Mohon tunggu...
Ika Kartika Sari
Ika Kartika Sari Mohon Tunggu... Lainnya - A Mom

Business Antusiasm, A Mom

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pendidikan Formal Vs Non-Formal

4 November 2020   07:43 Diperbarui: 4 November 2020   07:46 401
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Brunei contohnya, IPM Brunei adalah 82,4 persen, jauh sekali jika dibandingkan dengan Indonesia, kemungkinan jumlah penduduk Brunei yang jauh lebih sedikit jika dibandingkan Indonesia menjadi salah satu faktor lebih mudahnya menjangkau akses pendidikan menurut saya.

 Untuk itu agar terciptanya kesejahteraan dalam pendidikan, pemegang kebijakan yaitu pemerintahlah yang bisa mengubah keterlambatan potret pendidikan kita. Belajarlah dari negara-negara yang tetangga yang sukses memajukan pendidikan. 

Kunci utamanya adalah kemauan dan kerja keras untuk mengubah pendidikan menjadi hal yang mudah untuk diakses semua orang tanpa terkecuali. Berdasarkan Pasal 31 Ayat 1 UUD 1945 berbunyi: Setiap warga negara berhak mendapat pendidikan. Pasal 31 Ayat 2 UUD 1945 berbunyi: Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya pendidik. 

Guru adalah "Keyman"

Beberapa negara maju dengan IPM tinggi di Eropa, sangat memperhatikan kualitas tenaga pendidik. Guru diberikan Gaji diatas rata-rata UMR, serta berbagai fasilitas untuk meng-upgrade kemampuan dan kualitas guru ataupun tenaga pendidik. 

Beda tentu dengan keadaan di negara kita, masih banyak guru yang tidak sejahtera, bahkan dipelosok sana ada guru honor yang bergaji sangat kecil dengan fasilitas seadanya. 

Di Indonesia, Guru atau tenaga pendidik sebenarnya adalah "keyman" dalam kemajuan pendidikan, karena merekalah akar dari pendidikan. Apa sih itu guru ? 

Kalau dalam filsafat jawa guru itu digugu lan ditiru. Guru itu menjadi panutan. Guru itu menjadi tuntunan. Guru adalah profesi yang sangat luar biasa mulianya. Mereka yang mendedikasikan hidupnya untuk mendidik tunas-tunas penerus bangsa. Menjadikan kita sebagai orang yang tercerdaskan. Sehingga kita tak perlu merasakan pahitnya kebodohan. 

Bahkan pernah tersematkan sebuah semboyan guru sebagai pahlawan tanpa tanda jasa karena dengan segala keterbatasan yang mereka miliki, mereka tetap mengabdikan hidupnya untuk mendidik dengan ketulusan hati. Jadi pendidikan formal, maupun non formal tetap membutuhkan guru/ tenaga pendidik yang berkualitas. 

Mengapa Steve jobs bisa sukses walau tanpa pendidikan formal? karena ada guru/ tenaga pendidik yang memberikan pembelajaran yang berkualitas, ada sarana dan prasarana untuk belajar, intinya gampang mengakses ilmu walau tidak dibangku sekolah. 

Efeknya luar biasa, jika semua orang merasakan kemudahan ini, kebodohan bisa sirna sejalan kemiskinan pun kian berkurang. Belajar membuat orang setidaknya mengetahui bagaimana cara menanam yang baik, bagaimana cara berdagang yang tepat sehingga kehidupan masyarakat kita menjadi lebih cerah menuju kesejahteraan, tak wajib harus menjadi milyuner, setidaknya bisa menafkahi keluarga saja itu sudah baik. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun