Mohon tunggu...
Kartika Kariono
Kartika Kariono Mohon Tunggu... Pengacara - Ibu Rumah Tangga

Mengalir mengikuti kata hati dan buah pikiran

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Anjay, Dia Sebut Kacukan

7 September 2020   14:11 Diperbarui: 7 September 2020   14:34 413
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di Palembang memang bukan tidak ada bahasa umpatan. Tetapi, tidak sedikit kasus penujahan (penikaman dengan pisau) atau anak Palembang menyebutnya dengan istilah basah (maksudnya bersimbah darah) karena tidak terima dengan umpatan. 

Umpatan dan cacian  biasanya hanya keluar dari orang-orang yang marah,  itupun sengaja untuk ribut. Kalau pun ada yang biasa mengucapkan kata-kata kotor dapat dipastikan ia latah atau dari golongan masyarakat yang tidak terdidik ataupun elit (ekonomi sulit), bahkan preman pun hanya kepada orang tertentu jika mengumpat. 

Sependek pengetahuanku dari sejenak pengalamanku. lahir dan besar di Palembang.   Wong Plembang kalau berbicara sangat keras dan menggelegar, tetapi untuk mengumpat sangat dihindari. 

Beda Bahasa, Beda Makna

Sesungguhnya kami semua tahu Dini tak bermaksud demikian.  Pun teman-teman dia yang sengaja seolah tak memperdulikan penjelasannya pun memahami, sekadar iseng saja  untuk pernesan (bercanda) tanpa bermaksud membully sesunggunya.  

Kondisi perut telah kenyang jadi sedikit bisa sedikit menengahi "Kalian tahu nggak kalo keponakan kalian (makusudku anakku)  hampir  memiliki nama tengah Aanjay?".

Tentu saja pertanyaanku itu disambut gelak tawa semua temanku yang ada di situ. Mereka menganggap aku bercanda. Tawa mereka mereda saat melihat aku tidak tertawa.  

Sepuluh tahun sebelumnya, saat diriku tengah mengandung anakkku. 

Eh..kalo aku sebut hamil sepertinya akan ada kompasianer yang mengatakan aku kasar ya. Karena sekarang kata hamil pun banyak media tak berani menyebutkannya  apalagi bunting. Bahkan menyebut Sapi bunting pun terasa kasar, diganti menjadi sapi hamil.   Begitu kasarkah kata bunting sehingga  sapi pun tidak disebut hamil, seperti berita di sini.

Perjalanan Kuala Lumpur-Palembang sangat dekat dan berbiaya murah dengan adamya air asia (semoga bertahan dan tidak benar-benar menjadi air tiada seperti yang disampaikan Bang Tony).  

Bukan hanya orang Palembang yang suka pelesiran ke Malaysia. Banyak juga warga Malaysia jalan-jalan ke Palembang.  Tujuan mereka biasanya wisata belanja kain tenun asli Palembang dan wisata kuliner. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun