Mohon tunggu...
Kartika Maulida Imansari
Kartika Maulida Imansari Mohon Tunggu... -

seorang radiografer muda yang bekerja di salah satu RSUD Kalimantan Selatan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

[Fan Fict] Surat Pengagum Rahasia

14 April 2013   10:28 Diperbarui: 24 Juni 2015   15:13 427
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

No peserta 175 (fan fict kolaborasi)

Alfigenk Ansyarullah + Kartika Maulida Imansari

___

Sebuah surat tanpa nama, bersampul biasa, sepertinya dari sebuah tempat yang jauh, menjadi perhatianku.

Jarang atau hampir tak pernah ada surat untukku. Hanya berbagai hadiah yang sering datang ke alamat manajemenku. Beribu komentar di web pribadiku, di twitter dan facebook.

“tak ada salahnya fans loe kirim surat ma loe Ralisa, loe bawa pulang aja itu surat, trus loe baca dirumah dalam kamarmu” kata manajerku kepadaku, Surat adalah hal yang romantis dan misterius manajerku menambahkan kembali.

Dirumah, sebelum aku tidur, aku baca surat itu

¯¯¯¯¯¯¯

“Aku hanya memandangmu lewat layar-layar tak nyata....

Disini udara begitu sejuk, membuat asumsi kita menjadi lebih jernih akan hal-hal yang kita sembunyikan. Atau hal-hal yang kita selalu berpura-pura, entah apa yang ada pada dirimu sebenarnya. aku menyukai senyummu, cantikmu, kamu Seperti melati, bunga yang semerbak wanginya disiang dan malam hari”.

Surat ini membuatku tersenyum, merayuku dan indah, aku menyimpannya dalam laci disamping ranjangku.

Satu bulan kemudian, sebuah surat kembali diletakkan kembali di kamarku.

“surat itu sudah tiga hari sampai disini” kata manajerku.

“terima kasih, gue akan segera membacanya”

“tumben loe kelihatan seneng”

Aku tak menjawab celotehan manajerku

“Apa kabar gadis yang cantik?...

Entah kenapa kamu begitu menawan...seelok bidadari yang tercipta di dunia..begitulah umpama para pujangga untuk memuji setiap wanita yang disukainya.

Diantara hari-hariku, aku coba menulis sedikit kalimat... sekedar memberi kabar, bahwa aku  memperhatikanmu...

apakah aku terlalu percaya diri?.. aku tak pernah berpikir untuk menjawabnya, karena aku tak pernah menanyakan hal itu kepada diriku sendiri”

aku suka kata-katanya, entah siapa yang mengirim surat ini. Aku bertanya kepada kepada manajerku tentang surat itu, manajerku mengaku tidak tahu, dia tidak mau tambah pusing dengan urusan surat entah berantah itu

“jabwal kamu padat, gue pusing ngaturnya, gue tak mau tambah pusing dengan surat entah berantah itu, syuting film loe dua minggu lagi, loe juga ada wawancara dua hari lagi dengan majalah tempo”

“kaya politik aja ke majalah tempo”

“ahh mana gue tahu, yang penting ada pesenan dari sponsor, loe harus cerita tentang film terbaru loe”

Sebuah messege dari managerku masuk ke handphoneku, ada surat lagi yang datang untukku, aku segera membalas agar menyimpannya dan akan aku ambil dua hari lagi ketika aku pulang ke jakarta. Ini bulan ketika dia mengirim surat untukku.

¯¯¯¯¯¯¯

Tanpa disadari, pelangi muncul diantara mega-mega langit ,,,

Entah apa yang kamu rasakan..ketika kamu bersedih dan menangis disana..cahayamu meredup..ohh apa gerangan yang membuatmu luruh...

aku mencarimu di segala arah.. sepertinya dirimu selalu seseorang yang aku sayangi..semua itu tanpa disadari..seperti pelangi itu..

kamu tahu, seolah peranmu itu adalah nyata..

aku tertawa dan senang sekali, isi surat ini sepertinya mengapresiasi peranku di film terbaruku yang baru launching. Aku akan menyimpannya.

Dua bulan kemudian Surat ke 4 datang...¯¯¯¯¯¯¯

Kamu terlihat tersenyum dan tertawa....

....apa ada yang bisa kamu katakan untukku? .. apakah kamu mau membalas suratku ini..aku cukup bodoh berharap jika suratku sampai kepadamu dan kamu baca...

Sebuah liric lagu yang paling aku suka dari sebuah lagu terkenal...yang selalu aku nyayikan...

Suddenly, I'm not half to man I used to be,
There's a shadow hanging over me.
Oh, yesterday came suddenly.

Semua begitu tiba-tiba..tapi berbahagia lah...jika kamu tiba-tiba menemukan sebuah tawa dan senyuman atas dirimu sendiri..

Mungkin kamu tahu Bee Gees...ketika aku pulang ke kampung halaman dan berharap semua kebahagiaan bisa aku dapatkan,

Feel I'm goin back to massachusetts,
Somethings telling me I must go home.
And the lights all went out in massachusetts
The day I left her standing on her own

Aku juga merindukan rumahku dulu...Jika kamu tidak keberatan, boleh aku membacakan sebuah lirik yang puitis dari Sir Paul Mccartney

For so long I was out in the cold,
and I taught myself to believe every story I told.
It was fun hanging onto the moon, heading into the sun,
but it's been too long. Now I wanna come home.

Came so close to the edge of defeat.
But I made my way in the shade, keeping out of the heat.
It was fun shooting out of the stars, looking into the sun,
but it's been too long. Now I wanna come home.

Home. Where's there's nothing but sweet surrender,
to the memories from afar.
Home. To the place where the truth lies waiting,
we remember who we are.

Aku senang ada sebuah surat lagi untukku, meski sungguh aku tidak mengerti, tidak ada nama dan alamat. Sejak saat itu Aku sering sekali membaca kumpulan surat-surat itu berulang-ulang, tak ku sadari mengapa sekarang aku begitu merindukan surat kiriman darinya lagi, entah siapakah dirinya, seorang yang begitu misterius, dia tidak pernah mencantumkan alamat pengirim pada surat-suratnya. Awalnya aku biasa saja dengan surat-surat yang demikian, dari sekian banyak fans-ku, hanya seorang ini yang membuatku merasa begitu tertarik dengan surat-suratnya. Surat yang selalu pendek, surat yang terakhir isinya beberapa bait lirik lagu dengan sedikit cerita dalam kalimat yang kaku.

Dua bulan sudah tidak ada surat lagi surat yang datang, aku menjadi penasaran, aku ingin dikirimi surat lagi.

Aku meminta manajerku untuk mencantumkan beberapa kalimat di website pribadiku, kalimat yang aku ambil dari surat pertama yang dikirimkan kepadaku. Aku berharap dia bisa tahu bahwa aku membacanya.

Satu bulan kemudian, akhirnya sebuah surat datang untukku

“terima kasih telah membacanya... ada orangyang  mungkin akan sedih jika suratnya tidak dibaca dan dibalas, namun sepertinya kamu gadis yang baik.

Bagaimana kabarmu....? baik-baik saja kan?

Aku sangat sibuk..disini hujan sering turun, bahkan tiap hari...membuatku agak sakit..

Senang bukan main diriku, mendapat sebuah surat lagi, aku akan membalasnya lewat websideku

“aku bukan hanya membacanya, tapi juga menyimpannya,

Hujan akan membuatmu basah, dan jika kamu sakit tentu saja harus ke dokter, jangan takut disuntik ya...


aku baik-baik saja, hanya jabwalku saja yang padat..itu melelahkan

surat balasan datang tepat dua minggu kemudian

aku percaya kepadamu.karena tidak sulit menyimpannya.

Dokter tidak akan menyuntikku..kamu mengejekku seperti anak-anak,

Ada seseorang yang memberiku nasehat.”.jika kamu kehujanan ditengah jalan, maka kamu harus merubah posisi ke pinggir jalan”..kamu tahu, nasehat itu sungguh koyol, meski aku sempat mempercayainya.

Apakah kamu suka memancing?.. dahulu aku suka bolos sekolah untuk memancing.,,kamu harus mencobanya.....

Aku segera membalasnya dengan tidak sabar..

“yang penting kamu jangan tidak ke dokter..sakitmu akan tambah parah...

Hahahaha.. tapi orang itu benar juga yaa... hujan ditengah jalan, belum tentu hujan di pinggir jalan. Dan kamu malah memberiku nasehat koyol...aku wanita, mana aku suka memancing...

Aku bosan menunggu terlalu lama balasan darinya. Berminggu-minggu,

“loe serius?” kata manajerku melotot kepadaku

“gue rasa iya” aku balik melotot kepadanya

“jangan-jangan loe diguna-guna, ini jadi ngga lucu, ini beneran kaya disinetron deh”

“please wahai manajerku yang paling baik hati sedunia”

“loe harus sadar dampaknya sama karer loe, jika ketahuan infotiment mereka akan membunuh karir loe, sponsor akan kecewa”

“please, gue penasaran”

“loe itu salah satu artis paling cantik di negeri ini, paling berbakat, kamu bisa pilih cowo paling keren and paling tajir yang suka ama loe, kenapa loe harus penasaran ama ni hantu surat entah berantah”

“jika loe ngga mau, gue akan ngambek shooting”

“loe sudah tahu tinggi badannya berapa?..dia cakep atau tidak, tajir atau tidak?”

“ya udah gue ngambek aj sudah”

“oke oke tuan putri, nanti gue atur”

Manajerku menyerah dan berjanji untuk mengaturnya untukku

Surat balasan kemudian datang

“aku sudah sembuh...Alhamdulillah

Matahari pagi adalah yang paling aku suka,,,menghirup udara pagi seolah-olah menghirup udara dari surga...

Aku pernah membayangkan betapa cantiknya dirimu ketika bangun pagi dan belum mandi..dan pasti juga bau”

Dia mengejekku, dia lucu

“ aku hampir tidak pernah bisa bangun pagi.. pekerjaanku sampai malam yang melelahkan..

Apa korelasi yang baik antara cantik dan bau?..baunya bau yang  wangi.

Apa yang akan kamu lakukan jika aku berhasil menemukanmu...aku akan menjewer kupingmu”.

Dia mengirim sebuah jawaban pendek

kamu tahu, kamu tak akan pernah menemukanku..jika berhasil pun, aku akan mengajakmu minum teh..hanya sesederhana itu yang bisa aku berikan”

Dua bulan kemudian,

Pesawat kami sebentar lagi berangkat, hanya berdua dengan manajerku, manajerku adalah kaka kandung perempuanku sendiri, kami hanya berpakaian biasa, menyamar seorang biasa menuju pulau kalimantan ke banjarmasin.

Keesokan pagi harinya kami menuju ke utara ,4 jam perjalanan menuju sebuah kota kecil bernama Barabai..

Kami singgah di sebuah kantor KUA disebuah kecamatan yang sedikit jauh dari kota, kantor kecil yang sederhana.

Aku masuk seorang diri, sedang kakakku menunggu di halaman...dengan memakai kerudung aku terlihat tak dikenali oleh siapapun.

ada seseorang yang langsung menyuruh aku masuk dan mempersilahkan aku duduk..seorang lelaki pegawai kantor tersebut disuruh untuk berbicara denganku, dia memperkenalkan diri sebagai penghulu di kantor ini

“silahkan duduk bu.. ada yang bisa saya bantu?”

“pegawai disini sedikit sekalinya”
‘iya bu, hanya empat orang”

“ohh”

“ibu ingin menikah atau bagaimana bu?

“iya pak, saya ingin menikah suatu hari nanti”

“Lalu bagaimana bu?”

“bagaimana jika saya menikah dengan bapak saja”

“ibu bercanda, saya kan penghulu disini, saya yang menikahkan orang bu”

“saya serius pak penghulu, saya ingin nikah sama pak penghulu”

Lelaki pegawai KUA itu jadi terkejut, dia melihatku dengan lebih teliti..

“kalau begitu, saya mau menikah dengan ibu”

“kenapa bapak penghulu langsung mau menikah dengan saya. Tanpa tahu saya janda atau bukan pa”

“ibu sangat cantik, janda atau bukan tak jadi masalah”

Aku langsung tertawa dan lelaki pegawai KUA itu pun juga tertawa

“dimana kita akan minum teh-nya pak penghulu?”

“bagaimana jika nanti sore, saya akan menjemput ibu dengan sepeda motor butut saya”

“saya setuju”

Aku menuliskan nomor handphone pribadiku di secarik kertas kepada bapak penghulu itu..

Di sore harinya, bapak penghulu itu menjemputku, dan kami berkeliling kota kecil itu sampai akhirnya tiba disebuah kafe kecil

“bagaimana kamu menemukanku ralisa?kamu menyogok pegawai pos?”

‘tentu saja tidak, bisa-bisa ditangkap KPK jika ketahuan sogok menyogok”sambil tersenyum kepada penghulu yang satu ini

“lalu kenapa kamu tidak gugup, aku ini artis lo, artis terkenal” kataku bertanya penasaran

“iya, aku kuliah di jogjakarta, kamu tahu, disana kamu bisa bertemu artis ibukota tiap minggu jika kau mau, bertemu di jalan, di tempat wisata, di tempat hiburan, dan banyak lagi. dan di jogja kamu akan bisa menjadi tidak peduli dengan hal itu, banyak orang yang seperti itu, apalagi jika kamu mahasiswa yang serius, kamu menjadi tak begitu tertarik dengan artis, lalu kenapa harus gugup?’

‘namaku rasila andita putri, panggil saja aku rasila. Siapakan dirimu wahai bapak penghulu?

“namaku alfigenk Ansyarullah, panggil saja aku genk, senang bisa berkenalan dengan anda wahai ralisa yang cantik”

‘ceritakan padaku sudah berapa orang yang telah kamu nikahkan?”tanyaku dengan mencandainya

“sebenarnya tidak pernah, aku terlalu muda, aku hanya mengurus administrasi”

Aku jadi tertawa terbahak-bahak

“sebenarnya kakakku yang mempunyai teman di kependudukan, kamu meninggalkan sidik jarimu disuratmu, setelah itu semuanya menjadi gampang untuk menemukan mu, itu adalah ideku”

“aku tidak terpikir sampai kesitu”

;aku harus menjewer kupingmu untuk membuatmu lebih pintar”

;iya, kamu memang harus”

“kapan kamu akan ke jakarta menemuiku?..

‘secepatnya aku akan kesana”

“aku akan menunggumu:

:aku mau tanya,,apa ada artis yang menikah dengan penghulu”

“belum pernah terdengar sih, tapi bisa jadi itu ada, jika ada itu akan keren.. hey kamu kan penghulu, katanya kamu mau menikah denganku?

“iya, itu akan keren” sahutnya sambil mengerlingkan mata dan tersenyum manis.

Happy End

___

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun