Mohon tunggu...
Miss KarHan
Miss KarHan Mohon Tunggu... Administrasi - Hanya suka menulis

"Rasa itu sastra, lalu kata ibarat mantra" -MissKarHan-

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kisah tentang Awan-Ku (2)

12 November 2023   11:17 Diperbarui: 12 November 2023   11:25 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Ayo main lagi" seru Rika membuatku kembali fokus pada tali panjang yang terbuat dari rangkaian getah karet itu.

"oke, sekarang giliranku ya" ucapku bersemangat

Setelah tiga lompatanku berhasil tanpa mengenai tali karet yang dipegang rika dan desi. Munculah kak Rara dari dalam rumah.  Mukanya masam, entah apa yang sedang merasukinya.

Ia berdiri di samping rika, sesekali mengacau menggoncang-goncangkan tali hingga hampir saja mengenai kakiku yang sedang melompat.

"kak, apaan sih ganggu aja" ucapku kesal

"biar lah, kakak nggak bisa nonton TV karena awan nggak seperti biasa" jawab kak rara tak kalah kesal

"ha ? tumben. Mungkin awan capek kak, mama bilang awan enggak tidur. Jadi mau tidur dengan puas tanpa gangguan" jelasku polos sok paling bijak

Kak rara hanya diam, ku pikir ucapanku itu bisa membuatnya berhenti mengacau. Ternyata tidak, dia semakin  usil mengganggu kami. Dan ini masih giliranku, aku tak mau kalah. Toh baru giliranku masa kalah secepat itu.

"kakaaaaakkkkkkk jangannn ganggu !!! Orang lagi main !!" aku teriak semauku, meluapkan emosi yang masih ku tahan-tahan sejak tadi. Bagaimana dengan kak rara ? dia malah tertawa besar, seperti melihat adiknya emosi adalah pengganti melihat hiburan di TV.

Tak lama, awan keluar membawa bambu panjang yang biasa digunakan untuk merubah volume dan memindahkan chanel TV jadul rumah kami. TV tabung merk lama itu tidak lagi memiki remot, tak bisa juga dibelikan remot merk apapun karena tak pernah ada remot yang cocok. Akhirnya berkat ide kreativitas awan, diambilkan bambu berdiameter 1 cm, dengan panjang sekitar 1 meter untuk digunakan sebagai alat menekan tombol-tombol TV layaknya remot. Dengan bambu itu, si tuan rumah yang sedang berbaring saat menonton TV tak perlu harus bangun saat ingin mengganti chanel atau menaikkan volume TV. Bambu itu ibarat penyambung tangan untuk menekan tombol di TV jadul itu.

"plakkkkkkkk" suara bambu yang mendarat dengan mulus dimata kakiku berbunyi keras sekali, aku kaget. Begitupun rika, desi dan kak rara. Kami semua mematung, diam. Tak percaya dengan apa yang awan lakukan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun