Mohon tunggu...
Kartikasimorangkir 015
Kartikasimorangkir 015 Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya merupakan seorang mahasiswa Ilmu Komunikasi di salah satu perguruan tinggi negeri di jawa barat. Saya memiliki hobi membaca, dan senang dengan aktivitas berinteraksi dengan banyak orang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Nasib Tukang Becak di Pangandaran Terhimpit Maraknya Kendaraan Bermotor

2 Januari 2024   21:47 Diperbarui: 2 Januari 2024   21:55 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

ATV ( All- Terrain Vehicle), motor listrik dan ojek online tentunya bukan hal yang jarang kita temui ditempat wisata seperti pinggiran laut atau disebut pantai. Pantai pangandaran menjadi salah satu daerah tujuan wisata yang terkenal dengan peosona dan keindahannya. Saat kita mengunjungi pantai pangandaran, atv, motor listrik dan motor mini akan sangat banyak kita temui disepanjang jalan. Melihatnya saja, kita pasti memiliki ketertarikan untuk mengendarainya apalagi dengan view pantai sepanjang jalan.

Tak jarang juga para pengemudi ojek online banyak kita temui saat beroperasi dijalan lengkap dengan seragam hijaunya. Namun tak banyak yang menyangka bahwa keberadaan ojek online dan ATV(All-Terrain Vehicle) menjadi salah satu faktor yang membuat tingkat persaingan dalam mencari nafkah semakin meningkat ,seperti halnya yang dirasakan oleh salah satu tukang becak di Pangandaran.

Pendapatan Semakin Menurun

 Pak Sulaiman (62) menyatakan kesedihannya akibat penghasilannya yang semakin menurun karena keberadaan atv dan motor mini maupun ojek online

" Sekarang dapatnya cuman 80- 100 ribu perhari neng." jawab beliau saat kutanyakan penghasilannya sekarang.

Pendapatan yang tidak tetap setiap harinya, mengharuskan pak Sulaiman terus berjuang dalam mencari nafkah dengan sangat gigih. Beliau mengatakan bahwa menarik becak merupakan salah satu pekerjaan yang paling cocok dengannya apalagi dengan kondisi fisiknya sekarang yang tak lagi muda.

" Saya kerjanya udah dari tahun 90 an neng, dulu ini masi rame yang naik becak. Keman-mana pengunjung pasti nyari becak karna harganya juga enggak terlalu mahal neng, masih bisa dijangkau."

Menurut pengakuan beliau, harga yang ditawarkan oleh kendaraan becak masih sangat relevan dengan penghasilan warga sekitar bahkan para pariwisata. Yang artinya ongkos masih sangat murah sesuai dengan tempat tujuan penumpang.

" Dulu masi sangat cukuplah neng hasilnya untuk makan dibanding sekarang ini"

ATV Dijadikan Transportasi

 Keberadaan atv yang seharusnya dipergunakan dipinggiran pantai, ternyata malah dipakai oleh periwisata di jalan raya. Pariwisatawan menggunakan akses ini sebagai transportasi menyusuri berbagai tempat di Pangandaran untuk mengantikan penggunaan alat transportasi lainnya. Hal inilah yang kemudian menjadi salah satu faktor yang membuat keberadaan becak seperti tidak dibutuhkan lagi.

Desain atv yang muat untuk 4 orang membuat para pengunjung beralih dari penggunaan becak. Begitu juga dengan motor listrik dan motor mini. Keduanya memiliki nilai estetika yang jauh berbeda dari becak yang menggunakan motor seadanya dan jok yang hanya muat untuk 2 orang saja. Ditambah lagi banyaknya pariwisata yang berusia anak- anak membuat penggunaan motor mini semakin banyak peminat.

"Atv seharusnya dipakai dipinggiran pantai neng, tapi ini pada make di jalan raya".

Menurut pengakuan beliau, atv maupun motor mini saat ini sudah memenuhi sepanjang jalan pantai Pangandaran. Awalnya keberadaan atv dan motor mini yang harusnya memiliki trek tersendiri malah menjadi alat berpergian ke spot-spot menarik lain yang ada disekitar pantai pangandaran.

"Bukannya dipasir pantai tuh neng, tapi ini nih di jalan raya gini"

Tentu hal ini adalah hal yang merugikan bagi beliau, tetapi disamping pekerjaan sebagi tukang becak beliau tak punya opsi lain lagi.

Lapangan Kerja Sempit

 " ya mau gimana lagi neng, kerjaan cuman ini aja, paling jadi kuli bangunan, itupun kalo ada yang manggil neng, kalo gak ada yaa" lanjut beliau sambil tertawa

Diusianya yang tak lagi muda, pak Sulaiman harus rela mempertahankan pekerjaannya yang sebenarnya tidak dapat diharapkan lagi, demi memenuhi kebutuhan sehari-harinya. Jawaban beliau saat kutanyakan perihal ganti profesi, mengambarkan sulitnya mencari pekerjaan diusianya yang sudah termasuk jangka lanjut usia.

" Udah gak mampu lagi neng kalo jadi nelayan, penglihatan udah kurang kesehatan udah kayak dulu lagi neng, udah sering sakit juga "

Kondisi fisik yang sudah tak sehat lagi menjadi salah satu faktor beliau sulit mencari pekerjaan yang sesuai. Pada kenyataanya memang tukang becak di Pangandaran kebanyakan sudah tidak berusia muda lagi.

" Kadang sedih sih neng, mangkal sampe berjam-jam, kadang keliling juga tapi gak ada yang mau pada naik. Mereka ( pengunjung) milihnya yang cakep-cakep neng, udah pada gamau lagi sama yang tradisonal kayak gini"

Jawab pak Sulaiman setelah kutanyakan tanggapannya mengenai kehadiran atv maupun ojek online ini. Senyum yang tersirat diwajah beliau dihiasi dengan deretan giginya, yang sebenarnya menyimpan rasa kesedihan dalam hati beliau. Tak bisa dipungkiri, pengguna atv maupun motor mini memang hampir memenuhi sepanjang jalan pinngiran pantai. Sementara ojol memenuhi bagian yang bukan wilayah seputaran pantai di Pangandaran.

Pembagian Zona Wilayah

 " Mau gimana lagi neng, saya bisanya cuman mangkal disini saja nanti semakin jauh saya dari pantai nyari penumpang udah bukan zona kita lagi neng, udah zona nya ojek online"

Saking ketatnya persaingan untuk mencari penumpang, ojek online dan becak membuat pembagian zona wilayah masing-masing. Dimana zona wilayah merah untuk becak dan zona wilayah hijau untuk ojek online. Sedangkan Atv memang dikhususkan untuk disewa di sekitaran pantai.

Meskipun ojek online tidak memiliki zona wilayah di sekitaran pantai, namun menurut pak sulaiman hal itu juga menjadi salah satu faktor yang membuat tingkat persaingan di dunia pencarian penumpang semakin tinggi.

" Ojek online memang jarang ditemui di pinggiran pantai neng, karena wilayah mereka bukan disini. Tapi neng penumpang dari sononya kan kebanyakan naik ojol dibanding becak. Dulu tempat mangkal kita yang disana sebelum ada ojol rame kok neng, sekarang aja yang udah sepi."

Tuntutan Kemajuan Zaman

 Sebenarnya keberadaan atv, motor listrik maupun ojek online tidak bisa disalahkan, karena dalam mencari nafkah semua orang memiliki caranya berbeda-bedaa. Ditambah juga zaman sudah semakin canggih dan maju. Hanya saja, tak ada yang mengira bahwa keberadaan atv, motor listrik atau motor mini yang disewakan dipantai, yang dianggap dapat menambah penghasilan dan menciptakan lapangan bekerjaan baru, justru menjadi sebuah batu sandungan pada beberapa pihak. Begitupun dengan ojek online. Kemajuan zaman yang memang memberkan tuntutan agar semua nya dilakukan secara instan memang mempermudah beberapa pihak tetapi tidak banyak yang mengira bahwa beberapa pihak juga merasa rugi.

" Awalnya si neng, kalo sedikit gak terlalu menganggu,eh makin kesini makin padat semua neng, kita jadi gak kebagian rezekinya heheh" begitu jawab pak sulaiman disertai tawa kecilnya saat kutanyakan dari kapan atv dan ojek online ini mulai menguasai transportas.

" Harapan saya neng, kedepannya parawisata naik becak lagi kemana-mana, Kita gak bikin harga mahal-mahal neng masih standar.Tapi kalo memang gak bisa semoga bisa nyeimbangin aja neng punya kaya gitu juga"

Seutas Harapan sederhana yang diucapkan oleh pak Sulaiman menyiratkan betapa beratnya keadaan yang dialaminya. Beliau yang menempuh jarak 2 km untuk sampai dipangkalan becak tempat bekerjanya, bukanlah suatu hal yang mudah. Ketangguhan pak Sulaiman untuk memutuskan masih bekerja patut diberi apresiasi

Entah bagaimana nantinya nasib dari para pejuang nafkah yang pekerjaannya menarik becak, kita tidak pernah tahu. Sejauh ini kita juga hanya bisa berdoa agar rezeki mereka dipermudah. Meskipun nantinya harus bertahan dengan pekerjaanya sekarang, atau memilih untuk berhenti.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun