Memang masjid ini berkali ganti nama, Â saat baru berdiri masjid ini disebut Masjid Sultan.Â
Lalu pada tahun 1819 dan 1821 dilakukan pemugaran masjid akibat peperangan besar yang berlangsung selama lima hari berturut-turut.
Pemerintah Hindia Belanda yang memberangus Kesultanan Palembang memperbaiki masjid ini. Kemudian nama Masjid Sultan diubah menjadi Masjid Agung.
Titik 0 KM Palembang
Penanda berada di trotoar dengan petunjuk kecil saja.Â
Dengan posisinya yang tepat berada di tengah kota Palembang, tak mengherankan jemaat shalat ied sebelum terjadi pandemi covid 19 membludak bahkan hingga ke jembatan Ampera.Â
Sejak dulu, saya ingin ikut dalam keramaian ini. Namun sampai detik ini belum terlaksana. Apalagi pandemi belum berakhir, keinginan tersebut harus dikubur dulu. Semoga pandemi segera berakhir agar kenikmatan ibadah di masjid semacam ini dapat terlaksana.Â
Jika jalan-jalan ke Palembang, tidak afdol rasanya jika tidak menyempatkan shalat ataupun sekadar menyambangi tempat ini.Â
Ayo main ke Palembang, setelah kunjungi masjid SM Jayawikramo, kita bisa hunting kuliner khas Palembang dengan berjalan kaki.Â