Solo makin rame aja di pemberitaan negeri ini. Padahal kan kota nya gak gede-gede amat. Secara administratif ya, bukan Solo Raya.Â
Orang Solo dikenal dengan sosok lemah lembut khas kepribadian Jawa. Di kampung kami, Sukorejo Palembang. Kalo ada orang ngaku keturunan Solo tapi lebih cewawakan dari orang Ulu (sebutan kami terhadap penduduk suku asli Sumatera Selatan), jelas kami ragukan.Â
Pilkada Solo 2020,Petarung Solo?Â
Nama Solo makin sering terdengar di tahun 2020 ini. Ulah Tukang Martabak yang digadang-gadang selama ini tidak memanfaatkan previllege sebagai anak walikota Solo, Gubernur DKI dan Presiden RI.Â
Kang Martabak ini mengumumkan akan maju ke pilkada kota Solo 2020. Tak tanggung-tanggung, semua parpol di Solo mendukung beliau untuk maju, kecuali PKS.Â
Juragan katering ini kalo udah niat gak bisa dibendung banget ya. Nggak nanggung.Â
Dia cari istri aja gak nanggung,  jatuh cinta sama orang yang dijuriinnya sebagai putri Solo. Menaklukan hati perempuan yang punya 3B, Beauty, Brain and Behaviour tentu punya strategi khusus, gak bisa cuma ngandelin nama Bapak toh?.  Hingga  bisa dinikahi dan mendapatkan buah hati yang putih,ganteng, lucu membuat rakyat Indonesia jatuh hati dan punya fansnya Jan Ethes, sang cucu presiden.Â
Keputusan ini membuat kecewa beberapa pihak, termasuk pecinta Jkw. Â Memaki dengan komentar "Sama saja ternyata, jika sudah jadi penguasa tetap ingin membangun trah kekuasaan".Â
Apalagi para pasukan gagal move on yang jelas punya bahan bully.Â
Pantas saja pemimpin era dulu menutupi sejarah keturananya jika tak jelas. Dengan mengatakan titisan Dewa atau bahkan muncul dari Gunung. Ken Arok dan Gajah Mada contohnya. Toh peran pencatat sejarah melalui babad jelas ada andil mengenai kisah heroik yang sudah dipisahkan antara mitos dan faktanya. Apalagi Indonesia memang masayarakat yang lebih suka pada tutur daripada tulis, kurang keren rasanya kalo kisah tutur hanya bercerita tentang sosok yang lempeng datar saja. Â
Keluarga besar menjadi penguasa daerah toh bukan cuma trah jokowi, perwakilan Sumsel juga bisa arisan keluarga. Baca saja di Arisan Perwakilan Perempuan Sumsel di Senayan?            Â
Sudah, jangan ngira sekarang aku mau bahas tentang pemimpin negeri ini yang titisan Dipa Negara tanpa Aidit ya. Terlalu ngawur kalo maksa bahas itu juga. Lah kok ditulis? ya biar nanti mau berceloteh tentang itu ada remindingnya gitu lho. Mau terus  aku berceloteh gak nin?.
Dengan menyisakan PKS yang gak setuju artinya Pilkada Solo  bisa jadi diikuti oleh satu calon dengan kotak kosong. Kemungkinan lainnya ditantang oleh calon independen. Gimana sih ini bertarung kok solo. Namanya betarung ya musti ada lawan. Main dan asyik sendiri nanti jadinya bisa halu, kurang tantangan gitu loh.
Kemunculan Pangeran TikTok Lawan Tanding Kang Martabak.
Di media sosial muncullah nama seorang Pangeran Keraton Solo, BRM Soerya Syailenda Supomo. Beliau adalah cucu Paku Buwono XII .
Beberapa media di bulan april lalu membandingkan pangeran ganteng ini dengan Pangeran Brunei. Tak Kalah Tampan dari Pangeran Brunei, Sosok PAngeran Surakarta Ternyata Juga Viral Pernah Main Film. Viralnya karena ia salah satu tiktoker dengan akun   sumpahngapainwdisini menunjukkan kolase foto-foto cowok ganteng ini.Â
Penting banget ya diriku menyebut cowok ganteng, siap-siap dilempar SJW dengan sebutan seksis. Tenang, bukan selera eyke cyin.Â
Pangeran yang pernah main film bersama Velove Vexia, berjudul Cewek Gokil (2011) ini sempat menghebokan jagat infotainment karena diisukan berpacaran dengan almarhumah Jupe, dan sempat heboh mengenai pemberian revisi gelar keraton kepada Jupe dan Syahrini. Â Di tahun 2014 ia dihebohkan berpacaran dengan Nikita Willy.
Peluang Sang Pangeran
Banyak pihak mempertanyakan dengan modal trah kesultanan Surakarta apakah ia memiliki peluang besar untuk mengalahkan Sekadar Kang Martabak dan Juragan Katering?. Tentu saja publik kota Solo yang dapat menjawabnya.
Tetapi, di tahun 2014 tidak ada satupun anggota keluarga Keratoon Solo  yang dapat mewakili rakyatnya di kursi parlemen, termasuk sang pangeran. GKR Koes Indriyah  pun,  dilantik sebagai Anggota Pergantian Antar Waktu (PAW) menggantikan Dr. H. Sulistyo, M.Pd yang telah wafat 14 Maret 2016 akibat insiden yang terjadi di Rumah Sakit (RS) Mintoharjo.
Di tahun 2019, di Solo pertarungan perebutan kursi DPD pun dimenangkan oleh keterlibatan aktif kepartaian PDI-P.  Dimana Chasyta Ariwi Kathmandu  peraih suara tertinggi di Kota Solo, mengalahkan GKR Koes Indriyah yang sebenarnya incumbent di DPD Jateng.  Betul memang
Casytha seorang karyawan bank dan dosen  memang  bukanlah orang partai. Namun perlu  tahu jugas siapa di belakangnya. Di usia muda, baru pertama kali terjun di politik langsung mempoleh suara besar. Casytha merupakan putri dari Ketua DPD PDI Perjuangan Jateng Bambang Wuryanto. Ditambah. dalam perebutan kursi DPD RI kali ini, hanya Casytha lah ''orang PDI Perjuangan'' yang ikut, otomatis suara kader dan simpatisan PDI Perjuangan melimpah hanya kepada putri Ketua PDI Perjuangan Jateng tersebut.
Basis PDI P di Kota Solo tampaknya masih sangat besar. Jika pemilihan DPD yang seharusnya bukan dari partai tetapi partai dapat sangat berpen apalagi ini pemelihan ekskutif dimana PDI P sebagai partai pengusung utama.
Kita lihat saja apakah Sang Pangeran TikTok akan benar-benar tampil gagah perkasa melawan Kang Martabak.
Selamat Pagi, Tetap Bahagia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H