Jumlah waralaba dan UMKM yang ada di Parakan Salak terbilang tidak seimbang. Warga merasa resah karena adanya waralaba yang merebak di Parakan Salak. Pasalnya jumlah waralaba di parakan salak sudah mencapai puluhan. Hal tersebut mengancam UMKM masyarakat sekitar, karena konsumen lebih memilih untuk membeli kebutuhan di waralaba.
Masyarakat merasa tidak sanggup bersaing dengan waralaba karena latar belakang Pendidikan. "Bagaimana orang seperti kita harus bersaing sama orang orang pinter yang pendidikannya lebih tinggi dari kita ? " ucap salah satu pemilik UMKM di Parakan Salak. Â Â
Mereka sangat menyayangkan kebijakan pemerintah mengenai adanya waralaba. Kebijakan ini juga diharapakan dapat mendorong pengembangan usaha mikro, kecil dan menengah agar dapat  lebih berkreasi dan professional sehingga memiliki kemampuan untuk bersaing secara global. Namun masyarakat tidak siap, karena minimnya Pendidikan yang mereka dapatkan. Adanya waralaba tidak membuat mereka berkembang melainkan tertekan karena adanya persaingan yang tidak seimbang. Â
Harapan Masyarakat adalah pemerintah dapat lebih memperhatikan dan menjamin adanya pengusaha UMKM. Tidak hanya dengan adanya dana bantuan UMKM, tetapi dengan pembatasan dibangunnya waralaba di setiap daerah. Dan juga memperhatikan kode etik dalam membangun waralaba, karena banyak waralaba yang dibangun dalam jarak 200 meter. Masyarakat juga mengharapkan adanya penyuluhan agar mampu bersaing secara global.
Dengan adanya para pengusaha yang dapat memperhatikan kode etik, tingkat professionalitas, kreatif, dan dapat bersaing secara global. Indonesia akan lebih maju dari pada negara lain.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H