Dunia Bukan Tempat Bermain yang Selalu Menyenangkan
Dalam hidup, anak-anak akan menghadapi tantangan yang tidak selalu bisa dihindari. Jika kita hanya mengajarkan mereka untuk mencintai diri sendiri tanpa memberikan mereka alat untuk bertahan, mereka akan tumbuh dengan ilusi bahwa dunia akan selalu memperlakukan mereka dengan baik.
Ajarkan anak untuk menghadapi konflik dengan keberanian. Ketika mereka merasa kecewa atau gagal, beri mereka ruang untuk merasakannya, tetapi jangan biarkan mereka terjebak di sana. Misalnya, jika anak kalah dalam pertandingan olahraga, akui perasaannya: "Ibu tahu kamu kecewa." Namun, jangan lupa tambahkan pesan yang memotivasi: "Tapi coba lihat, kamu sudah bekerja keras. Kekalahan ini bukan akhir segalanya."
Mengapa Ini Penting?
Menurut psikolog Carol Dweck, anak-anak yang diajarkan untuk memiliki pola pikir berkembang (growth mindset) cenderung lebih tangguh menghadapi tantangan. Mereka tidak takut gagal karena mereka tahu bahwa kegagalan adalah bagian dari proses belajar. Inilah inti dari self-love: mencintai diri sendiri bukan hanya menerima diri apa adanya, tetapi juga berusaha menjadi versi terbaik dari diri kita.
Apa Warisan Kita untuk Anak?
Pertanyaan terbesar adalah: apa yang ingin kita wariskan kepada anak-anak kita? Jika kita hanya mengajarkan mereka untuk mencintai diri sendiri tanpa menanamkan nilai-nilai tanggung jawab, kita tidak sedang membentuk generasi yang percaya diri. Sebaliknya, kita sedang membentuk generasi yang rapuh.
Self-love adalah fondasi, tetapi tanggung jawab adalah bangunannya. Keduanya harus berjalan beriringan. Anak yang mencintai dirinya sendiri akan tahu kapan harus berkata "cukup" ketika merasa lelah, tetapi mereka juga akan tahu bahwa perjuangan adalah bagian dari kehidupan.
"Cinta pada diri sendiri adalah awal dari semua hal baik, tetapi cinta sejati tidak pernah datang tanpa usaha."
Jangan hanya ajari anak untuk mencintai diri mereka apa adanya, tetapi bantu mereka tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik setiap harinya. Karena dunia, seperti kita tahu, tidak akan selalu memaafkan mereka, tetapi mereka bisa belajar untuk memaafkan diri sendiri.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI