Mohon tunggu...
Kartika Kariono
Kartika Kariono Mohon Tunggu... Pengacara - Ibu Rumah Tangga

Mengalir mengikuti kata hati dan buah pikiran

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Pesan Sederhana Puasa: Senyum Itu Ibadah

6 Mei 2020   12:07 Diperbarui: 6 Mei 2020   12:06 593
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jika iklan sirup sangat sering tayang, pertanda semakin dekat dengan bulan puasa. Era akhir 90-an sampai 2000-an justru iklan sirup itu ditayangkan di siang hari di cuaca terik saat pulang sekolah pula melihatnya.  Bukan hanya berkesan jadi penuih dendam untuk memastikan buka nanti harus minum sirup, bahkan kalo bisa merk yang diiklankan itu. Efek sampingnya bukan masalah, yang penting dendam terbalaskan saat berbuka.

Menyenangkan menjelang bulan ramadan dan idul fitri semakin banyak iklan-iklan kreatif penuh pesan moral, kocak atau  menggunakan talent artis yang jor-joran.

Produk yang diiklankan bukan hanya makanan seperti mi instan, yang jingelne saja masih meracuni dengan lirik seperti ini "hari ini kita puasa....." itu loh .  rokok, provider, perusahaan minyak, dan banyak lagi bisnis yang sengaja membuat iklan khusus bulan ramadan, dengan tema keberagaman, toleransi, kasih sayang   dan nasihat untuk mengembalikan khittah puasa pada tujuan seharusnya. Ajakan untuk memperbanyak amal ibadah dengan tulus ikhlas hanya kepada Allah Ta'ala.

Saat ini iklan bukan hanya berseliweran di televisi, boleh jadi karena saya sekarang sudah sangat jarang menonton televisi. Channel youtube yang sekarang jadi alternatif hiburan semakin banyak iklanya, meski kita masih punya kuasa untuk skip jika telah melampaui beberapa detik.  Tim kreatif harus sangat jago agar iklan ini tidak terlewatkan. Tidak perlu muluk atau ribet, ya karena memang penonton youtube cenderung suka hal yang tidak bertele-tele.

Saat ramadan ada banyak iklan dengan balutan resep praktis misalnya, yang jelas membuat para Ibu biasanya menonton iklan sampai selesai sebagai inpirasi menyiapkan menu buka dan sahur. Iklan yang kocak juga biasanya jarang dilewatkan begitu saja.  Juga banyak insan kreatif yang sengaja membuat iklan ramadan dengan plot twist dan membuat kita mewek ingat betapa besar dosa kita dengan orang-orang di sekitar kita.

Mungkin iklan ramadan yang akan diriku share bukan iklan yang semua orang tahu.  Diriku menyukai iklan ini sebagai salah satu iklan sederhana tetapi cukup mengena di hatiku. Dengan talent bukan dari artis terkenal tapi aktingnya sangat natural, dibuat seperti vlog pada umumnya.Iklan ini  sempat terlihat ramadan tahun lalu.

Ceritanya sederhana, tentang seorang kurir yang harus tetap mengantar barang di siang hari yang panas saat berpuasa. Dalam menjalankan tugas,  ia tetap semangat dengan tetap menebar senyum kepada pelanggan. Anehnya, dengan senyum yang begitu hangat itu malah disambut  pelanggan dengan cibiran yang mengira ia tak berpuasa. Karena puasa, tentu saja ia tak marah. Ia tetap menjawab dengan sangat ramah.

Bahkan ada pelanggan yang ngomel gara-gara merasa tidur siangnya terganggu  saat puasa, dan sama dengan pelanggan lainnya mencibir mengira sang kurir tak berpuasa dengan senyum sumringah penuh semangat itu. "kalo puasa gak boleh bohong loh,Mas. Apalagi pake senyum lebar gitu" duh nyebelin banget deh si pelanggan yak.

Puasa-puasa kok fitnah orang itu.   Sang kurir baru menyadari ternyata ada makanan nyempil di giginya saat ia berkaca di spion dengan pesan. Di akhir iklan tertuliskan "Sehabis sahur, baiknya kumur agar jauh dari fitnah".  

Diriku sempat ngakak pertama kali  lihat iklan ini.  "Yaelah Kang Kurir, kalo abis sahur ya gosok gigi yang bener dulu dong.  'Kan mau subuhan" itu yang terlintas dalam . Tuh kan, susah banget hati ini menghilangkan sifat nyenyes (nyinyir) yang kadang gak ada hubungannya dengan kita sama sekali.

Iklan ini memberi peringatan kepada diriku saat puasa yang paling berat itu adalah mengurangi ghibah yang mengarah ke fitnah. Apalagi saat bermain medos, hati ini cenderung diliputi rasa iri yang begitu kuat, rasa dengki yang membuat hati ini mudah terluka hanya melihat postingan teman kita.   Bahkan kala kerabat  menunjukkan connecting happines dengan berbagi malah  memunculkan hasssad menuduh orang itu riya'. Nah loh?

Seringkali diriku lupa dosa besar ini dimulai  dari  hal-hal yang terlihat sepele.  Puasa itu bukan sekedar menahan lapar dan haus, puasa juga melatih diri ini untuk menjaga emosi. Dan jauh lebih penting dari semua  itu, puasa juga mengajarkan kita untuk bersyukur apapun keadaan kita untuk menjaga batin ini tetap bahagia. Dengan kondisi yang bahagia, kita akan lebih mudah pula connecting happiness kepada orang-orang di dekat kita.  Semua berawal dari niat, tuntaskan niat baik kita dengan keikhlasan


Pesan puasa itu tidak harus berat-berat banget 'kan yang penting ngena di hati. Hal yang baik.Karena  Ibadah puasa itu sesungguhnya untuk melatih diri agar menjalankan menjalankan ibadah dengan penuh syukur dan ikhlas  di bulan-bulan selanjutnya. Agar kita menjadi mukmin yang mengejar cinta Allah sesungguhnya.

Salam Kompal Selalu, Tetap Bahagia.

Kompal Lawan Corona
Kompal Lawan Corona

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun