Dari posternya dengan warna begitu feminim, pemilihan bentuk tulisan untuk judul bahkan logo menyiratkan makna yang begitu dalam dan luas. Bahkan sebelum kita menonton film berdurasi  singkat ini.
Mengangkat isu yang seringkali dianggap tabu agar terangkat dan mengajak masyarakat untuk membicarakannya sebagai hal yang biasa.
Pertumbuhan manusia itu alamiah dan lumrah, apalagi di masa puber dengan peralihan dari masa kanak-kanak menuju dewasa yang begitu cepat. Bukan hanya pertumbuhan fisik tetapi juga mentalnya baik intelektual, emosi dan spiritualnya.
Film ini memang mengajak remaja baik putra dan putri untuk tidak lagi tabu membahas pendidikan seks dengan gurunya, orang tuanya, keluarganya  dan masyarakat memberi perlindungan terhadap mereka dari berbagai macam bentuk kekerasan seksual apapun bentuknya.
Pendidikan seks yang mampu membangun penyadaran buat anak-anak dan remaja tentang pemahaman kesehatan reproduksi sekaligus penyadaran bahaya kekerasan seksual.
Penyadaran yang membangun proteksi tidak menjadi korban dan penyadaran secara holistic untuk tidak pernah membiarkan diri mereka menjadi pelaku.
Tidak ada permakluman terhadap kekerasan seksual, dari bentuk paling kecil sekalipun harus dicegah. Memberi ruang aman baik untuk perempuan maupun laki-laki.
Sulit? Pasti!
Tetapi tentu saja sebuah langkah sesulit apapun perlu dimulai.
Tabik buat pembuat film ini.
Sebuah film yang layak untuk ditonton bersama, meski sayangnya belum ada platform yang menayangkan ini secara resmi. Mungkin dapat menghubungi Film Payung Dara.Â