Ketika bicara tentang gangguan tidur, kebanyakan dari kita hanya mengenal insomnia, kesulitan tidur di malam hari. Tapi, dunia tidur manusia jauh lebih rumit daripada sekadar menghitung domba untuk bisa terlelap.Â
Ada gangguan lain yang diam-diam mencuri kualitas tidur, seperti parasomnia (Barbara atau berjalan saat tidur), REM sleep behavior disorder, dan sleep apnea, yang sering kali tidak terdeteksi hingga berdampak serius pada kesehatan fisik dan mental.
Bayangkan, tubuh Anda seperti ponsel yang perlu diisi ulang setiap malam. Namun, bagaimana jika kabel chargernya rusak, atau baterai Anda terus terkuras karena aplikasi yang berjalan di latar belakang tanpa henti?Â
Ini adalah analogi sederhana untuk menggambarkan bagaimana gangguan tidur bekerja: tubuh terlihat istirahat, tetapi tidak benar-benar pulih.
Siapa, Apa, dan Mengapa Gangguan Ini Terjadi?
Gangguan tidur seperti parasomnia dan REM sleep behavior disorder (RBD) sering terjadi tanpa disadari oleh penderita. Misalnya, Anda mungkin pernah mendengar kisah orang yang berjalan keluar rumah saat tidur atau berbicara tentang rahasia pribadi tanpa sadar. Fenomena ini bukan hanya lucu atau memalukan, tetapi bisa menjadi tanda adanya gangguan neurologis.
Parasomnia, misalnya, bisa dipicu oleh stres berlebih, pola tidur yang tidak teratur, atau bahkan genetika. RBD, di sisi lain, sering kali menjadi tanda awal dari penyakit Parkinson atau gangguan neurodegeneratif lainnya.Â
Jadi, jika Anda atau orang terdekat mengalami tidur dengan perilaku yang tidak biasa, jangan abaikan begitu saja.
Ketika Tidur Menjadi Arena Perjuangan
Seorang wanita bernama Dina (bukan nama sebenarnya) berbagi kisahnya. Ia sering terbangun dengan memar di tubuhnya, tetapi tidak tahu apa penyebabnya. Setelah berkonsultasi dengan dokter, ia didiagnosis dengan REM sleep behavior disorder. Dalam tidur REM, otot-otot tubuh seharusnya lumpuh untuk mencegah gerakan saat bermimpi. Namun, pada Dina, mekanisme ini tidak berfungsi, sehingga ia sering bergerak agresif selama mimpi buruk.