Penyusun: dr. Kartika Soka Rahmita, dr. Steffi Sonia, M.Gizi, Sp.GK
Departemen Ilmu Gizi FKUI - KSM Gizi Klinik RSCM
Benign paroxysmal positional vertigo (BPPV) atau vertigo yang disebabkan oleh gangguan pada telinga dapat menyebabkan 27% kekambuhan dalam waktu 6 bulan dari serangan terakhir. Hal ini yang menjadikan BPPV sebagai salah satu jenis vertigo yang paling sering menyebabkan kekambuhan.Â
Vertigo jenis ini biasanya ditandai dengan gejala kepala pusing berputar, ruangan terasa berputar, disertai mual hingga muntah, dan gerakan bola mata yang tidak normal (nistagmus).Â
BPPV akan semakin diperberat oleh perubahan posisi kepala tertentu sesuai gravitasi seperti berbaring, berguling di tempat tidur, gerakan kepala yang cepat, guncangan kepala saat berkendara, dan berada dalam satu posisi yang sama dalam waktu lama. Â
Pada saat serangan, BPPV dapat menyebabkan kehilangan keseimbangan, hal ini berbahaya terutama pada orang tua karena dapat meningkatkan risiko jatuh.
Pada sebuah studi epidemiologi, disebutkan bahwa prevalensi BPPV di dunia adalah 10,7 sampai 64 kejadian per 100.000 populasi, sehingga setiap orang mempunyai peluang 2,4% untuk terdiagnosis BPPV sepanjang hidupnya, dan angka kejadiannya akan meningkat seiring dengan bertambahnya usia karena adanya proses penuaan dari telinga bagian dalam.
Kondisi yang terbukti menyebabkan BPPV adalah adanya kelainan pada struktur telinga bagian dalam, di mana hal tersebut berkaitan erat dengan adanya kekurangan vitamin D di dalam tubuh.Â
Sekitar 80% penderita BPPV ternyata juga mengalami kekurangan kadar vitamin D (<20 ng/mL) dan wanita memiliki risiko dua kali lipat lebih tinggi dibandingkan pria.
Vitamin D sudah diketahui memiliki banyak manfaat bagi tubuh manusia antara lain untuk memelihara kesehatan tulang dan gigi, meningkatkan kekebalan tubuh, menjaga fungsi jantung dan paru, mencegah demensia, dan menurunkan risiko penyakit diabetes.Â