Mungkin, di balik kemajuan teknologi ini, kita harus bertanya pada diri sendiri: Apakah kita benar-benar membutuhkan pasangan virtual, atau kita hanya mencari cara untuk menghindari kompleksitas hubungan manusia? Sebab, seperti tanaman plastik, AI spouse memang terlihat memikat, tetapi ia tidak akan pernah bisa tumbuh, apalagi berbuah.
Seperti kata pepatah, "Tidak ada hubungan yang sempurna, hanya hubungan yang diperjuangkan." Maka, sebelum menyerahkan hati pada program buatan, mari perjuangkan hubungan dengan manusia nyata, dengan segala tantangan dan keindahannya. Sebab, cinta yang sejati bukanlah tentang menemukan yang sempurna, melainkan menerima ketidaksempurnaan dengan sepenuh hati.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H