Mohon tunggu...
Kartika Kariono
Kartika Kariono Mohon Tunggu... Pengacara - Ibu Rumah Tangga

Mengalir mengikuti kata hati dan buah pikiran

Selanjutnya

Tutup

Segar Pilihan

Kojima, Perisai Super Hadapi Puasa di Tengah Pandemi

20 April 2021   20:31 Diperbarui: 20 April 2021   20:42 1140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Sumber dari penyakit adalah perut, perut adalah gudang penyakit dan berpuasa itu adalah obat" 

(Hadits Rasulullah Muhammad S.A.W Diriwayatkan oleh Muslim).

Sebagai seorang muslimah, gaya hidup rasul adalah teladan baik perkataan maupun perbuatan, bukan hanya terbatas pada tata cara beribadah dalam hubungannya secara vertikal kepada sang Pencipta. Namun juga dalam tata cara  hubungan sehari-hari secara horizontal  antar sesama manusia dan makhluk hidup di sekitar kita. Tak kalah penting menjalin hubungan yang baik dengan diri sendiri termasuk dengan semesta raya yang berada dalam tubuh kita.

Allah Maha Agung, pencipta sekalian alam ini menganugerahi dalam tubuh kita berupa kita trilyunan makhluk  hidup yang disebut mikrobiotik. Mikrobiotik jahat yang akan menjadi penyakit dan mikrobiotik baik yang menjaga agar tubuh kita dapat tetap hidup.  

Mungkin kita semua pernah dengar bagaimana peran bakteri baik dalam pencernaan kita pada dari iklan yang kita saksikan sejak kecil. 

Ternyata peran mikrobiotik ini tidak hanya sebatas itu dan tidak hanya berada di saluran usus dan pencernaan. Mikrobiotik juga berperan dalam pembentukan otot, metabolisme, anti inflamasi sampai pembentukan imun tubuh. Semua itu tidak akan mampu dikerjakan oleh sel-sel ataupun organ tubuh kita, tetapi sangat membutuhkan kerja keras dari semesta dari makhluk halus yang terdiri dari berbagai macam species dengan fungsi masing-masing. 

Makluk halus dalam makna denotatif ya, karena memang tidak  kasat mata, tidak dapat kita lihat melalui indera penglihatan secara langsung.

Puasa dan Probiotik

Tubuh kita  seperti mesin pabrik juga membutuhkan overhaul, perbaikan sel-sel yang telah mati. Caranya adalah dengan berpuasa. Berpuasa merupakan salah satu cara untuk mengistirahatkan saluran pencernaan, enzim dan hormon yang bekerja terus menerus selama 18 jam sehari. Saat berpuasa akan istirahat selama 14 jam.

Dengan kondisi demikian, sel-sel tubuh akan dapat bekerja dengan lebih terfokus untuk memperbaiki sel tubuh yang telah rusak atau bahkan membuangnya. Termasuk membuang toksin yang ada dalam tubuh.

Selain itu, puasa intermiten dengan jadwal yang disiplin seperti yang dilakukan selama bulan ramadan ini, juga memicu perkembangan bakteri baik yang dapat meningkatkan imunitas tubuh dan pencegahan penyakit. 

Namun, sebagai makhluk hidup, mikrobiotik ini membutuhkan asupan makanan agar dapat berdaya guna bagi keberlangsungan hidup tubuh manusia. Bayangkan saja proses pencernaan makhluk ini ada yang dapat membantu perubahan enzim, bahkan mengubah vitamin agar dapat lebih bermanfaat bagi tubuh kita. Bakteri baik atau probiotik ini  juga butuh makan. Makanan mereka ini yang disebut dengan prebiotik. 

Tenang, jangan  langsung sedih membayangkan betapa ribetnya memberi makan jutaan makhluk hidup itu seperti apa. Prebiotik makanannnya probiotik itu mudah didapat dan enak kok. Salah satunya,  madu. 

Begitu pentingnya madu Bahkan Alqur'an menyebutkannya dalam surah an-Nahl (lebah) ayat 68-69 Allah SWT berfirman: 

''Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah:''Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibuat manusia''...Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya, pada yang demikian terdapat tanda-tanda kebesaran Tuhan bagi mereka yang memikirkan.”   

Madu adalah makanan istimewa sekaligus pengobatan yang telah dikenal dalam ilmu pengobatan sejak zaman dulu. Madu dapat ditemukan dalam berbagai catatan peradaban kuno dunia seperti di Yunai, Mesir, India, Cina, demikian juga berbagai belahan bumi Nusantara. 

Rasulullah Muhammad SAW juga menegaskan khasiat madu tersebut dalam hadits yang diriwayatkan Bukhari: 

''Madu adalah penyembuh bagi semua jenis sakit dan Alquran adalah penyembuh bagi semua kekusutan pikiran (sakit pikiran). Maka aku sarankan bagimu kedua penyembuh tersebut, Alquran dan madu.'' 

Ada begitu banyak kajian mengenai manfaat madu, karena kandungan gula alaminya dapat menjadi sumber energi yang dapat meningkatkan stamina.

 Madu juga mengandung fito nutrien dan berbagai vitamin dan mineral seperti vitamin A (retinol), vitamin E (tocopherol), vitamin K, vitamin B kompleks, vitamin C, serta flavonoid, asam fenolik, dan karotenoid sehingga dapat berperan dalam menangkal radikal bebas,  mencegah dan meredakan peradangan, mencegah reaksi alergi, serta mencegah diabetes, serangan jantung, hingga kanker. Hingga memperkuat sel imun tubuh, yang dapat meningkatkan imunitas tubuh yang sangat diperlukan di masa pandemi seperti sekarang ini.

Apalagi madu juga obat alami terbaik untuk mengurangi gejala flu dan batuk.

Paling penting madu juga makanan yang mudah dicerna bahkan membantu untuk menjaga kesehatan pencernaan. Dengan berbagai fungsinya itu, termasuk  sebagai makanan bakteri baik, madu adalah makanan yang sangat baik untuk dikonsumsi selama berpuasa agar manfaat puasa untuk meningkatkan kesehatan tubuh kita dengan membangun kondisi terbaik untuk mikrobiotik yang bermanfaat bagi tubuh dapat bekerja lebih optimal.

Madu Saja Belumlah Cukup

Selain madu, Alquran juga menyebutkan salah satu prebiotik yakni Korma.  Al-Quran  menyebutkan Korma dalam Surah Maryam ayat 25:  

“Goyanglah pangkal pohon kurma itu ke arahmu, niscaya pohon itu akan menggugurkan buah kurma yang masak kepadamu.”  

Sama halnya dengan madu, korma adalah makanan manis alami yang sangat baik untuk segera mengganti energi yang hilang selama berpuasa sehingga dapat menjalankan ibadah malam ramadan dengan berstamina dan tidak lesu. 

Korma mengandung  vitamin B1,B2, Niasin B3, serta B6 pada kurma, menjadi sumber utama penambahan metabolisme tubuh yang kuat. Kadar karbohidrat, protein, juga lemak yang sangat  bermanfaat untuk meningkatkan imunitas tubuh. Jadi tidaklah mengherankan jika kita disunahkan untuk mengkonsumsi korma sebagai pembatal puasa, lebh baik lagi dalam hitungan ganjil. 

Dalam ilmu pengobatan muslim, ada satu jenis obat andalan yakni blackseed atau jinten hitam. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh dari Abu Hurairah r.a., ia berkata bahwa Rasulullah Saw. bersabda:

 “Sesungguhnya pada jinten hitam itu terdapat obat untuk segala macam penyakit, kecuali kematian.” 

Dok. Pribadi
Dok. Pribadi
Saya pribadi punya kesulitan tersendiri mengkonsumsi jinten hitam. Saya seringkali bersendawa pasca mengkonsumsi jinten hitam. Saya tidak suka pada aroma yang tercium dalam sendawa termasuk aftertaste-nya. Mengkonsumsinya dalam bentuk kapsul juga tidak banyak membantu.

Jinten hitam berfungsi lebih baik dalam keadaan matang atau minyak. PR tersendiri jika harus menyangrai jinten hitam yang aromanya saya tida suka itu. Padahal dengan berbagai khasiatnya terutama untuk perbaikan sistem imun tubuh selama menjalankan ibadah ramadan tentu sangat disayangkan untuk tidak mengkonsumsi jinten hitam.

Kojima, Madu dengan 3 kebaikan yaitu Korma, Jinten Hitam (habbatusauda) dan Madu

Selama ini saya memang biasa mengkonsumsi madu yang dilarutkan dengan air hangat atau dingin dan madu sebagai menu berbuka puasa dan sahur sebagai pengganti teh manis. 

Sayangnya, saya baru tahu ada cara yang lebih praktis. Ternyata ada produk dari deltomed yang praktis dan berkhasiat memadukan madu, kurma plus jinten hitam dalam kemasan praktis, Kojima.


Ini bener-bener inovatif, ekstrak 3 makanan super yang disebutkan dalam Al-qur'an dan hadits  yang dapat menjadi pendongkrak imunitas tubuh ada dalam satu botol. Kemasannya yang compact dengan tutup yang dilindungi menbran khusus cucok meong buat emak-emak yang sering serampangan kayak aku. Gak kuatir akan tumpah-tumpah dan tercecer dimana-mana jika lupa menutupnya. 

Sempat ragu apakah rasa ekstrak jinten hitam yang kurang saya sukai itu  akan merusak citarasa. Ah... deltomed memang luar biasa dalam berinovasi. Mereka memadukan salah satu herba andalan Nusantara yang juga berperan sebagai anti inflamasi dan perbaikan pencernaan, asam jawa (Tamarind Indica) .  Perpaduan rasa manis dan asam yang pas benar-benar dapat menutupi rasa jinten hitam. Saya suka rasanya yang enak, manis dan segar.

Untuk berbuka dan sahur, semakin praktis. Cukup siapkan air hangat atau air es. Beri 1 sdm Kojima, Madu dengan 3 kebaikan yaitu Korma, jinten hitam(habbatusauda) dan madu, lalu aduk dan minum, langsung seger.

Rasanya yang enak memunculkan ide kreatif di kepala saya, saya langsung ingat pada rempah-rempah  di dapur. Kapan-kapan pengen buat masakan dengan kojima ah, agar tidak bosan mengkonsumsi madu dengan berjuta hasiat itu. 

Kojima, Madu dengan 3 kebaikan yaitu Korma, jinten hitam(habbatusauda) dan madu  bukan hanya memberi makan enak buat mulut dan tubuh saya, tetapi juga memberi makan trilyunan mikrobiotik yang ada di tubuh saya, menciptakan semesta yang menopang kehidupan dan kesehatan tubuh,terutama saat berpuasa di tengah pandemi seperti sekarang ini. Sebagai modal kita untuk kuatkan iman, imun, dan aman untuk gebug pageblug. 

Selamat menjalankan ibadah puasa dengan tetap sehat. 

Salam  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Segar Selengkapnya
Lihat Segar Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun