Pernahkah Anda berada di titik dalam hidup ketika pertanyaan besar tentang kesehatan mental seperti "Apa itu depresi?" malah Anda ajukan kepada Alexa, perangkat pintar di sudut meja?Â
Saya pernah. Sebagai seseorang yang mengandalkan teknologi untuk hampir semua hal, saya iseng bertanya pada Alexa, berharap jawaban bijak atau setidaknya pengalihan yang cerdas.Â
Yang saya dapatkan? "Depresi adalah gangguan suasana hati yang menyebabkan perasaan sedih berkepanjangan."
Oke, terdengar cukup akademis, tapi ada yang terasa kurang. Seolah-olah Alexa membaca langsung dari Wikipedia, tanpa emosi, tanpa memahami beratnya kenyataan.Â
Namun, di situlah letak ironi yang menarik: kita mengandalkan teknologi pintar untuk menjelaskan sesuatu yang begitu manusiawi dan kompleks.
Mengapa Bertanya pada Alexa?
Saat saya bertanya, "Alexa, apa itu depresi?" sebenarnya saya tidak sedang mencari definisi. Saya sedang ingin tahu bagaimana teknologi memahami rasa sakit emosional yang begitu sulit dijelaskan oleh manusia sendiri.Â
Ini bukan sekadar eksperimen iseng; ini adalah cerminan zaman ketika kita berharap banyak dari teknologi, bahkan untuk hal-hal yang sifatnya intim.
Menurut survei Microsoft tahun 2023, lebih dari 50% pengguna perangkat pintar pernah menggunakan teknologi untuk mencari jawaban tentang kesehatan mental. Tapi seperti apa hasilnya? Seperti mendengarkan orang asing yang mencoba menasihati kita tanpa tahu cerita hidup kita.
Alexa dan Empati yang Hilang