Tidak ada kemewahab yang disebut tidur siang.Â
Dari Samber THR saya masih mengukur kemampuan celotehan saya. Emang cuma buat berceloteh ternyata, belum ada peningkatan signifikan pada delivery tulisan, meski mencoba konsisten.Â
Pun pengaturan waktu, masih juga berantakan. Padahal dua tahun lalu dan tahun lalu lebig berat. Karena selama beberapa hari saya berada di dusun yang sinyalnya GSM (Geser Sedikit Mati).Â
Demikian pula pemanfaatan fasilitas yang disediakan platform kebanggaan kita ini,masih banyak fitur yang belum mampu saya optimalkan.Â
Menulis Samber THR ini beneran belum ada target sehingga terlalu woles.Â
Sloth ya gitu, ngapain semua terburu-buru toh?. Paling penting kan ikut secara konsisten sebagai latihan jari mengungkapkan apa yang di pikiran dengan lebih terarah.Â
Balik ke pekerjaan, ini yang sempet kocak. Saya lupa jika akhir april lalu habis masa kontrak kerja saya pada sebuah lembaga.Â
Pekerjaannya memang sudah selesai, tetapi laporan akhirnya belum saya kirim. Karena kebetulan saya tengah mengajukan propsal kecil untuk bulan mei dan juni ini.
Saya yang laporan via zoom meeting pun cengar-cengir saat ditagih. Saya menjawab dengan santai "Mohon waktu ya, saya ada kesibukan sedikit akhir-akhir ini".
Pimpinan proyek saya yang jauh lebih mudah dari saya senyum-senyum sambil mengirim screenshoot tulisan THR di Kompasiana ini.Â
Ha ... Ha... Luar biasa perhatian si boss muda yang ganteng satu ini. Sayang kontrak kerja saya dengan dia harus berakhir.Â