Mohon tunggu...
Kartika Rasyid
Kartika Rasyid Mohon Tunggu... Lainnya - Penulis

Ibu rumah tangga yang menulis untuk memotivasi anak-anaknya.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Tanaman dan Kenangan Masa Lalu

29 September 2020   14:49 Diperbarui: 29 September 2020   23:12 222
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Ayo, berbuah dong, kalau enggak berbuah juga mau ditebang, nih!" Ada-ada saja si Ayah ini.

Hal ini terjadi pada pohon nangka. Entah kenapa setelah 'diancam' Ayah, sang pohon akhirnya berbuah dan ternyata sangat banyak buahnya serta manis rasanya.

Ketika pohon alpukat harus ditebang, ayah berkata sambil meminta maaf  bahwa si pohon akan ditebang karena tak jua berbuah malah menimbulkan ketakutan dengan banyaknya ulat bulu yang berada di batang pohon. Ketika pohon kelapa yang disamping rumah ditebang, saya merasa sedih karena suka sekali memanjat ke akar pohonnya yang besar, tetapi karena sudah tua dan khawatir tumbang, ayah memutuskan untuk ditebang.

Ayah juga sangat rajin menyiram dan menyiangi daun-daun yang sudah tua atau layu. Beliau selalu menyentuh tanamannya dan memuji bunga-bunga yang sedang mekar dengan kata-kata "cantiknya bunga ini." 

Ada kebiasaan yang menarik dari ayah saat berinteraksi dengan tanamannya, yaitu  sambil bernyanyi, bersenandung dan bersiul. Beliau juga mengajari kami agar menyentuh tanaman atau bunga itu harus hati-hati tidak boleh grasa-grusu.

Lain lagi dengan ibu. Beliau pengagum suplir dan kuping gajah. Dua tanaman itu benar-benar dijaga ibu. Tak boleh ada yang merusaknya. 

Setiap pagi, ibu memberi ampas teh bubuk ke dalam pot suplir dan kuping gajah. Daun kuping gajah yang besar dan lebar itu selalu di lap dengan waslap sehingga daunnya terlihat mengkilat. Sementara suplir selalu dibenahi batang-batangnya yang berwarna hitam tipis seperti lidi.

Ayah dan ibu juga akan menyempatkan untuk melihat bunga wijaya kusuma yang akan mekar. Mereka sangat sabar menunggu tengah malam agar dapat melihat sang bunga mekar sempurna. Sementara kami anak-anaknya tak ada yang sanggup menunggu hingga larut. Biasanya mereka akan bercerita dengan antusias esok harinya.

Saya sendiri memiliki banyak sentuhan dengan tumbuhan di rumah. Pohon nangka yang besar menjadi hong tempat bermain petak umpet bersama teman-teman. Sementara pohon jambu biji yang dekat pohon nangka adalah tanaman favorit saya. Bisa dipastikan, setiap pulang sekolah saya akan memanjat pohon jambu biji tersebut dan menjadikannya tempat berbaring di antara tiga batangnya yang menjulur, sambil bernyanyi dan menikmati semilir angin, bergelantungan di dahannya, dan tempat bersembunyi jika Ibu memanggil saya . He ... he ... jangan ditiru, ya!

Di antara rimbunnya daun puring kuning, seringkali saya dan teman menemukan sarang burung. Ayah akan melarang kami mengganggu atau merusak sarang burung, apalagi jika ada bayi-bayi burung di dalamnya.

Pohon puring kuning yang subur itu juga menjadi base camp saya bersama teman-teman perempuan setiap kali bermain perang-perangan dengan teman laki-laki. Kami memiliki senjata yang terbuat dari bambu kecil dimana pelurunya adalah biji jali-jali yang dimasukkan ke dalam bambu kemudian ditiup.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun