Balik lagi apa sih tujuan menulis di K. Sekadar buang unek-unek, jurnal pribadi menjadi catatan pemikiran, iklan produk baik terang-terangan maupun terselubung.Â
Media cari temen sekaligus cari musuh, cari duit atau popularitas. Sepertinya bebas aja di K gak ada pelarangan sepanjang mengikuti aturan yang ada di K.Â
Begitu banyak penulis K berkualitas belum tentu femes, sebut saja almarhum Rusdi Mathari yang begitu bernas tentang kepenulisan. Tingkat hit biasa aja untuk ukuran tulisan beberapa tahun lalu.Â
Media untuk membuat terkenal? Sang ahli segala,Bossman sontoloyo Mardigu gak jadi terkenal dengan punya akun dan tulisan di K. Dia terkenal di media  lain yang lebih mudah dikenal massa dan punya basis massa sendiri.Â
Meski 1 windu punya akun, saya ini penulis pemula saya sering baper. Apalagi sebagai penulis kasta centang hijau yang gak punya hak langsung dilabelin.Â
Sering harap-harap cemas, karena masih menganggap indikator kualitas dari tulisan demikian.Â
Saat diinbox admin mau ngamuk aja. Padahal cuma diinbox, cuma kita yang tahu, seringkali peringatan juga bersifat generik. Isinya jamak ditujukan kepada banyak orang.Â
Malu deh pernah GR banget. Admin gak secinta atau sebenci yang kukira.
K Reward?, ayolah.. Diriku  sadar diri aja, penerima K Reward memang sudah seharusnya dengan perjuangan mereka.
Toh penulis favorit saya yang tulisannya bernas belum tentu dapat  K Reward kok. Apalagi saya yang lebih sering jadi pembaca pasif persis silent reader di WAG.
Terima kasih ya buat para K'ers yang tetap menulis dan memberi insight dalam setiap tulisannya. Kita tahu semua tetap bertahan di platform ini dengan berbagai dramanya itu luar biasa.Â