Mohon tunggu...
Kartika Desma
Kartika Desma Mohon Tunggu... Freelancer - Still alive

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Mau Kerja Apa?

9 Maret 2020   10:42 Diperbarui: 10 Maret 2020   08:39 624
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Semua orang mungkin punya pekerjaan impian. Jangankan yang belum pernah bekerja, yang sudah bekerja pun terkadang 'galau' apakah pekerjaan yang sedang saya jalani  ini cocok dengan saya atau tidak ? Makna cocok disini juga beragam interpretasinya, cocok dengan pekerjaannya, cocok dengan lingkungannya atau cocok dengan gajinya ?. Ya betul,  banyak sekali pertimbangan ketika kita akan mengambil keputusan ingin mempunyai pekerjaan apa.

Baik tidaknya suatu pekerjaan itu sebenarnya bergantung kepada kita yang melakukan. Jadi PNS, jadi pengusaha, jadi freelancer, itu semua punya kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Kalau kita  adalah tipe orang yang memang siap dengan kenyataan untuk harus mengikuti jam kerja kantor ( office hour), hari libur yang terjatahkan, ingin penghasilan tetap, ingin dapat tunjangan hidup setelah bekerja, berarti  kita adalah tipe seorang Pegawai Negri Sipil atau Pegawai Swasta. 

Akan tetapi, kalau orang yang tidak bisa bekerja dibawah perintah orang lain, punya motivasi tidak ingin menjadi pekerja tapi ingin membayar pekerja, ingin hari libur yang bisa diatur sendiri dan tidak perlu izin kantor, artinya kita  siap untuk jadi seorang pengusaha. Terakhir, kalau kita merasa punya keahlian khusus, ingin  bekerja sesuai passion, tidak ingin terikat kontrak kerja tertentu, punya jiwa tertantang untuk menargetkan sendiri gaji yang akan didapat per bulannya, mempunyai waktu kerja fleksibel , juga ingin  punya networking yang luas itu berarti kita pasti  bisa survive sebagai pekerja lepas ( freelancer).

Pertanyaan berikutnya, kira-kira mana yang lebih menguntungkan?  Jawaban untuk pertanyaan ini umumnya mengarah pada tentunya pekerjaan yang sesuai passion kita dan gajinya di atas UMR yaa kalau bisa  :D.  Tapi kedua hal ini sering kali juga tidak selalu sejalan. Akhirnya , kita kembali galau . Mau punya gaji besar  dengan hidup penuh tekanan, ataukah punya gaji seadanya namun hati senang ?  Setiap orang itu punya masalah hidup yang berbeda. Jadi coba pikir kembali mana yang lebih kamu butuhkan.

Sukses dalam bekerja itu bisa kita dapatkan dengan cara yang bermacam-macam. Sukses juga bukan hanya dinilai dari segi besarnya angka penghasilan yang kita terima, melainkan juga dari pengalaman berharga ketika mencapai target kerja atau ilmu baru yang didapat sehingga meningkatkan kualitas diri kita sendiri. Dari pengalaman  pribadi yang sudah saya jalani, terkadang harus  kita  akui kalau  saat bekerja saja , kita itu  tetap harus belajar.

Bahkan belajar dari orang yang level atau posisinya dibawah kita. Hal itu mungkin sekali terjadi karena semakin tinggi jabatan kita , semakin besar juga tanggung jawabnya  sehingga perlu adanya  untuk kita  memahami betul apa yang menjadi lingkup  kewajiban kita.  Jadi punya jabatan tinggi atau jabatan yang biasa saja itu sama-sama punya konsekuensinya masing-masing.

Bekerja itu yang penting adalah prosesnya. Bukan hanya sekedar awalnya cocok atau tidak, kemudia  akhirnya nanti kita akan dapat gaji berapa. Kerja tidak harus sesuai jurusan  saat kuliah atau di SMA. Kalau acuannya seperti itu, bagaimana bagi kita yang tidak punya kesempatan menempuh jenjang pendidikan yang lebih tinggi sepert lulusan SD, SMP atau tidak sekolah sama sekali? Nah  Jangan terlalu kaku kalau kita ingin jadi pekerja yang sukses. Jangan heran banyak orang sukses bekerja meski tidak punya latar belakang pendidikan tinggi.

Intip saja jejak karir Ibu Susi mantan mentri perikanan Indonesia yang hanya lulusan SD ketika menjadi mentri.  Bisa jadi orang yang tidak sekolah justru tidak terlalu beban memilih pekerjaan apa karena mereka lebih terbuka dan tidak membatasi dirinya dengan idealisme serta terlalu peduli dengan stigma dalam masyarakat. Bekerja keras saja dulu , kemudian jalani . lalu  tentukan langkah strategis anda selanjutnya. Semua pekerjaan atau profesi bisa jadi hal hal yang menguntungkan kalau benar-benar ditekuni.

Jadi,  jangan terlalu pusing  dengan idealisme ingin bekerja sesuai jurusan dan jangan terkecoh dengan  iming-iming besar gaji yang akan didapat,   Tapi  Beranilah terbuka dengan segala kesempatan yang ada di depan mata, lalu lakukan kerja terbaik kita agar bisa terlihat hasilnya.  Do what you have to do , until you can do what you want to do' - Oprah Winfrey

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun