Asal mau belajar dari apa saja dan mana saja kita pasti bisa sukses menuju harapan kita, kerja keras serta tak kenal lelah merupakan akar dari terwujudnya impian kita.Â
Mark Zuckenberg tidak mungkin sesukses sekarang kalau saja sehari-harinya hanya menonton tv atau main games, pasti akan banyak keringat dan air mata untuk mencapainya.Â
Masalah utama di Indonesia bukan hanya sekedar sulitnya anak-anak tak mampu mengikuti pendidikan formal, tapi juga masalah buta huruf. Kemiskinan dan buta huruf semakin mengubur impian para generasi penerus bangsa untuk bisa maju.Â
Berdasarkan data survei sosial ekonomi nasional yang dikumpulkan BPS mengenai persentase buta huruf penduduk indonesia menurut kelompok umur, umur produktif 15 tahun ke atas , pada tahun 2019 sebesar 4,10 persen dari total penduduk indonesia adalah buta huruf .Â
Ini adalah momok yang besar bagi dunia pendidikan kita, disatu sisi pendidikan formal semakin mahal sementara disisi lain masih banyaknya buta huruf di Indonesia.Â
Dilihat dari Angka Partisipasi kasar (APK) menurut jenjang pendidikan perguruan tinggi masih dibawah 30% pada tahun 2019, masih belum banyak yang mampu mengenyam bangku perguruan tinggi.
Kenyataannya, banyak perusahaan-perusahaan membuka lowongan pekerjaan justru untuk lulusan sarjana, lalu bagaimana dengan lulusan dibawah SMA kebawah?Â
Butuh Asuhan Total pemerintah
Indeks pembangunan manusia Indonesia tahun 2019 mengalami kenaikan sebesar 0,74 persen dibandingkan tahun 2018, IPM indonesia adalah 71,92 berdasarkan perhitungan IPM yang dihitung Badan pusat Statistik. Kenaikan angka IPM tersebut menggambarkan bahwa manusia di Indonesia mengalami kemajuan dari segi pendapatan, kesehatan dan pendidikan . Â
Kita lihat dari pendidikan yah, Anak-anak yang pada tahun 2019 berusia 7 tahun memiliki harapan dapat menikmati pendidikan selama 12,95 tahun (hampir setara dengan masa pendidikan untuk menamatkan jenjang Diploma I). Ini lebih lama 0,04 tahun dibandingkan dengan yang berumur sama pada tahun 2018.Â
Dengan kata lain sarana dan prasarana pendidikan kita sudah mumpuni namun hingga jenjang diploma, tapi apakah itu diploma itu cukup?. Jika dibandingkan dengan negara tetangga seperti Brunei dan Singapura, indonesia masih tertinggal jauh.Â