Rasanya enak banget, ya meski kalo apes dapet kemplang yang bau ikannya kerasa banget. He he  maksudnya bau ikan yang kualitasnya kurang baik. Dimakan dengan saos sambal cair yang disiramkan diatasnya. Jadi rasanya asin, gurih, kriuk dengan tambahan rasa pedas, perpaduan yang asik. Kenikmatannya juga dimulai dari menyiramkan saos, mencolek-colekknya dan mengunyahnya dengan suara kriuk-kriuk yang memunculkan sensasi tersendiri.Â
Karena diriku tidak langsung makan seperti teman-teman lain, tetangga yang membelikan membungkuskan 4 buah kemplang yang lebih dahulu disiram saos sambal. Seneng dong dan masuk kaleng ajaib lagi. Berharap buka puasa bisa menikmati kemplang tunu renyah gurih dan pedas itu. Saat menjelang buka seperti biasa kaleng sudah kubawa kemana-mana yang seringkali membuat Bapak dan Ibuku senyum-senyum lihat ulahku.Â
Seringkali juga sambil menunggu bedug magrib seiisi rumah tebak-tebakan apa isi kaleng ajaibku. Â Hingga waktu maghrib tiba, segera aku membuka kaleng dan menyantap kemplang yang menciut, alot, liat susah dikunyah. Sedari kecil diriku yang ciwek langsung nangis dan nuduh kakakku kalo diriku dijahilin, kenapa bisa kemplangku mengecil pasti ada yang menukarnya. Penjelasan dari kakakku tidak aku terima, tetap yakin kemplangku ditukar. Hukum perubahan fisika belum masuk nalarku saat itu. Kalo diinget atau diingatkan bagaimana ributnya aku sore itu sering malu sendiri.
Pengalaman perubahan fisik makanan kaleng ajaib ini bukan terjadi sekali itu saja, coklat cap ayam  yang meleleh  sampai dasar kaleng (baru ngeh jika coklat mencair cukup pad a suhu badan), kelapa parut (biasanya sebagai topping gatot, tiwul ataupun klepon) yang berubah rasa menjadi asam, susu yang menggumpal gara-gara kucampur dengan air jeruk dan kusimpan di kaleng ajaib itu.Â
Makanan yang berbau menyengat juga mempengaruhi aroma makanan lain karena dimasukkan dalam wadah. Bener-bener kaleng ajaib . Meski kualami sejak kecil pengalamanku tentang perubahan  fisik  makanan pada pelajaran IPA juga sering teringat pada keajaiban kaleng ajaibku.Â
Kaleng ajaibku mungkin sudah lama musnah, tapi kenangannya tersimpan dari laci memoriku mengunci ingatanku saat menjalankan puasa di masa kecil. Kadang komedi tak mesti membuat tertawa terbahak-bahak bukan?. Kenyataan yang berubah jauh dari kehidupan masa lalu sebenarnya akan jadi sebuah komedi juga kala kita hendak berkalang tanah nanti.
Salam Kompal selalu, tetap bahagia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H