Selama ini saya masih kurang tertarik untuk mempelajari seluk beluk home garden. Â Pertama, saya memang tidak berminat di aktifitas mengolah tanah, kedua. Tidak ada latar belakang pendidikan, pengalaman dan bidang pekerjaan saya yang terkait dengan pengolahan tanah terlebih home garden ini. Faktor ketiga, saya selalu merasa gagal dalam hal bercocok tanam. Tanaman yang saya tanam biasanya berakhir tragis, apapun bentuk tanamannya.Â
Tak perlu dijelaskan toh, hal ini menunjukkan bahwa soal perawatan dan ketelatenan yang bersifat kontinum yang membutuhkan tingkat disiplin tinggi masih menjadi masalah terbesar dalam hidup saya. Jelas itu salah satu kezaliman saya sebagai hamba-NYA.Â
Boleh jadi mulut merapalkan doa nabi Yunus A.S saat diperut ikan paus yang termaktub dalam QS al-Anbiyaa :87 Â " "Lailaha illa Anta subhanaka inni kuntu minadhdhalimin ( Tidak ada Tuhan selain Engkau. Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang zalim)". Namun terus saja diri ini berbuat zalim, bahkan kepada diri sendiri.Â
Kezaliman ini harus dikikis, agar diri ini mampu menjadi makhluk  yang pandai bersyukur.Â
Salah satu cara untuk melatih mendekatkan diri kepada Allah adalah mendekatkan diri dengan ciptaan-NYA, yang dapat dilakukan  dengan cara yang paling sederhana. Tidak perlu naik ke gunung tinggi untuk itu.
Untuk mendekatkan diri dengan ciptaanNYA dapat dimulai dari yang ada di dekat kita. Tempat kita bernaung, dimana kita menghabiskan waktu dari hari ke hari. Dari rumah kita sendiri, dari pekarangannya.
Nama lain surga adalah Jannah yang artinya kebun (yang ditanami berbagai macam buah-buahan). Boleh jadi tafsirku sangat remeh, tetapi mengapa tidak memahami esensi surga itu dari hal yang sangat sederhana, kebun yang mampu menyediakan kebutuhan kita sehari-hari?.Â
Sebagai khalifah di muka bumi, manusia ditugaskan untuk beribadah kepada Tuhan, berbuat baik dengan sesama manusia dan turut menjaga kelestarian alam.Â
Berkebun di rumah sendiri itu dapat menjadi jalan sederhana untuk ikut serta menjaga kelestarian alam. Berkebun di rumah akan memberikan motivasi luar biasa kepada saya untuk lebih eco lifestyle secara bertanggung jawab.Â
Pupuk, pestisida alami hingga bahan pembenah tanah dapat memanfaatkan sampah organik  sehari-hari. Tentu saja hal ini memerlukan peningkatan skill, baik belajar on line, membaca buku, bertanya dengan para ahli dan paling penting mempraktikkannya.
Saya tahu itu tidak mudah, tetapi  bukan berarti tidak mungkin bukan?, doakan saja saya istiqomah menambah skill ini. Meski mungkin tidak praktik tetapi boleh jadi akan diamalkan ditempat lain. Semoga Allah meridhoi. "Ya Rabbku, tambahkanlah imu kepadaku"( At Thaha :114). Aamiin.