Mohon tunggu...
Kartika Kariono
Kartika Kariono Mohon Tunggu... Pengacara - Ibu Rumah Tangga

Mengalir mengikuti kata hati dan buah pikiran

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Pilkada Solo 2020: Hubungan Kang Martabak Jelata dengan Dua Puteri Solo Jelita

25 Juli 2020   00:51 Diperbarui: 25 Juli 2020   10:55 705
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Solo dengan kasunanan Surakartanya berada di Jawa Tengah.  Sejarah panjang gerakan antiswapraja di Slo membedakan nasibnya dengan Yogyakarta. Meski sama-sama penerus dari Kesultanan Mataram Islam yang terpecah karena perjanjian Giyanti pada tahun 1755.

Keraton Solo tidak menjadi pusat pemerintahan, tetapi sebuah cagar budaya dalam  Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 23/1988 tentang Status dan Pengelolaan Keraton Kasunanan Surakarta . 

Pemerintahan ya  berada di pemerintah kota Solo.

Pemimpin Dari Keraton Vs Rakyat Jelata

Di era demokrasi ini menjadi pertanyaan  masihkah eksistensi kepemimpinan dari dinasti yang bersifat feodal memiliki pengaruh?. Persoalannya sejak awal kemerdekaan saja, keberadaan pemerintahan swapraja di Surakarta telah ditolak. Apalagi di masa kepemimpinan Bakubuwono 

Salama belasan tahun, keraton ini konflik kepemimpinan untuk pengangkatan Dualisme kepemimpinan "Raja Kembar " PB XIII.  Meski di tahun 2017 telah dilakukan perdamaian para pihak yang berkonflik dengan melibatkan pemerintah daerah dan pusat.  

He he..keributan keluarga raja harus tunduk pada keputusan pemerintahan dari rakyat jelata.

Perdamaian 2 raja  tidak menyurutkan Kisruh antara  Paku Buwono (PB) XIII Hangabehi dengan sentana dalem atau adik-adiknya yang tergabung dalam Dewan Adat . Di tahun 2019 masih saja situasi memanas dengan aksi gugat menggugat di Pengadilan Negeri hingga usir mengusir antara Sang Raja dan Putrinya, GKR Timoer. 

PB XII memang memiliki 36 putra dan putri dari beberapa istri. Keluarga besar ini tentu menginginkan semua kepentingan terakomodir bukan?.

Keinginan Keraton  Masuk Pemerintah Daerah 

Bulan Desembet 2020 ini, Solo menjadi daerah yang akan menjalankan pilkada langsung. 270 Daerah akan melakukan pilkada serentak. Seharusnya hal yang biasa-biasa saja. Tetapi pilkada Kota Solo ini menarik perhatian ketika Putra Sulung Presiden Joko Widodo memutuskan untuk maju dengan dukungan partai utama PDIP. Menjadi semakin santer ketika semua partai yang menguasi kursi DPRD Solo mendukung Bapak Jan Ethes ini,kecuali PKS. 

Semakin heboh ketika wakil walikota Solo, Achmad Purnomo yang merupakan kader PDI P ini justru tidak mendapat rekomendasi dari PDI P dan menghadap presiden Jokowi. 

Mau gimana Gibran langsung mengantongi rekomendasi dari Ketum PDI P, Megawati Sukarno Putri.

Putri Solo yang Tertolak

 Apa sih yang dibenak kita menyebut putri Solo?.  Karena putri saat ini bermakna sangat luas, tidak hanya sebatas sebutan untuk anak perempuan raja, tetapi sebutan untuk anak perempuan pada umumnya, atau boleh jadi gelar yang disematkan dalam ajang kontes duta wisata. 

Beberapa bulan ini seorang putri Solo, BRA Putri Woelan Sari  mendaftar sebagai bakal calon wakil wali kota secara resmi melalui DPP PDIP. 

Nah, BRA Putri ini beneran Putri Solo. Selain memang namanya sendiri Putri, beliau juga salah satu cucu dari PB XII. Putri Woelan adalah  putri kandung Mahapatih Keraton Surakarta KGPHPA Tedjowulan, yang sempat menjadi raja kembar Surakarta selama beberapa tahun lalu.

Proses yang  panjang ternyata menyingkirkan putri Solo BRA Putri Woelan  menjadi pasangan calon walikota Solo. Gibran cukup memiliki pasangan hidup dari Putri Solo  2009, Selvy Ananda yang mendapat gelar Putri Solo dari kontes duta pariwisata kota Solo. 

Gibran akan maju ke pilkada solo 2020 resmi maju sebagai pasangan cawako berpasangan dengan Teguh Prakosa, cawawako.

Jika tidak dapat menjadi pasangan, mengapa tidak sekalian maju saja sebagai walikota. Sebagai lawan tanding. Putri keraton jelita ini memilih untuk ikut bertarung di pilkada melawan Kang Martabak jelata. 

Pendaftaran hingga bulan September 2020 tentu saja masih membuka peluang siapa saja untuk maju ke bursa pemilihan pilwakot ini. Sementara ini digadang-gadang akan ada pasangan Bagyo Wahyono-FX Supardjo alias Bajo dari jalur independen, meski masih tahap proses pengumpulan dukungan. 

Juga sudah ada santer pemberitaan kemungkinan sepupu GRA Putri Wulan juga akan maju sebagai calon walikota dalam pilkada kali ini. 

Baca juga : Menanti Serunya Pertarungan Tukang Martabak dan Pangeran TikTok

Meski belum jelas juga jalur apa yang akan diambil oleh sang pangeran. Sedangkan Putri Woelan sowan ke PKS. Meski tentu saja suara PKS tidak mencukupi untuk mengusung sang Putri maju melawan Gibran, juragan katering itu.

Apakah Solo akan mencatatkan sejarah bagaimana membangun  dinasti politik,  baik dari  keraton ataupun rakyat jelata dapat bertarung, kita lihat saja nanti. 

Sebagai pengantar tidur kita dengarkan bersama salah satu tembang keroncong legend dari Sundari Soekotjo, Putri Solo.


Selamat Malam, Selamat beristirahat. Tetap Bahagia.

Kompal Lawan Corona
Kompal Lawan Corona

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun