Mohon tunggu...
Kaskatella
Kaskatella Mohon Tunggu... Freelancer - freelance

All About Food and lifestyle

Selanjutnya

Tutup

Ramadan

Semangkuk Cerita dari Kenikmatan Bakso Malang di Duta Bakwan dan Cwie Mie Malang

24 April 2023   13:36 Diperbarui: 24 April 2023   13:58 1480
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Picture by iStock Photo

Nikmat, berkuah, dan berdaging. 

Sebuah kalimat yang menggambarkan kelezatan semangkuk kuliner legendaris nusantara. 

Apalagi kalau bukan bakso. 

Bakso pun memiliki cerita. Terdapat sebuah sejarah yang mengiringinya. 

Walau mungkin dibenak kita, bakso hanyalah semangkuk makanan berisi bola-bola daging, ditemani bihun atau mie sebagai karbo dan diguyur dengan kaldu kuah yang kuat. 

Ditutup sayuran segar seperti sawi dan tauge sebagai pelengkap nutrisi fiber. 

Dilansir dari Kimbo.id, bakso berasal dari cerita di masa Dinasti Ming (1368-1644), Tiongkok. 

Konon, seorang pemuda bernama Meng Bo ingin memasakkan daging empuk dan lembut untuk sang ibu. 

Ia terinspirasi dari kue mochi, camilan yang terbuat dari ketan yang ditumbuk agar halus, sehingga makanan ini terasa lembut.

Makanan ini dapat dikatakan sebagai kuliner legendaris, bisa dinikmati semua kalangan.  

Kali ini saya akan bercerita tentang salah satu rumah makan bakso favorit saya di Jakarta. 

Sebagai orang Jawa Timur, bakso adalah makanan kesukaan saya. 

Kalau arek Jatim pasti tahu jenis bakso yang ingin saya bahas. 

Apalagi kalau bukan Bakwan atau Bakso Malang.

Bakwan Malang adalah  hidangan bakso yang banyak ditemui di seluruh belahan Kota Malang dan Kabupaten Malang, Jawa Timur. 

Kuahnya cenderung lebih ringan dan menonjolkan rasa gurih dan asin. 

Dilansir dari Kompas.com, Rasanya sedap ini terdapat dari tulang sumsum.

Tak heran, kelezatan bakso pun meluas dan cita rasanya tidak dapat tergantikan. 

Kalau saya sedang di kampung, makanan yang paling sering saya makan adalah bakso.

Selain mudah ditemui, rasa kuahnya yang khas dan berbeda di ibukota ini membuat saya sangat merindukannya.

Saya bisa loh memakan ini setiap hari, ya karena praktis dan mengenyangkan. 

Ditambah saya bisa membuatnya sendiri di rumah. 

Tinggal membeli daging yang sudah dibumbui di Pasar, lalu rebus dan sajikan deh. 

Kalau di Ibukota, jelaslah kita harus membelinya di rumah makan atau restoran yang menjual hidangan ini. 

Menurut saya, bakso paling nikmat dimakan ketika musim hujan, dan sore hari.

Sudah begitu, makannya bersama keluarga terdekat, pasti makin nikmat.  

Apalagi ditambah dengan lontong dan jeruk songkit. Rasanya tambah pecah. 

Topping-nya Jatim sekali ya, haha. 


Eh, jangan salah dengan cover-nya ya, di-caption sudah menjelaskan kok haha. 

Yes, beberapa waktu lalu saya mencoba Bakso khas Malang yang ada  salah satu mall di Jakarta Pusat. 

Restoran bernama Duta Bakwan dan Cwie Mie Malang ini terletak di lantai 3 foodcourt di Plaza Senayan. 

Rumah makan ini selalu ramai dan membuat saya penasaran. 

Sebelumnya saya hanya makan bola daging ini di area dekat rumah saya. 

Biasanya untuk makanan Indonesia, saya memilih makan di sekitar rumah atau malah street food. 

Kalau di Mall, saya lebih memilih makanan lain. Ya hitung-hitung explore saja. 

Melihatnya yang selalu dipadati pengunjung membuat saya tergiur. 

Saya memberanikan diri untuk membeli salah satu makanan yang menurut saya aman.

Apalagi kalau bukan Bakwan Malang. 

Pas kesana, ternyata toko tersebut lebih menjual makanan khas Jawa Timur, seperti Rawon, Cwie Mie, Nasi Gemes dan sebagainya. 

Ketika saya iseng bertanya-tanya, ternyata pemiliknya berasal dari Kota Apel.

Tanpa ragu, saya langsung berkenalan dan membeli beberapa menunya. 

Ternyata rasanya sesuai dan cukup mengobati rasa rindu saya akan kampung halaman. 

Isinya ada bakso, bihun atau mie (bisa dipilih) dan tahu bakso.

Disini tidak ada lontong ya guys, karena sudah beda lokasi haha. 

Rasa kaldu yang ringan, gurih dan berbumbu ini membuat saya ketagihan. 

Kenikmatan ini dipadukan daging baksonya yang juicy dan berserat. 

Komposisi antara tepung dan dagingnya menurut saya pas.

Cieee, kaya bisa masak saja ya. Padahal mah tinggal makan doang haha.

Canda ya. 

Tetapi  dalam hidangan ini, menurut saya bintangnya adalah tahu baksonya. 

Sejujurnya saya tidak suka tahu bakso, karena entah kenapa tidak cocok saja.

Bahkan kalau di kampung, saya memilih memilih pangsit dibandingkan tahu.

Entah karena rasa kulit tahunya atau malah dari daging baksonya yang kadang saya anggap berbeda. 

Padahal mah atuh satu adonan ya. Maaf saya sotoy haha. 

Kalau disini, tekstur kulit tahunya enak, kuahnya bisa meresap dengan baik. 

Ditambah dengan adonan bakso yang lebih berdaging dibandingkan yang sebelumnya, menjadi lebih nikmat. 

Kalau bisa memilih, lebih baik saya memakan tahu bakso tersebut bersama bihun. 

Asli saya jadi ingin membelinya haha. Yuk gas yuk. 

Kuahnya semakin segar, karena saya menggunakan dua jeruk songkit dan sedikit sambal. 

Jadi rasa asamnya masih smooth, dipadukan dengan ketegasan dari si jenderal Cabai. 

Disini sambalnya benar-benar berani menunjukkan kepedasannya, guys. 

Pecinta pedas pasti suka akan ini. 

Tetapi untuk mengambil sambal apalagi untuk konten, tolong bijak ya. 

Ambilah secukupnya, jangan hanya karena mengejar adsense malah merugikan orang lain. 

Memang berapa sih kadar kepedasan yang ditanggung seseorang? Apakah melebihi ghibahan tetangga? 

Haha peace! Canda guys. 

Bakso tetaplah bakso, dia bukan blendi yang harus dituangkan semangkuk besar sambal untuk menikmatinya. 

Kalau suka pedas hingga level ekstrim, saya pikir Blendi lebih cocok dipopulerkan dan dibuat challenge. 

Pasti seru dan memuaskan.

Sekian dari review Sok-sokan ala Kaskatella. 

Boleh minta rekomendasi tentang bakso favorit kalian? 

Share dong di kolom komentar ya.

See you rek!

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun