Mohon tunggu...
Kartika Desy Wardani
Kartika Desy Wardani Mohon Tunggu... Guru - Pendidik

Seorang pembelajar sepanjang hayat yang telah berkecimpung di dunia pendidikan selama dua dekade.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Belajar dari Pendidikan Anak Usia Dini di Norwegia

18 November 2024   17:39 Diperbarui: 18 November 2024   17:43 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Norwegia terletak di benua Eropa, dan merupakan bagian dari wilayah Skandinavia. Di sana, pendidikan usia dini dikenal dengan istilah barnehage, atau jika diterjemahkan ke Bahasa Indonesia berarti Taman Kanak-Kanak atau prasekolah. Barnehage ditujukan untuk anak-anak usia dari 1 hingga 5/6 tahun dan dianggap sebagai fondasi yang sangat penting bagi proses tumbuh kembang anak. Sistem pendidikan pada barnehage difokuskan pada pendekatan pembelajaran berbasis permainan, mengembangkan potensi keterampilan sosial dan emosional, dan pembelajaran melalui eksplorasi dibandingkan untuk memenuhi tuntutan akademik semata. 

PEMBELAJARAN BERBASIS PERMAINAN TAK TERSTRUKTUR

Pembelajaran pada barnehag menggunakan pendekatan berbasis permainan karena memiliki waktu dan ruang untuk bermain dianggap sebagai prioritas kebutuhan utama yang harus terpenuhi bagi anak-anak usia 1-5/6 tahun. Anak-anak harus terpenuhi kebutuhannya untuk bermain sebagai wahana belajar untuk pertumbuhan sosial, kognitif dan emosional anak-anak. Jika di Indonesia, ada asumsi umum bahwa jika bersekolah maka harus belajar dalam kondisi yang serius, namun pada barnehage, anak-anak diarahkan untuk berkesempatan untuk bermain tak terstruktur, baik di dalam maupun luar ruangan. Permainan yang tidak terstruktur ini akan memupuk kreatifitas, kemandirian, dan keterampilan memecahkan masalah. 

Yang dimaksud dengan permainan tak terstruktur adalah permainan yang tidak dirancang secara sengaja oleh orang dewasa demi mencapai tujuan atau target tertentu. Permainan sejenis ini berwujud kegiatan di mana anak-anak mengambil kendali untuk bebas bereksplorasi, berimajinasi dan membuat suatu tanpa adanya peraturan yang mengekang ataupun adanya arahan orang dewasa. Anak-anak bermain secara spontan dan memberikan peluang untuk memanfaatkan dunia pikiran fantasi mereka tanpa terikat aturan sehingga bisa membuat mereka berpraktek membuat keputusan mandiri bagaimana caranya mereka akan bermain. 

PEMBELAJARAN BERBASIS KEGIATAN LUAR RUANGAN

Pendekatan belajar pada barnehag juga menempatkan kegiatan aktivitas di luar ruangan sebagai agenda penting di sekolah. Hal ini sejalan dengan filosofi kehidupan yang dominan muncul di kawasan Skandinavia, friluftsliv. Secara definitif, friluftsliv berarti "hidup di alam terbuka" atau "hidup di alam terbuka". Orang-orang Skandinavia percaya pada filosofi budaya beraktifitas di alam terbuka akan menimbulkan koneksi manusia dengan alam yang dapat meningkatkan kesejahteraan, keseimbangan, rasa penghargaan dan harmonis yang lebih terdapat alam sekitar. 

Berdasarkan fisolofi itu, anak-anak secara budaya setempat harus menghabiskan sebagian besar waktu mereka di luar rumah, bahkan meskipun pada saat musim dingin. Anak-anak harus aktif terlibat dalam beragam kegiatan luar ruangan seperti menjelajah alam, mendaki, berjalan-jalan, atau bermain di taman. Masyarakat di sana percaya pada nilai-nilai bahwa kegiatan seperti ini akan memperkuat kesehatan fisik anak-anak sedari dini karena sudah terbiasa dengan beragam kondisi alam, dan akhirnya juga akan membangun rasa tangguh, tidak mudah menyerah dan gampang beradaptasi dengan lebih beragam situasi. 

PEMBELAJARAN BERPUSAT PADA ANAK

Jika pada bagian awal tulisan ini, kita fokus pada permainan yang tidak terstruktur, nah bagian terstruktur pada program-program pembelajaran barnehag ada dalam bentuk strukturisasi rancangan belajar yang wajib berpusat pada anak. Artinya, aktivitas-aktivitas apapun yang disediakan harus mampu mengakomodasi kebutuhan, kepentingan, dan kecepatan belajar masing-masing individu per anak. Secara struktur, aktivitas-aktivitas ini dirancang dengan hati-hati dan kemudian anak-anak mendapatkan otonomi untuk memilih aktivitas mana yang akan dieksplorasi sesuai naluri dan keingintahuan mereka, sehingga terbentuk pola bermain yang tak terstruktur. Contoh kegiatan yang berpusat pada anak, bisa dalam bentuk penyediaan fasilitas permainan balok. Pada barnehag, anak-anak dibiarkan membangun dan membongkar menara yang terbuat dari kayu atau bahan lembut. Mungkin bagi sebagian kita akan mengatakan bahwa contoh simpel seperti ini juga diterapkan pada banyak TK di Indonesia. Namun yang membedakan adalah bahwa biasanya dilakukan pada saat jam istirahat untuk bebas bermain di sela-sela jam belajar, sementara di sana, justru menjadi pusat utama kegiatan. 

PEMBELAJARAN DIPIMPIN OLEH PENDIDIK YANG BERKUALITAS

Pembelajaran dipimpin oleh pendidik yang berkualitas, dalam arti memiliki latar belakang pendidikan tinggi, dan telah mendapatkan pelatihan maupun magang, yang secara khusus memang berhubungan dengan pendidikan anak usia dini. Rasio antara anak dan guru pun dibuat rendah, agar bisa memberikan perhatian secara lebih personal karena guru tidak harus membagi konsentrasi ke terlalu banyak anak. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun