski awalnya Suryono mungkin tidak mengerti tinjauan ilmiah hasil penelitian para ahli lingkungan tersebut, tetapi tanpa sepengetahuannya, ia telah membuat keputusan yang sangat tepat.

Tanaman hortikultura lebih memiliki sifat berkelanjutan dibanding sawit, karena para petani bisa menggarap lahan yang sama hingga berkali-kali panen tanpa perlu membuka lahan baru.

Suryono merupakan putra asli Medan, kemudian pindah ke Dusun Sukajaya, Kampung Pinang Sebatang Barat, Kecamatan Tualang, Kabupaten Siak, Provinsi Riau. Saat ini ia tinggal bersama istri dan tiga orang anaknya.

Tahun 2010, Suryono mempertimbangkan bahwa bertani hortikultura lebih menguntungkan ketimbang sawit. Ia mengambil keputusan menumbangkan seluruh tanaman sawit dan menggantinya dengan lahan pertanian hortikultura.

Ilustrasi produk hortikultura (image source: caratanam.com)
Ilustrasi produk hortikultura (image source: caratanam.com)
Sejak memutuskan beralih dari sawit ke hortikultura itu, Suryono membentuk Kelompok Tani Jaya. Kelompok Tani Jaya hingga saat ini mempunyai anggota sebanyak 18 orang yang seluruhnya bertani hortikultura. Beberapa jenis sayuran yang mulai ditanam antara lain kangkung, bayam, cabai, melon, semangka, kacang panjang, timun, pepaya, dan jagung, dan varietas lainnya.

Pertanian hortikultura yang dilakukan Suryono baru mendapat perhatian pada tahun 2015. Ia dibantu program ekonomi kerakyatan Badan Pelatihan dan Pengembangan Masyarakat (BPPM) perusahaan Hutan Tanaman Industri (HTI) setempat, dan Pemerintah Provinsi Riau.

Seorang petani memeriksa tanaman kacang panjang di Siak, Riau (image source: detik.com)
Seorang petani memeriksa tanaman kacang panjang di Siak, Riau (image source: detik.com)
Program ekonomi kerakyatan yang ia terima meliputi pelatihan agroforestri (wanatani), pemasaran produk hasil pertanian, ke koperasi perusahaan dan mendistribusikannya ke pasar tradisional setempat.

Akan tetapi masuk ke pasar tradisional di Riau bukan hal mudah, karena sekelompok tengkulak yang sudah lebih dahulu beroperasi. Beruntung Suryono mendapat bantuan dari perusahaan dan kepolisian setempat, hingga produk kelompok taninya berhasil menembus pasar tradisional setempat.

Sebelum Suryono menjual hasil sayuran ke pasar tradisional setempat, pasokan sayuran harus didatangkan dari Pekanbaru karena mindset warga setempat bahwa menanam sayuran dianggap tidak menguntungkan, mereka lebih nyaman dengan hasil instan dari menanam sawit.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun