Mohon tunggu...
Kartika Tjandradipura
Kartika Tjandradipura Mohon Tunggu... Wiraswasta - Co-Founder Writing for Healing Community

Penulis dengan tujuan utama yaitu untuk meningkatkan mental health awareness dan self compassion. Untuk mengenal tulisannya lebih jauh, bisa dilihat di akun Instagram : @kartika_olive

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Jamais Vu vs Deja Vu: Dua Sisi Unik dari Ingatan Kita

28 Desember 2024   10:51 Diperbarui: 28 Desember 2024   10:57 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi (sumber: 2oceansvibe.com/jamaisvu)

Pernahkah Anda merasa asing dengan pekerjaan yang sudah Anda lakukan selama bertahun-tahun? Anda duduk di depan layar, menatap file Excel, dan tiba-tiba berpikir, "Apa ini? Mengapa saya ada di sini?" Mungkin ini adalah bentuk jamais vu versi pekerja kantoran.

Ironisnya, jamais vu juga sering kita alami saat bersosialisasi. Bayangkan bertemu teman lama yang dulu akrab, tetapi kini terasa seperti orang asing. Apakah ini jamais vu atau tanda Anda sudah terlalu lama tidak bertemu?


Mengupas Lebih Dalam: Apakah Ini Normal?

Menurut psikolog, mengalami jamais vu sesekali adalah hal yang wajar. Faktanya, dalam survei kecil yang dilakukan di University of Leeds, hampir 70% responden mengaku pernah mengalaminya. Tetapi jika Anda merasakan fenomena ini terlalu sering, mungkin ini saatnya untuk memeriksakan diri ke dokter.

Namun, di sisi lain, hal ini juga bisa menjadi pengingat halus untuk tidak terlalu menerima segala sesuatu begitu saja. Hal yang familiar sering kali kita abaikan. Fenomena ini seolah berkata, "Hei, lihat lebih dekat. Ada hal baru yang bisa kau temukan di sini."


Pelajaran Filosofis dari Jamais Vu

Fenomena ini mengajarkan kita bahwa kehidupan tidak selalu bisa ditebak. Bahkan sesuatu yang rutin pun bisa terasa baru jika dilihat dari sudut pandang berbeda. Mungkin, kita bisa belajar dari jamais vu untuk keluar dari rutinitas dan melihat dunia dengan perspektif segar.


Ketika Hidup Terasa Asing

Dalam hidup, kita semua pasti pernah merasa asing dengan diri sendiri, pekerjaan, atau bahkan orang-orang terdekat. Tetapi bukankah itu bagian dari proses menjadi manusia?

Seperti yang pernah dikatakan filsuf Soren Kierkegaard, "Hidup hanya bisa dimengerti dengan melihat ke belakang, tetapi harus dijalani dengan melihat ke depan." Jadi, saat jamais vu menghampiri, jadikan itu pengingat bahwa dunia ini penuh misteri, dan mungkin, itulah yang membuat hidup begitu menarik.


"Kehidupan kadang terasa asing, tetapi di situlah kita belajar memahami diri sendiri."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun