Saat Cap Go Meh, banyak peziarah yang datang ke Pulau ini. Delta sungai Musi ini memang memiliki pagoda sembilan lantai Dewi Kuan Im dan terdapat rumah peribadatan pemeluk agama Kong Hu Cu.Â
Tetapi, bukan berarti di luar tahun baru kalender lunar Cina, tempat ini ditutup. Kita di sini dapat menikmati pemandangan indah dengan deburan ombak kecil di tepi Sungai Musi.
Banyak orang menyebutnya dengan Pulau Kemarau dengan urband legend kasih tak sampainya Tan Boen An dan Siti Fatimah.Â
Di peta, delta ini disebut dengan Pulau Kembaro. Pulau ini dalam kesejarahan kesultanan Palembang memiliki peran khusus sebagai benteng pertahanan dengan teknik rantai laut yang sempet memukul mundur pasukan VOC dan Pemerintahkan Kolonial Belanda  yang berkali-kali ingin menjatuhkan Kesultanan.Â
Meski Palembang sempat dijajah oleh Kolonial Belanda dengan memporak porandakan sistem pemerintahan menggantikannya dengan keresidenan Palembang. Tetapi, tidak sedikit biaya yang dikeluarkan oleh Kerajaan Belanda untuk membangun sistem pemerinthan dan perdagangan di kota ini.Â
Rumah Saudagar Boen Tjit
Salah satu saudagar kaya yang menguasai perdagangan di Palembang, adalah Ong Boen Tjit. Saat ini rumah mereka masih terawat cukup baik oleh keturunannya. Ada nuansa magis tersendiri saat kita memasuki dermaganya.Â
Menuju destinasi wisata ini memang jauh lebih mudah jika melewati sungai, karena sulit sekali memarkirkan kendaraan jika kita ke sana menggunakan jalur darat.
Kampung Kapitan dan Kampung Al Munawar
Masa pemeritahan kolonial dulu terdapat pemerintahan warga. Termasuk untuk masyarakat Timur Asing. Â Di Palembang perdaganan juga dijalankan oleh keturunan Tionghoa dan Arab. Masing-masing komunitas memiliki kapitan sebagai pemimpin komunitas.
Untuk komunitas keturunan Cina di kawasan kampung kapitan dan komunitas Arab di Kampung Arab Al Munawar. Dahulu, pembatas kedua kampung komunitas ini adalah komunitas suku asli Palembang.Â