Mohon tunggu...
Kartika Kariono
Kartika Kariono Mohon Tunggu... Pengacara - Ibu Rumah Tangga

Mengalir mengikuti kata hati dan buah pikiran

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Puasa Untuk Hidupkan Rasa Bahagia

5 Mei 2020   12:14 Diperbarui: 5 Mei 2020   12:21 429
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto : Livescience.co,

Masa pandemi covid 19 dengan kebijakan physical distancing mengubah gaya hidup kita. Dalam beraktifitas sehari-hari, bekerja, belajar bahkan dalam beribadah. Kebijakan phyisical distancing menyebabkan kita tidak dapat melakukan aktifitas sosial yang biasanya kita lakukan pada bulan ramadan seperti biasanya. Masjid, yang biasanya dipadati untuk berbagai kegiatan ibadah bersama menjadi sepi karena kebijakan pembatasan. 

Shalat  lima waktu berjamaah, tadarus  (bahkan ibadah tadarusan bersama di rumah pun tidak dapat kita lakukan), buka bersama, shalat tarawih hingga iktikaf di masjid tidak dapat dilakukan demi mencegah penyebaran virus corona yang  sampai hari ini belum diketahui bagaimana mengobatinya.  Apalagi kegiatan ngabuburit, buka bersama di luar yang seringkali jadi ajang reuni dan silaturahim dengan tema, saudara yang jarang ditemui harus dicoret dari daftar. 

Demikian pula kegiatan amal, jika biasanya bisa mengunjungi panti asuhan, panti werdha ataupun panti sosial lain, berkegiatan berbagi kebahagiaan hingga buka bersama pun tidak dapat kita lakukan.  terjadi sedikit kehampaan hati di bulan ramadan tahun ini karena sulitnya menjalani ibadah dalam kebersamaan.  Sebagai makhluk sosial, kita akan jauh merasa lebih bahagia, saat kita berada diantara orang-orang apalagi bersama dengan orang-orang yang kita cintai.

Betapa merana kita begitu banyak agenda yang kita rencanakan untuk mengisi bulan puasa ini wajib di-pause sementara. Pandemi yang dalam pemberitaan hanya dialami sebagian orang, tetapi harus semua orang mencegahnya. Kita bersama-sama melawan corona.  Wujud solidaritas sesungguhnya justru betul-betul diuji kala kita melakukan physical distancing ini.  

Ramadan yang menyedikan

Menyedihkan benar puasa ramadan tahun ini ya?.  Padahal Ramadan adalah bulan yang seharusnya disambut dan dijalankan dengan penuh kegembiraan sebagaimana diriwayatkan oleh Nasai, Rasulullah Muhammad SAW bersabda : ”Telah tiba kepada kalian bulan penuh berkah. Allah mewajibkan kalian berpuasa di bulan ini. Pada bulan itu pula pintu-pintu surga akan dibuka, pintu-pintu neraka akan ditutup, dan setan-setan akan dibelenggu. 

Pada bulan tersebut ada satu malam yang lebih baik dari seribu bulan. Siapa yang terhalangi untuk mendapatkan kebaikannya, maka sungguh ia telah dihalangi (benar-benar tidak akan mendapatkannya).”. Di bulan ramadan  Allah SWT memerintahkan kaum beriman untuk berpuasa  melalui surah Al Baqarah ayat 183 yang artinya: "Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.", dan di  QS al-Haj ayat  32 Allah berfirman " Demikianlah (perintah Allah). Dan barangsiapa mengagungkan syiar-syiar Allah, maka sesungguhnya itu timbul dari ketakwaan hati.”

Sebagai Muslim, tentu tidak sepatutnya bagi kita bersedih hati di bulan ramadan. Puasa pada dasarnya mengajarkan kita tentang rasa syukur akan segala nikmat yang dberikan Tuhan kepada kita. Seringkali, kita melupakan itu. Meski banyak melimpah makanan, kita diperintahkan untuk menahan lapar, dahaga dan menjalankannya dengan penuh kesabaran (dengan menahan emosi)  untuk ikut merasakan yang dirasakan oleh saudara kita yang hidup dalam kefakiran. Kita diperintahkan untuk mengendalikan nafsu purba pada hipotalamus (otak belakang). Makan, minum (termasuk sekresi dan metabolisme) dan dorongan seksual  dituntaskan untuk mencapai kepuasan, semua dikendalikan untuk mendapatkan rasa kepuasan lain, mencapai rasa bahagia dengan cara yang berbeda.

Puasa itu, menahan diri dari untuk menyadarkan kita bahwa maha pengasih memberi bagian otak kanan dan kiri yang lebih besar, yang seharusnya benar-benar difungsikan untuk meningkatkan kualitas hidup kita di dunia dan mempersiapkan bekal di akhirat.  Mencari kebahagiaan sejati untuk memperoleh ketenangan batin dengan semakin mendekatkan diri kepada sang Pencipta, pemilik kehidupan sesungguhnya.

Pandemi Mengajarkan Kita Syukur dan Ikhlas dalam Ibadah

Betul, kondisi saat ini memukul perekonomian kita, tidak sedikit dari kita yang kehilangan penghasilan. Saat kita pernah merasa lapar inilah kita menyadari ada orang-orang di sekitar kita yang lebih sering terancam kelaparan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun