Mohon tunggu...
KARTIKA NURUL FATMI
KARTIKA NURUL FATMI Mohon Tunggu... Guru - Guru

Saya seorang guru di SD Negeri 06 Pontianak Utara

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Penggunaan Media Realita dalam Meningkatkan Kemampuan Belajar Matematika Konsep Bangun Ruang Kelas V

18 Agustus 2023   15:31 Diperbarui: 18 Agustus 2023   15:36 298
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 4. PTK Model Kurt Lewin dalam (Kasihani Kasbolah, 2001: 10)

5.  Bangun Ruang

Menurut Suhajana dalam (Ruqoyyah, dkk, 2020: 14), bangun ruang adalah bagian ruang yang dibatasi oleh himpunan titik-titik yang terdapat pada seluruh permukaan bangun tersebut. Kompetensi dasar yang disampaikan pada semester 2 yang meliputi: (1) menentukan sifat-sifat bangun ruang sederhana; (2) menentukan jaring-jaring balok dan kubus.

                                                                                  bentuk kubus              bentuk balok              bentuk tabung

Gambar 1 Bangun Ruang
Gambar 1 Bangun Ruang
Dalam bangun ruang dikenal istilah sisi, rusuk, dan titik sudut Titik sudut.

Gambar 2 Titik Sudut, Rusuk dan Sisi
Gambar 2 Titik Sudut, Rusuk dan Sisi
Sifat-sifat bangun ruang kubus
a.  Sisi pada kubus ABCD. EFGH adalah:

(a) sisi ABCD; (b) Sisi EFGH; (c) Sisi ABFE; (d) Sisi DCGH; (e) Sisi ADHE; (f) Sisi BCGF.
Sisi pada bangun ruang kubus ada 6 dengan berbentuk bujur sangkar yang berukuran sama.

b.  Rusuk-rusuk pada kubus ABCD. EFGH adalah :

(a) rusuk AB; (b) rusuk EF; (c) rusuk HG; (d) rusuk HG; (c) rusuk DC; (e) rusuk BC; (f) rusuk FG; (g) rusuk EH; (h) rusuk AD; (i) rusuk AE; (j) rusuk BF; (k) rusuk CG; dan (l) rusuk DH. kubus tersebut mempunayai 12 rusuk dengan panjang yang sama.

c.  Titik sudut pada kubus ABCD, EFGH adalah:

(a) titik sudut A; (b) titik sudut B; (c) titik sudut C; (d) titik sudut D; (e) titik sudut E; (f) titik sudut F; (g) titik sudut G; (h) titik sudut H. Bangun ruang kubus mempunyai 8 titik sudut.

Dari uraian tersebut di atas, dapat kita tuliskan pengertian bangun ruang kubus sebagai berikut. Kubus adalah sebuah benda ruang yang di batasi oleh enam buah persegi yang berukuran sama.
Sifat-sifat bangun ruang balok.

a.  Sisi pada balok ABCD. EFGH adalah

(a) sisi ABCD; (b) Sisi EFGH; (c) Sisi ABFE; (d) Sisi DCGH; (e) Sisi ADHE; (f) Sisi BCGF.
Sisi pada bangun ruang balok ada 6

b.  Rusuk-rusuk pada balok ABCD. EFGH adalah

(a) rusuk AB; (b) rusuk EF; (c) rusuk HG; (d) rusuk HG; (c) rusuk DC; (e) rusuk BC; (f) rusuk FG; (g) rusuk EH; (h) rusuk AD; (i) rusuk AE; (j) rusuk BF; (k) rusuk CG; dan (l) rusuk DH. balok tersebut mempunayai 12 rusuk dan 3 kelompok rusuk sejajar.

c.  Titik sudut pada balok ABCD, EFGH adalah

(a) titik sudut A; (B) titik sudut B; (c) titik sudut C; (d) titik sudut D; (e) titik sudut E; (f) titik sudut F; (g) titik sudut G; (h) titik sudut H. Bangun ruang balok mempunyai 8 titik sudut.

Dari uraian tersebut di atas, dapat kita tuliskan pengertian bangun ruang balok sebagai berikut. Balok adalah sebuah benda ruang yang di batasi oleh tiga pasang (enam buah) persegi panjang dimana setiap pasang persegi panjang saling sejajar (berhadapan) yang berukuran sama.

Bangun ruang kubus dan balok terbentuk dari bangun datar persegi dan persegi panjang. Gabungan dari beberapa yang membentuk kubus disebut jaring-jaring kubus. Sedangkan jaring-jaring balok adalah gabungan dari beberapa persegi panjang yang membentuk balok.

H. RENCANA DAN PROSEDUR PENELITIAN

1.  Rencana Penelitian

a.  Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini di khususkan kelas yang diteliti adalah kelas V jumlah siswanya 24 anak. Objek penelitian pembelajaran matematika dengan kompetensi dasar memahami sifat bangun ruang. Peneliti sebagai tenaga edukatif pada SD tersebut, sehingga hasil penelitian nanti dapat memberikan masukan untuk meningkatkan kemampuan belajar matematika.

b.  Tempat

Penelitian ini dilakukan di SD Negeri 06 Pontianak Utara, Kota Pontianak.

c.  Waktu

Penelitian ini dilakukan pada Semester Genap Tahun Pelajaran 2021/2022, dimulai bulan Mei sampai dengan Juni 2022.

d.  Lama Penelitian

Penelitian dilaksanakan dalam jangka waktu yang cukup lama, karena penelitian tindakan kelas dilakukan untuk memperbaiki masalah peningkatan kemampuan belajar matematika siswa. Kegiatan penelitian dilakukan dalam beberapa siklus sehingga permasalahan yang timbul dalam data awal dapat diatasi.

2.  Prosedur Penelitian

Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah jika telah terjadi peningkatan kemampuan belajar yang berupa nilai sebesar 0,5 dari data nilai rata- rata awal. Di samping itu kemampuan siswa memahami konsep pengukuran mencapai ketuntasan mencapai 60%.

Penelitian ini direncanakan melalui dua siklus. Setiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai sebagaimana subjek yang diteliti dan permasalahannya. Untuk dapat melihat kemampuan siswa dalam memahami konsep hitung perkalian anak diberikan tes diaknosa (pretes) yang berfungsi sebagai diagnosa awal (initial evaluation). Dalam prosedur penelitian ini terdiri dari dua siklus, yang masing-masing siklus meliputi perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi.

Pemberian tindakan pada siklus pertama didasarkan pada refleksi awal, dengan berpedoman pada refleksi awal penelitian tindakan kelas (PTK) dilakukan dengan prosedur atau tahapan perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi setiap siklus.

Siklus I
1) Tahap Perencanaan
Adapun kegiatan yang dilakukan dalam proses perencanan sebagai berikut:

mengenai ketuntasan belajar pada mata pelajaran matematika.
b) Mengidentifikasi masalah yang dihadapi siswa dan selanjutnya mencoba memecahkan masalahnya.
c) Membuat sekenario pembelajaran yang melipiti lembar evaluasi pretes, postes dan alat evaluasi dengan pola latihan dari yang sederhana ke yang lebih komplek.
d) Menyiapkan rencana pembelajaran.
e) Menyiapkan observasi untuk menyeragamkan persepsi terhadap format observasi yang akan digunakan dalam mengamati dan menilai.

2) Tahap Pelaksanaan

Pada siklus ini merupakan kegiatan awal di kelas, guru melaksanakan pembelajaran dengan materi konsep bangun ruang peneliti melakukan observasi jalannya pembelajaran. Hasil pengamatan sebagai berikut:
a) Guru mengadakan pre tes untuk mengukur kemampuan awal siswa.
b) Guru menjelaskan materi konsep bangun ruang. Dengan media realita.
c) Guru diikuti siswa cara mengidentifikasi bangun ruang dengan media realita untuk memecahkan masalah.

d) Siswa secara berkelompok menentukan dan menunjukan cara menggunakan media realita yang tepat.
e) Guru mengulang kembali informasi tentang materi.
f) Guru mengadakan evaluasi

Semua kegiatan tersebut merupakan kegiatan terbimbing. Saat kegiatan berlangsung, pengamatan proses pembelajaran dicatat dalam lembar observasi. Laporan kegiatan pada siklus berlangsung dua kali pertemuan 50 menit.

3) Tahap Observasi

Pada tahap ini dilaksankan proses observasi terhadap pelaksanaan tindakan dengan menggunakan lembar / format observasi yang telah disiapkan. Proses pembelajaran, pemecahan masalah dalam penerapan pembelajaran dengan media realita. Kegiataan ini berlangsung 50 menit yang kedua. Disini guru berperan sebagai moderator dan motifator.
a) Guru memonitor setiap siswa dengan menggunakan lembar observasi dalam proses pembelajaran.
b) Guru mengamati aktifitas dalam mengerjakan tugas pembelajaran setiap siswa.
c) Guru memberi bimbingan secara individu kepada siswa yang mengalami kesulitan mengerjakan tugas.
d) Guru mengamati keaktifan siswa dengan format yang telah disediakan.

4) Tahap Refleksi

Refleksi adalah kegiatan yang meangulas secara kritis tentang perubahan yang terjadi pada siswa, suasana kelas, guru. Peneliti mencatat keberhasilan maupun kekurangan. Untuk ditindaklanjuti dengan langkah-langkah penyempurnaan dan pengembangan berikutnya.

Siklus II
1)  Tahap Perencanaan

Sesuai dengan hasil refleksi pertama, maka perencanaan seklus kedua meliputi kegiatan sebagai berikut:
a) Bentuk kegiatan belajar mengajar pada siklus kedua pada dasarnya sama dengan siklus pertama, dengan perubahan materi pembahasan yang indikatornya baru.
b) Menyiapkan lembar observasi untuk mengamati keterampilan proses.
c) Menyediakan media realita yang dibutuhkan.
d) Membuat pedoman penilaian.
e) Menyamakan persepsi.

2) Tahap Pelaksanaan

Kegiatan pembelajaran pada siklus kedua disesuaikan dengan alokasi waktu yang direncanakan. Satu kali tatap muka 50 menit), dengan topik pembelajaran "konsep bangun ruang". Sesuai dengan perencanaan pembelajaran yang telah dibuat, siklus kedua selanjutnya kegiatan dimulai secara serentak.
Pada awalnya kegiatan guru meminta kepada siswa, menyiapkan media yang telah disiapkan dengan bimbingan guru. Selanjutnya guru membimbing siswa untuk memahami sifat-sifat bangun ruang dengan media realita berupa jaring-jaring bangun ruang sederhana. Jika selesai satu media dilanjutkan ke media selanjutnya. Diakhir kegiatan diadakan pos tes untuk melihat kemampuan siswa dalam memahami konsep sifat bangun ruang.

3) Observasi

Pada dasarnya kegiatan observasi ini sama dengan siklus I kegiatan ini dilakukan untuk mengamati aktifitas siswa.
a) Guru mengamati setiap aktifitas siswa dengan lembar observasi yang tersedia.

b) Dalam pelaksanaan pos tes secara individual, guru mengamati aktifitas siswa dan menilai hasil pos tes dengan pormat yang tesedia.

4) Refleksi

Penelitian tindakan kelas yang direncanakan penelitian kolaboratif, dimana guru dan peneliti berpartisipasi aktif dan bekerja sama dalam penelitian. Dalam proses merefleksi kegiatan peneliti dan guru melaksanakan system "Take and Give" demi penyempurnaan kegiatan-kegiatan berikutnya. Meskipun kegiatan tersebut bersifat kolaborasi-partisipatorik, tetapi peneliti tidak membebani guru untuk proses rekaman maupun menentukan instrument-instrumen yang lain, semua dilaksanakan oleh peneliti.

Jadi tahapan dalam penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 4. PTK Model Kurt Lewin dalam (Kasihani Kasbolah, 2001: 10)
Gambar 4. PTK Model Kurt Lewin dalam (Kasihani Kasbolah, 2001: 10)

Selanjutnya untuk mengetahui keberhasilan penelitian ini ialah apakah penerapan media realita dalam pembelajaran matematika konsep bangun ruang dapat berfungsi untuk meningkatkan kemampuan belajar matematika. Menurut pemantauan dan laporan guru serta suasana belajar mengajar siswa ternyata penggunaan media realita dapat berfungsi untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran matematika konsep mengenal sifat bangun ruang.

I.  JADWAL PENELITIAN

Keseluruhan dari rencana kegiatan penelitian diatas akan dilaksanakan mengikuti jadwal kegiatan seperti Tabel 1 berikut ini.

Tabel 1. Jadwal Kegiatan Pelaksanaan

9da77058-8609-4e64-8e97-573379e9b8db-png-64df29b018333e172d54d932.jpg
9da77058-8609-4e64-8e97-573379e9b8db-png-64df29b018333e172d54d932.jpg
J.  BIAYA PENELITIAN

Biaya yang diperlukan dalam penelitian ini terinci seperti pada Tabel 2 berikut ini.

Tabel 2. Rincian Biaya Penelitian

3ce9d440-4ce8-4273-bb9e-4b6b0507ca4a-png-64df2a744addee3f831a2da2.jpg
3ce9d440-4ce8-4273-bb9e-4b6b0507ca4a-png-64df2a744addee3f831a2da2.jpg

K.  PERSONALIA PENELITIAN

1. Identitas Peneliti

Nama                       : KARTIKA NURUL FATMI
Fakultas/ Prodi   : FKIP PGSD BI
Pergurun Tinggi : Universitas Terbuka

2. Identitas Observer

Nama                       : RIZKY AMELIA, S.Pd
Jabatan                   : Guru Kelas
Unit Kerja              : SD Negeri 06 Pontianak Utara

DAFTAR PUSTAKA

A.M, Sardiman (2016). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : PT Raja Grafindo Al-hasan, Yusuf. (2012). Pendidikan anak dalam islam. Jakarta: Darul Haq.
Arbayah. (2013). Model Pembelajaran Humanistik. Jurnal Dinamika Ilmu, 13 (2), hlm. 204-220
Arsyad, Azhar. 2017. Media Pembelajaran. Jakarta : Rajagrafindo Persada
Asra dan sumiati. 2007. Metode Pembelajaran Pendekatan Individual. Bandung: Rancaekek Kencana
Daryanto (2016) Media Pembelajaran. Bandung: Gava Media
Dr. Rusman, 2012. Model-Model Pembelajaran. Bandung : Seri Manajemen Sekolah Bermutu
Hamalik, Oemar. (2009). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta. Bumi Aksara
Nurfadhillah, S dkk. (2021). Penerapan Media Audio Visual Berbasis Video Pembelajaran Pada Siswa Kelas IV Di SDN Cengklong 3. Jurnal Pendidikan dan Dakwah. 3(2): halaman 396-418
Nurhasnawati, dkk (2021). Pengembangan Media dan Sumber Belajar Untuk Mahasiswa. Riau: Dotplus Publisher.
Purwanto. (2016). Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Slameto. (2013). Belajar dan Factor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta
Sutiah. (2020). Teori Belajar dan Pembelajaran. Sidoarjo : Nizamia Learning Center
Thobroni. (2015). Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media
Yayuk, Erna. 2019. Pembelajaran Matematika Sekolah Dasar. Malang. UMM Press.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun