Mohon tunggu...
Kartika Kariono
Kartika Kariono Mohon Tunggu... Pengacara - Ibu Rumah Tangga

Mengalir mengikuti kata hati dan buah pikiran

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Yang Tak Tergantikan: Kehangatan Ibu di Meja Makan

16 Januari 2021   21:58 Diperbarui: 16 Januari 2021   22:10 417
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
tangkapan layar Disney+ Hotstar

Sebuah film 2021 bertema keluarga yang tayang awal tahun 2021 ini. Menghangatkan, pasca menontonnya langsung ingin peluk Ibu dan anggota keluarga lain di rumah. 

Akhir pekan ini, sepulang kerja saya dan suami memilih mantengin tv di rumah dengan menonton streaming disney+, 

Yang Tak Tergantikan, sebuah film produksi Falcon Pictures. Boleh jadi gaungnya teredam dengan penanyangan WandaVision kemarin. Tetapi lantunan lagu originial soundtrack yang dinyanyikan oleh pemainnya memancing rasa penasaran untuk menyaksikannya. 

Kisah yang Begitu Dekat dengan Kondisi Kekinian Masyarakat

Film besutan karya sutradara Herwin Novianto, mengangkat kisah yang sesungguhnya sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari kita. 

Film ini berkisah tentang perjuangan seorang single parent yang berusia 50-an tahun, Aryati (Lulu Tobing) yang baru saja bercerai dengan suaminya. Ketiga anaknya hidup Bayu (Bayu), Tika (Yasamin Jasem) dan Kinanti (Maisha Kanna). Bersama berjuang sebagai keluarga menghadapi badai kehidupan. 

Bayu seorang pekerja junior perusahaan kontraktor yang hampir kolaps.

Tika dan Kinanti yang masih SMA. Usia masa transisi menuju dewasa dan masih struggle mencari jati diri. Harus menjadi anak keluarga broken home. 

Ia berjuang mencari nafkah untuk kehidupan ia sendiri dan ketiga anaknya. Ia bekerja sebagai sopir taksi online yang harus kerja sampai malam dan di rumah ia harus tetap menyelesaikan urusan domestiknya. 

Tidak dijelaskan secara gamblang penyebab perceraian Aryati dengan sang suami yang pengajar itu. Kecuali rumor yang tidak pernah dibantah atau diiyakan oleh Aryati, bahwa sang suami demen daun muda,mahasiswa bimbingannya sendiri. 

Isu yang sangat lekat dengan kehidupan sehari-hari, ketika istri bercerai mereka harus struggle mencari nafkah. Padahal masih ada 2 anak yang seharusnya menjadi kewajiban ayah meski telah berpisah untuk tetap memberi nafkah, pun begitu sengsaranya sang istri kemungkinan besar sang suami tidak memberi harta gono-gini. Boleh jadi sang suami yang pengajar itu miskin banget, karena rumah Aryati ngontrak, tapi punya mobil. 

Tapi suaminya bisa bersenang-senang dengan pasangan barunya. Tak dijabarkan apakah Aryati sempat menerima nafkah mut'ah dan nafkah iddah. 

Meski diceritakan bahwa sang suami sempat mengajak Kinanti jalan-jalan dan mentransfer uang ke rekening Tika. 

Potret Keluarga Hangat yang Mulai Jarang Ada

Meski mereka keluarga yang berkekurangan. Tetapi mereka tetap saling mendukung satu sama lain. Setidaknya, saat di rumah mereka tetap berusaha makan bersama, terutama sarapan. 

Mereka juga berpantang membawa handphone di meja makan. Bahkan mereka memegang handphone di rumah pun sangat jarang. 

Sehingga mereka menjadi keluarga yang terbuka dan ngobrol dengan penuh kehangatan satu sama lain. 

Tetapi layaknya sebuah keluarga, masalah satu demi satu berdatangan. Aryati mencoba untuk sabar menghadapinya. Ia sangat yakin ia akan mampu menghadapinya. 

Tetapi masalah-masalah semakin menumpuk. Ditambah tingkah anak-anak Aryati yang mungkin biasa saja itu, saat masa menjelang dewasa yang telah labil dan galau. Tetapi dengan tekanan yang bertubi-tubi itu, kemarahan Aryati pecah. 

Padahal selama ini Aryati adalah ibu yang lemah lembut yang  penuh kehangatan dan welas asih serta penuh pengertian.  

Karena kebersamaan mereka yang solid, mereka dapat mengatasi badai masalah yang menimpa mereka satu per satu. 

Pesan Moral yang Gamblang

Kisah yang boleh jadi sederhana, tetapi sarat akan makna. Termasuk gejala-gejala sosial yang coba diangkat oleh sang penulis cerita dan sutradara secara lugas, bahkan diungkap langsung oleh tokohnya. Boleh jadi maksudnya agar pesan moral di film ini segera ditangkap oleh penontonnya tanpa melalui proses panjang intepretasi metafora. 

Bahkan dialog Aryati dan anak-anaknya pun menjelaskan bahwa mereka mampu melawan badai di keluarga mereka ini karena kebersamaan dan keterbukaan mereka di meja makan ditunjang oleh ibu super seperti Aryati.

Kekuatan Akting Lulu Tobing

Salah satu alasan kami menonton film ini karena kangen dengan debut Lulu Tobing.  Sudah lama kami berdua tidak melihat akting Lulu Tobing, cover girl serta pemain sinetron jempolan di masa remaja kami. 

Di era 90s, Lulu dan Ari Wibowo sangat memikat penonton saat beradu akting di sinetron Tersanjung. 

Season pertama saja ya, bukan season-season selanjutnya yang panjang banget itu. 

Di film ini, Lulu Tobing berakting sangat matang. Meski ia terlalu muda memerankan Ibu berusia 50-an. Tetapi akting saat ia ngomelin anaknya terasa "marahin" penonton, atau lebih tepatnya reminding struglenya ibu kita menahan perasaan terhadap segala ulah kita. 

Tiga pemain muda yang berperan sebagai anak-anaknya Aryati pun mampu mengimbangi akting Lulu Tobing. Mengalir begitu natural dan sungguh menghangatkan hati. Sekaligus menyentil kebiasaan buruk kita yang begitu susah lepas dengan handphone yang semakin minim ngobrol dengan keluarga secara langsung. 

Beneran abis nonton film ini langsung peluk anggota keluarga buat ucapin terimakasih kepada mereka, yang telah berjuang untuk bertahan menyayangi diriku. 

Film ini patut mendapat pujian dan masuk nominasi FFI, dimana Lulu Tobing wajib jadi juaranya,sebagai pemeran utama terbaik. 

Sebuah film keluarga yang patut ditonton bersama untuk akhir pekan ini. 

Selamat Malam, Tetap Bahagia. 

Dok. Kompal
Dok. Kompal

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun