Mohon tunggu...
Kartika Silfani
Kartika Silfani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Kartika Silfani

Mahasiswi Program Studi Psikologi Universitas Syiah Kuala

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pernah Mengalami Body Shaming? Yuk Kenali Dampak dan Cara Menghadapinya

13 Maret 2022   14:14 Diperbarui: 13 Maret 2022   20:33 511
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kulit putih, mulus, hidung mancung, badan langsing dan tinggi semampai dengan tubuh yang kekar menjadi suatu standar kecantikan yang lumrah di Indonesia. Dimana standar kecantikan terkadang menjadi suatu penilaian seseorang terhadap penampilan orang lain. Hal inilah yang menjadi alasan para wanita maupun pria merasa tidak percaya diri dengan bentuk fisiknya . Ditambah lagi dengan olokan dan bullyan dari lingkungan sekitar yang menjadikan fisik seseorang sebagai bahan lelucon. "Emang ada yang mau sama kamu? kan kamu gendut" atau "kok kamu sekarang jerawatan? pasti enggak pintar ngurus diri ya". Celaan fisik, tubuh dan mencemooh penampilan seseorang tersebut biasa disebut dengan isitilah Body Shaming. Warganet tahu tidak body shaming itu apa, atau mungkin pernah mengalaminya sendiri?

Apa Itu Body Shaming?

Adanya bentuk tubuh ideal yang berkembang ditengah masyarakat saat ini membuat orang menjadikannya sebagai patokan untuk menilai hingga menghakimi (body shaming) bentuk tubuh orang lain jika tidak sesuai dengan kriteria ideal. Meski bukan kontak fisik yang merugikan, namun body shaming sudah termasuk jenis perundungan secara verbal atau lewat kata, dan tanpa disadari sering dilakukan orang-orang. Bahkan dalam komunikasi sehari-hari tidak jarang terselip kalimat candaan yang berujung pada body shaming.

Body Shaming tidak hanya mencela ukuran dan bentuk tubuh saja, namun beragam macamnya. Bentuk-bentuk body shaming sendiri antara lain yaitu :

  • Fat Shaming 

Ini adalah jenis yang paling populer dari body shaming . Fat shaming adalah komentar negatif terhadap orang-orang yang memiliki badan gemuk atau plus size.

  • Skinny / Thin Shaming 

Ini adalah kebalikan dari fat shaming tetapi memiliki dampak negatif yang sama. Bentuk body shaming ini lebih diarahkan kepada perempuan, seperti dengan mempermalukan seseorang yang memiliki badan yang kurus atau terlalu kurus.

  • Rambut Tubuh / Tubuh berbulu 

Yaitu bentuk body shaming dengan menghina seseorang yang dianggap memiliki rambut-rambut berlebih di tubuh, seperti di lengan ataupun di kaki. Terlebih pada perempuan akan dianggap tidak menarik jika memiliki tubuh berbulu.

  • Warna Kulit 

Bentuk body shaming dengan mengomentari warna kulit juga banyak terjadi. Seperti warna kulit yang terlalu pucat atau terlalu gelap atau tidak normal secara ideal.

Setiap individu memiliki pengalaman body shaming yang berbeda-beda. Seperti dikatai bulat, gemuk, kurus, tepos, jerawatan, hitam, dan panggilan buruk lainnya. Bentuk umumnya lebih banyak mencela pada ukuran dan bentuk badan, berat dan tinggi badan, serta warna kulit.

Dampak Buruk dari Body Shaming

Sebagian orang kerap melakukan body shaming dan menganggap hal tersebut hanya sebagai candaan. Padahal nyatanya, body shaming bisa berdampak buruk bagi si penerima.Yuk simak apa-apa saja dampak yang dapat ditimbulkan!

    1. Semakin tidak percaya diri (lack of self confidence)

Rasa percaya diri (confidence) menentukan bagaimana seseorang akan menilai dan menghargai dirinya. Dengan mengalami perlakuan body shaming , maka akan membuat seseorang semakin tidak percaya diri dan akan menimbulkan dampak negatif terhadap dirinya. Seperti mudah cemas, merasa gugup yang berlebihan saat-saat tertentu, merasa selalu memiliki kekurangan fisik maupun non fisik akan dirinya, kurang mengenal potensi diri, tidak yakin akan kemampuan yang dimiliki, dan cenderung berpikiran negatif.

    2.  Merasa tidak aman (insecure feeling)

Perasaan insecure ini bisa terjadi saat seseorang merasa malu, bersalah, kekurangan, atau bahkan tidak mampu. Saat merasa tidak aman, seseorang cenderung hidup dalam ketakutan. Akibat yang ditimbulkan adalah seseorang bisa menjadi takut berinteraksi dengan orang lain.

    3. Mengalami gangguan makan (anorexia & bulimia nervosa)

Tindakan body shaming dapat membuat seseorang mengalami masalah gangguan makan atau eating disorder. Anorexia dan Bulimia nervosa merupakan dua jenis gangguan perilaku makan yang mempunyai tujuan yang sama, yaitu menguruskan badan.Anorexia ialah suatu gangguan dimana pengidapnya terobsesi dengan berat badan yang kurus, dan akan melakukan segala cara untuk mempertahankan berat badannya. Sebaliknya, Bulimia nervosa yaitu kebiasaan makan berlebihan yang terjadi secara terus menerus, namun setelahnya mereka akan merasa bersalah dan berusaha memuntahkan kembali apa yang telah dimakan sebelumnya.

    4. Menimbulkan gangguan mental (stress, depresi)

Tindakan body shaming yang muncul setiap saat pada korban tentu dapat mengganggu kesehatan mentalnya. Korban body shaming cenderung memiliki resiko lebih tinggi mengalami masalah psikologis, seperti stress hingga depresi.

    5. Memicu keinginan bunuh diri

Korban yang terus-menerus mengalami perlakuan body shaming tidak menutup kemungkinan akan melakukan tindakan yang dapat membahayakan diri, seperti upaya untuk mengakhiri hidupnya.

                                                                                                   

Cara Menghadapi Body Shaming

Apa warganet pernah atau bahkan sedang mengalami body shaming? Berikut beberapa tips yang bisa dilakukan untuk menghadapi body shaming :

  • Berpikir Positif
  • Membuktikan kualitas diri,
  • Menerima diri apa adanya (self acceptance)
  • Fokus pada kelebihan diri yang dimiliki ,dan berusaha mengubah kekurangan menjadi kelebihan.
  • Menjauhi orang-orang yang sering melakukan body shaming dan yang dapat memberi dampak buruk.

Sebagai masyarakat, kita perlu untuk menjaga kenyamanan dengan saling menghargai kekurangan satu sama lain, dan menghindari ucapan ataupun tindakan yang mengusik kenyamanan orang-orang disekitar kita dengan tidak melakukan body shaming atau menganggap body shaming hanya sebagai candaan semata. Selain itu, kita juga perlu untuk menerima kelebihan dan kekurangan diri masing-masing agar tidak dicemaskan (insecure) ketika mengalami body shaming dari lingkungan sekitar, karena dengan demikian diri kita tidak akan dapat dikontrol oleh orang lain.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun