Mohon tunggu...
Kartika Maharani
Kartika Maharani Mohon Tunggu... Lainnya - Murid SMAN 28 Jakarta

Kartika Maharani (17) - XI MIPA 2 - SMAN 28 Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Resensi Novel "Hujan"

8 Maret 2021   23:50 Diperbarui: 8 Maret 2021   23:50 1935
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Darwis atau yang lebih dikenal sebagai Tere Liye, adalah salah satu penulis tanah air dengan karya laris manis di pasaran. Dari 15 novel Tere yang diterbitkan Republika, masing-masing setidaknya dicetak 40.000 eksemplar dengan 25-40 kali cetak ulang. 

Penulis dengan pengikut 4 juta orang lebih di Facebook itu telah menerbitkan 29 novel yang digandrungi pembacanya, terutama remaja dan kaum muda. Pada tahun 2016, Tere Liye menerbitkan sebuah novel berjudul “Hujan”.  

Hujan merupakan salah satu karyanya yang sangat disukai banyak orang karena alur ceritanya yang sedikit sulit ditebak oleh para pembacanya. Tema yang diambil yaitu tentang perpisahan, persahabatan, cinta, hujan dan tentang melupakan. Novel Hujan ini disajikan dalam genre science-fiction yang dibumbui oleh kisah roman percintaan remaja.

Identitas Buku

Judul                                : Hujan

Penulis                            : Tere Liye

Desainer Sampul        : Orkha Creative

Penerbit                          : PT Gramedia Pustaka Utama

ISBN                                 : 978-602-03-2478-4

Tahun Terbit                : 2016

Jumlah halaman isi   : 320 halaman

Sinopsis

       Novel ini bercerita tentang gadis bernama Lail di bumi masa depan yang serba canggih. Cerita diawali oleh Lail yang berusaha menghapus seluruh kenangan menyakitkan selama hidupnya dengan menggunakan sebuah alat canggih di zaman itu. Ia mengunjungi sebuah Pusat Terapi Saraf dan meminta seorang paramedic bernama Elijah untuk menghapus kenangannya. Salah satu syarat agar alat tersebut dapat bekerja dengan baik adalah si pasien harus menceritakan kenangan-kenangan selama hidupnya tanpa satu pun yang ditutup-tutupi.

       Lail mulai bercerita tentang masa kecilnya. Ketika itu, ia sedang terburu-buru untuk masuk ke sekolah pertama kalinya. Bersama Ibunya yang tak henti-hentinya menyuruhnya bergegas agar tak ketinggalan kereta. Namun di perjalanan kereta, gempa bumi dahsyat mengguncang kota mereka. Semua hancur berantakan, dan banyak sekali korban jiwa berjatuhan. Ibu Lail adalah salah satunya. Lail pun selamat karena seorang bocah laki-laki memegang tangannya ketika ia akan jatuh ke lorong kereta. Anak laki-laki tersebut bernama Esok.

       Lail menderita. Tak hanya di tinggal Ibunya, kabar terbaru menyebutkan bahwa pulau tempat ayahnya bekerja juga luluh lantas diterjang tsunami. Jadilah ia anak yatim piatu sekarang. Setelah bencana dahsyat itu, pemerintah kota membuat tempat pengungsian di sebuah lapangan hingga situasi kembali normal. Di pengungsian ini, Lail dan Esok selalu bersama, sehingga persahabatan di antara mereka muncul, dan mulai berubah menjadi sebuah cinta.

       Setelah situasi di kota mulai normal, Lail akhirnya ditampung di panti asuhan. Di panti asuhan ini, Lail berteman dengan Maryam yang tak lama kemudian mereka menjadi seorang relawan yang membanggakan. Sedangkan Esok, dia diasuh oleh seorang walikota. Karena kecerdasannya, Esok berhasil mendapatkan beasiswa kuliah ke luar negeri, dan menciptakan teknologi baru yang mampu menyelamatkan bumi atau umat manusia dari kepunahan.

       Dalam prestasi mereka masing-masing, Esok dan Lail ternyata memiliki perasaan suka satu sama lain. Namun, Lail merasa rendah diri karena, anak walikota yang cantik jelita, kabarnya juga menyukai Esok. Esok lebih sering bertemu Claudia karena mereka tinggal dalam satu rumah, dibandingkan bertemu dengan Lail yang hanya sekali dalam setahun.

       Bumi semakin berubah dan menuju ambang kehancuran. Esok bersama orang-orang jenius lainnya di luar negeri ternyata sedang menciptakan pesawat ulang-alik besar untuk warga bumi agar bisa hidup di luar angkasa. Namun sebesar-besarnya pesawat ulang-alik tersebut, tak akan muat untuk menampung semua warga bumi, sehingga pengundian adalah keputusan yang tepat untuk menentukan siapa yagn berhak naik pesawat tersebut. Esok sebagai salah satu pencipta alat tersebut, berhak mendapat satu tiket.

       Pengundian pun dilakukan, dan ternyata Esok mendapat satu tiket lagi. Wali Kota meminta Lail supaya bisa membujuk Esok agar salah satu tiket yang dimilikinya diberikan kepada anaknya yang bernama Claudia. Hingga pada jadwal keberangkatan kapal, Lail mendengar informasi dari Istri Wali Kota bahwa salah satu tiket dari Esok, diberikan kepada Claudia. Lail pun beranggapan bahwa Esok pergi bersama Claudia. Lail merasa hatinya seperti tercabik-cabik. Akan tetapi, Claudia sebenarnya tidak pergi bersama Esok melainkan dengan Ibunya Esok. Lail langsung memutuskan untuk menghapus ingatannya tentang Esok. Maryam panik dan langsung menyusul Lail untuk menghentikan perbuatannya. Akan tetapi, sudah terlambat. Lail sudah memulai melakukan terapinya. Elijah menjelaskan sekali lagi kepada Lail bahwa melupakan bukan jadi masalahnya, tetapi menerima. Akhirnya Lail selesai melakukan terapi tersebut. Ternyata, ingatan Lail tentang Esok dan Maryam tidak ikut terhapus karena semua kenangan selalu Lail peluk erat-erat selama terapi berlangsung. Satu bulan kemudian, Esok menikahi Lail dan berjanji bahwa dia tidak akan meninggalkan Lail lagi.

Kelebihan

1. Bahasa yang digunakan mudah dipahami

Dalam buku ini, Tere Liye menggunakan bahasa yang mudah dipahami juga deskripsi yang jelas, sehingga pembaca mudah untuk mengimajinasikan peristiwa yang Tere Liye gambarkan di Novel Hujan ini. Bahasa yang digunakan juga berhasil membuat pembacanya merasakan setiap kejadian yang terjadi dalam buku ini.

2. Alur dan jalan cerita yang tidak membosankan

Alur dalam novel ini dibuat maju mundur antara tahun 2042 an hingga 2050-an. Dimulai pada tahun 2050, saat Lail mendatangi sebuah tempat yang bisa menghapus ingatan menyakitkan. Di tempat tersebut, Lail menceritakan tahun-tahun yang dilewatinya dan cerita mundur ke belakang. Sesekali alurnya kembali maju dan kemudian mundur lagi. Sampai akhirnya di kembali ke bagian awal cerita dengan sebuah penyesalan yang membahagiakan. Alur maju mundur seperti ini lebih menarik keinginan para pembaca karena tidak membosankan dan sesuai dengan jalan cerita. Alurnya juga tidak terasa dilambat-lambatkan atau dipanjang-panjangkan. Di samping itu, jalan cerita novel ini sangat menarik dan memuaskan karena tidak dapat ditebak sama sekali.

3. Tema yang menarik dan terdapat kejutan-kejutan tak terduga

        Tema yang diambil sangat bagus karena merupakan kombinasi antara teknologi canggih, percintaan, persahabatan, perpisahan, dan yang lainnya. Selain tema, terdapat banyak kejutan yang terjadi dalam novel ini dan tidak pernah dibayangkan sebelumnya. Misalnya, adanya musim dingin berkepanjangan akibat efek gunung meletus. Kemudian karena campur tangan manusia, musim dingin ini berubah menjadi musim panas yang akhirnya menjadi malapetaka. Musim panas terjadi tanpa tahu kapan berakhirnya. Hujan juga tidak lagi turun ke bumi. Hal-hal seperti ini membuat imajinasi pembaca melambung tinggi. Belum lagi dengan kecanggihan teknologi yang bisa membuat sistem transportasi tanpa supir, alat komunikasi yang tertanam di tangan, dan sebagainya. Semuanya terasa nyata dan dapat terjadi di masa depan.

4. Membuat pembacanya penasaran

Novel Hujan ini tidak mencantumkan halaman daftar isi dan sinopsis di bagian sampul belakangnya. Hal ini membuat novel ini memiliki daya tarik tersendiri dan membuat para pembacanya penasaran. Karena hal ini juga, pembaca tidak memiliki pilihan lain selain membaca ceritanya sampai akhir.

Kekurangan

1. Karakter tokoh utama yang kurang kuat

Menurut saya, tokoh Lail dalam novel ini karakternya kurang kuat. Dia hanya seorang gadis lemah, cengeng dan tidak mempunyai inisiatif apa-apa. Keberhasilannya dalam berbagai hal di dalam cerita ditimbulkan oleh ajakan dari temannya, Maryam. Tanpa Maryam, Lail tak akan bisa mencapai apapun. Seharusnya sebagai tokoh utama, Tere Liye menempatkan Lail sebagai inisiator, bukan hanya tokoh yang mengikuti apapun kemauan temannya walaupun hasilnya baik juga.

2. Ditemukan beberapa kesalahan penulisan

        Beberapa kesalahan penulisan juga saya temui dalam novel ini, yang paling terlihat yaitu tentang tugas pertama Lail dan Maryam. Di halaman 120 tertulis,  “Jika kalian bersedia, setelah menerima pin besok pagi, kalian akan ditugaskan segera di Sektor 3 selama liburan panjang.” Namun, dalam halaman 135 tertulis, “Pagi ini kami berangkat ke Sektor 4, Penugasan pertama dari organisasi.” Jadi, sebenarnya Lail ditugaskan di Sektor 3 atau 4? Semoga cetakan selanjutnya ada jawaban dan bisa diperbaiki.   

     Terlepas dari itu semua, novel ini sangat layak untuk dibaca oleh semua jenis umur, baik remaja, dewasa maupun orang tua, serta dapat dibaca oleh semua lapisan masyarakat, karena bahasa yang digunakan mudah dipahami dan nilai-nilai yang didapat akan mampu memberikan banyak pelajaran berharga. Jadi, pesan moral yang dapat diambil dari cerita dalam novel ini, yaitu dengan melakukan berbagai kesibukan, kita bisa melupakan banyak hal. Namun, melupakan bukanlah solusi bijak untuk mengatasi kesedihan. Solusi terbaiknya adalah menerima segalanya dengan ikhlas agar tidak menjadi beban.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun